Dari Tiru Inovasi, Modifikasi dan Ciptakan 

Oleh: Suparnyo, pegawai Direktorat Jenderal Pajak

 

Made in China, kalimat itulah tercantum pada kebanyakan produk yang kita beli. Pemotong rumput misalnya, hingga alat-alat dapur. Kalau kualitas dan keawetan masih bisa diperdebatkan, tetapi yang pasti lebih murah.

Bahkan di tahun 2021, mengutip data dari Organisation Internationale des Constructeurs d’Automobiles (OICA), China menjadi negara produksi mobil terbanyak dengan angka 26.082.220 unit. Mengungguli dua negara yang dikenal sebagai raksasa otomotif dunia, Amerika dan Jepang.

Mengapa China atau Tiongkok bisa demikian?

Buku Tech Titans of China karya Rebecca A. Fannin adalah jawaban atas bagaimana sektor teknologi Tiongkok menantang dunia dengan berinovasi lebih cepat, bekerja lebih keras, dan memasuki pasar global. Itu karena kebutuhan merupakan ibu dari penciptaan.

Dalam waktu kurang dari dua dekade, inovasi teknologi Tiongkok telah berkembang dan melalui tiga fase perkembangan: dari dibuat tiruannya di Tiongkok, lalu diciptakan di Tiongkok, dan kini, tren terbesar untuk menjadi ditiru dari Tiongkok, yang berarti perusahaan-perusahaan AS meniru inovasi-inovasi Tiongkok.

Sebuah cetak biru “Made in China 2025” dibuat untuk menutup kesenjangan dalam kepemimpinan teknologi. Caranya dengan membangun perusahaan-perusahaan nasional menjadi juara-juara teknologi global yang kompetitif dan meraih kepemimpinan teknologi dalam sektor-sektor yang bermunculan termasuk robot, kendaraan energi baru, bioteknologi, perlengkapan daya, teknologi luar angkasa, dan teknologi informasi generasi selanjutnya. Semuanya untuk meraih supremasi.

Pemerintah Indonesia sebenarnya sangat serius terkait SDM yang dapat menghasilkan inovasi-inovasi hebat. Kebijakan APBN 2023 dalam mendukung peningkatan kualitas SDM Indonesia yang terampil, produktif, dan berdaya saing. Di antaranya melalui peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah dalam Belanja Pemerintah Pusat tahun 2023 mengalokasikan sebesar Rp234,1 triliun untuk bidang pendidikan.

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 128/PMK.010/2019 juga memberikan Super Tax Deduction pada industri yang terlibat program pendidikan vokasi, meliputi kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan inovasi. Insentif berupa pengurangan penghasilan bruto paling tinggi 200% dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan praktik kerja, pemagangan, dan/atau pembelajaran.

Penghargaan berupa inovasi sudah banyak diberikan oleh hampir semua institusi. Apakah ada yang salah? Persepsi bahwa inovasi harus terkait aplikasi mungkin salah satu penyebab. Misalnya terkait adanya integrasi sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE). Presiden Jokowi sampai melarang kementerian dan lembaga membuat aplikasi baru.

Inovasi tidak melulu aplikasi. Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah contohnya, mengeluarkan kebijakan penggunaan produk lokal unggulan daerah yang diatur dalam Peraturan Bupati nomor 1 tahun 2015 untuk mendorong terciptanya lapangan kerja dan tumbuhnya wirausaha baru, serta memotivasi pelaku UMKM untuk meningkatkan kapasitas produksi dan melakukan diversifikasi produk yang berkualitas dan berdaya saing.

Kemudian Kabupaten Kulon Progo Provinsi Yogyakarta mengeluarkan kebijakan “Bela dan Beli Kulon Progo” pada tahun 2012 dengan tujuan untuk mengajak masyarakat Kulon Progo membangun perekonomian daerahnya dengan cara memproduksi dan mengonsumsi produk Kulon Progo. Di antaranya dengan mewajibkan penggunaan bahan baku lokal dalam semua proyek infrastruktur di Kulon Progo.

Hampir semua daerah juga melakukannya, tetapi seringnya hanya melaksanakan kewajiban dari Pemerintah Pusat untuk melakukan program pendampingan pada UMKM. Betapa banyak produk-produk UMKM yang coba dijual di sudut-sudut bandara yang akhirnya hanya merusak pemandangan dan tidak laku. Apakah tidak ada seleksi atas produk-produk yang dipajang? Ini harus dijawab dengan serius. Kurasi harus dilakukan oleh para ahli, dari kualitas bahan sampai model kemasan.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki juga menyoroti produk-produk UMKM Indonesia yang hanya seputar keripik dan aneka kuliner lainnya. Teten juga mengatakan bahwa UMKM yang akan mendapatkan pendampingan haruslah UMKM yang memiliki produk inovatif dan tidak lagi berbasis teknologi rendah. Negeri ini sangat kaya akan hasil alam yang bisa dijadikan produk-produk ciamik.

Suatu produk tidak ada gunanya kalau tidak ada konsumen yang membelinya. Berdasarkan data terkini World Population Review per 8 februari 2023, China tercatat memiliki jumlah penduduk terbesar sebanyak 1,425 miliar jiwa. Disusul oleh India, lalu Amerika. Indonesia pada urutan keempat dengan 276,6 juta jiwa. Dengan globalisasi dan digitalisasi, maka pemasaran dan pembelian bisa dari mana saja, tidak jadi kendala, dan China sudah membuktikannya.

Dalam wawancara pilihan oleh Graham Allison dan Robert D. Blackwill bersama Ali Wyne, jawaban Lee Kuan Yew ketika ditanya “Apa strategi Tiongkok untuk menjadi nomor 1?” adalah “Orang-orang Tiongkok menyimpulkan bahwa strategi terbaik mereka adalah membangun masa depan yang kuat dan makmur dan menggunakan pekerja mereka yang berjumlah besar serta yang semakin terampil dan berpendidikan untuk memproduksi dan menjual lebih banyak dari yang lain.”

Apalah arti bonus demografi kalau kita tidak bisa memanfaatkannya, hanya menjadi pangsa pasar empuk global, pasar dari produk-produk inovatif terkini negara lain.

*) Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.

Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.