Ujung Pena Instansi Pajak

Oleh: Yogian Akbar Adiluhung Riyanto, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Menjadi pegawai Direktorat Jenderal Pajak, adalah suatu kewajiban untuk sebisa mungkin memahami segala ketentuan peraturan dan pelayanan produk hukum yang dibutuhkan wajib pajak. Apa pun jabatannya, wajib pajak berpandangan bahwa semua pegawai pajak haruslah penuh keterampilan dan pengetahuan mengenai aspek perpajakan. Tugas utama pegawai pajak memang memberikan pelayanan perpajakan yang sesuai dengan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan yaitu pelayanan prima yang memenuhi kepuasan pengguna layanan diiringi upaya terus-menerus melakukan perbaikan demi tercapanya kesempurnaan. Melaksanakan tugas rutin secara tepat waktu adalah kewajiban yang seharusnya dilaksanakan. Apakah itu semua sudah cukup? Tentu tidak.
Perubahan adalah sesuatu yang pasti terjadi. Satu hal yang tetap tidak berubah di dunia ini adalah perubahan itu sendiri. Tugas dan tanggungjawab pegawai Direktorat Jenderal Pajak tentu juga berubah seiring berjalannya waktu. Yang dulunya dengan mengerjakan tugas rutin secara tepat waktu sudah cukup dan dapat dinilai berkinerja baik, sekarang itu adalah hal yang lumrah dan kurang menarik perhatian. Sekarang, hampir semua pegawai telah melaksanakan tugas dengan baik dan tepat waktu. Entah memang benar-benar niat dari hati ataupun karena demi penilaian atasan yang lebih baik, tidak mengapa. Asalkan berkontribusi baik untuk kantor, sesungguhnya bukan sesuatu yang patut diperdebatkan. Saat ini memang tidak mudah bagi pegawai untuk dapat dinilai menjadi pegawai yang berkinerja baik.
Untuk menjadi pegawai yang diberikan perhatian oleh rekan kerja dan atasan, harus berani melakukan terobosan dan selalu memberikan nilai tambah dalam setiap penugasan yang diberikan. Melaksanakan tugas dengan baik akan menjadikan seorang pegawai mendapat kepercayaan untuk melaksanakan penugasan baru berikutnya. Penugasan baru secara tidak langsung akan meningkatkan softskill. Nilai jual seorang pegawai adalah ketika memiliki soft skill yang spesifik dan tidak dimiliki setiap orang. Soft skill yang mendukung kinerja pegawai Direktorat Jenderal Pajak dalam menghadapi era dunia maya adalah kemampuan menulis, fotografi, dan editing.
Mengerucut ke kemampuan menulis, ini menjadi penting mengingat instansi Direktorat Jenderal Pajak telah meluncurkan situs web baru untuk mendukung penyebaran informasi yang lebih luas dan menembus batas jarak, ruang, dan waktu. Dengan media elektronik dan media sosial yang kuat, selain penyebaran informasi yang andal juga sekalian membangun citra instansi di dunia maya. Penyegaran situs www.pajak.go.id dilakukan setiap saat dengan selalu mengunggah konten tulis setiap harinya. Baik artikel, berita, maupun flash foto yang dikirim di situs tersebut berisi kegiatan kantor instansi vertikal di daerah, ide maupun gagasan perpajakan, serta isu hangat dan viral yang berdampak pada pengaruh masyarakat terhadap pajak.
Penulisnya adalah pegawai Direktorat Jenderal Pajak sebagai bentuk kontribusi pegawai atas upaya publikasi dan penyuluhan tidak langsung. Dengan unggahan tulisan, proses penyuluhan dan sosialisasi menjadi lebih mudah karena tidak dilaksankan secara tatap muka sehingga menghemat waktu dan biaya dengan hasil yang lebih optimal. Untuk mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas konten tulis yang dipublikasikan di situs pajak, Direktorat Jenderal Pajak mendorong diadakannya pelatihan membuat konten dan memberikan beberapa bentuk penghargaan kepada pegawai. Setiap Kantor Wilayah DJP secara berkala mengadakan lokakarya pelatihan membuat konten dengan mengundang narasumber berkompeten dari berbagai pihak.
Mulai dari penulis senior internal DJP dan eksternal, kalangan jurnalis hingga media massa cetak dan elektronik. Upaya lain untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas konten tulis pada situs web pajak adalah merekrut pegawai milenial untuk ikut berkontribusi memberikan buah pikiran berupa tulisan. Anak muda selalu mempunyai ide-ide segar dan brilian yang seringkali tidak terpikirkan oleh pegawai yang lebih senior. Sifat kritis, selalu ingin tahu akan hal baru dan peka terhadap segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar adalah modal utama untuk memulai menulis konten. Ditambah lagi kehidupan anak muda yang tidak lepas dari perkembangan teknologi memudahkan mereka mengunggah konten tulis yang baru saja dibuat. Mereka hanya membutuhkan motivasi untuk memulai menulis.
Jika itu semua sudah, para pegawai milenial akan menjadi kontributor konten yang sangat produktif Humas Kantor Pusat DJP juga setiap tahun mengadakan kejuaraan lomba konten terbanyak yang diikuti seluruh Kantor Wilayah DJP. Untuk tahun 2018, pemenang lomba konten terbanyak pada situs pajak adalah Kantor Wilayah DJP Jawa Timur II. Untuk level pribadi, Humas Kantor Pusat DJP juga akan mengundang kontributor konten terbanyak dan teraktif di situs pajak untuk mengikuti Lokakarya Penulisan Artikel Perpajakan. Di situlah penulis-penulis DJP teraktif berkumpul dalam suatu forum untuk saling bertukar pikiran dan membahas isu yang sedang hangat dan ramai dibicarakan. Pada tahun 2019, Lokakarya Penulisan Artikel Reformasi Perpajakan telah diselenggarakan di Bandung pada tanggal 13-15 Februari 2019.
Dengan segala upaya yang telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan kantor instansi vertikalnya di daerah, diharapkan semakin meningkatkan performa publikasi serta kualitas dan kuantitas konten tulis pada situs pajak sebagai bagian dari kinerja pelaksanaan fungsi penyuluhan dan kehumasan. Dengan kinerja kehumasan dan pelayanan yang baik, secara tidak langsung akan meningkatkan penyebaran informasi sehingga wajib pajak dapat semakin memperoleh edukasi dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi di mana penulis bekerja.
- 709 kali dilihat