Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jawa Timur III mengadakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Inklusi Kesadaran Pajak pada Pendidikan Tinggi bersama Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi (Untag Banyuwangi) secara daring melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting (Kamis, 21/4). Kegiatan tersebut dihadiri oleh 14 dosen pengampu Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) Untag Banyuwangi.

“Bimbingan teknis merupakan tahapan kedua dari pelaksanaan program Inklusi Kesadaran Pajak pada Pendidikan Tinggi sebagai tindak lanjut dari kegiatan sharing session yang telah kita laksanakan bulan Maret lalu,” ujar Kepala Seksi Bimbingan Penyuluhan dan Pengelolaan Dokumen Yunaeni Suhartini dalam sambutannya.

Menurutnya, bimbingan teknis tersebut dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesamaan persepsi tentang arti pentingnya pajak kepada pihak kampus terutama dosen mitra inklusi. 

“Tidak hanya itu, bimtek ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran tentang materi apa saja yang perlu disampaikan dan pendekatan seperti apa yang dapat digunakan dalam menyampaikan materi kesadaran pajak dalam proses perkuliahan di kampus,” terangnya.

Survei mengatakan bahwa 70% dari generasi milenial di Indonesia bercita-cita ingin menjadi seorang entrepreneur atau wirausahawan. Yunaeni yang akrab disapa Yuyun ini juga menambahkan bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menyumbang 60% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional dan mengurangi total pengangguran sebesar 95% dari total tenaga kerja.

“Oleh karenanya, Direktorat Jenderal Pajak berkomitmen untuk memberikan edukasi kepada para generasi muda penerus bangsa tentang pentingnya pajak dalam pembangunan bangsa, yang mana kami tidak bisa berjalan sendiri tanpa bantuan dari Bapak Ibu tenaga pendidik di semua jenjang, mulai dari dini hingga pendidikan tinggi,” ungkap Yuyun.

Dalam sesi penyampaian materi hak dan kewajiban perpajakan, Fungsional Penyuluh Pajak Ahli Pertama Nurul Armylia atau yang kerap disapa Army mengutip perumpamaan pajak menurut Menteri Keuangan.

“Pajak itu layaknya tulang punggung di tubuh manusia. Kalau Republik ini ingin bergerak, berdiri tegak, dihormati rakyatnya dan disegani, maka harus ditopang dengan tulang punggung yang kuat. Kalau rapuh, entah osteoporosis, salah bentuk, maka badan ikut kena dampaknya,” ucap Menteri Keuangan Sri Mulyani.

“Pajak itu dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pajak merupakan bentuk gotong royong masyarakat dalam mendorong pembangunan negara dan juga memiliki peranan penting dalam penanganan pandemi Covid-19 dan penyediaan vaksinasi,” imbuh Army.

“Inklusi Kesadaran Pajak pada Untag Banyuwangi ini target akhirnya adalah menanamkan kesadaran pajak kepada mahasiswa, sehingga diharapkan generasi muda nantinya dapat berkontribusi ikut serta dalam memajukan negara kita mendukung Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045,” ucap Army.

Dengan telah dilaksanakannya Bimbingan Teknis Inklusi Kesadaran Pajak, Yuyun berharap kegiatan tersebut dapat meningkatkan kompetensi tenaga pendidik pada Untag Banyuwangi dalam menyampaikan materi kesadaran pajak kepada mahasiswa.

“Kanwil DJP Jawa Timur III berharap kegiatan inklusi pajak pada Untag Banyuwangi dapat berlanjut hingga tahap pemuatan materi kesadaran pajak dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan soal ujian mahasiswa,” pungkas Yuyun.