Oleh: Nastiti Harini, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak

Telah 139 tahun lamanya waktu berlalu sejak Raden Ajeng Kartini dilahirkan di bumi Jepara sebagai seorang putri kaum bangsawan Jawa yang memperjuangkan kesetaraan gender bagi perempuan. Kala itu kesempatan perempuan untuk mengenyam pendidikan masih sangat terbatas dan mereka belum mendapat kesempatan untuk berkiprah sebagai seorang pribadi. Terbukanya kesempatan bagi perempuan untuk turut mendapatkan pendidikan yang digagas oleh RA. Kartini kemudian menjadi tongkak dimulainya emansipasi perempuan, yang diperingati setiap tanggal 21 April.

Momen Hari Kartini diperingati oleh KPP Penanaman Modal Asing Lima (20/4) untuk menginternalisasi semangat berkarya RA. Kartini sekaligus memperkuat nilai-nilai Kementerian Keuangan. "Kartini Masa Kini, Berintegritas dan Mandiri" menjadi semangat peringatan Hari Kartini Tahun 2018. Hal ini sejalan dengan peran pegawai perempuan Direktorat Jenderal Pajak yang dituntut untuk bekerja secara profesional dengan menjunjung tinggi integritas. Ada tiga kompetisi yang dipertandingkan pagi ini, yaitu lomba kreasi kado, lomba merias, dan pakaian terbaik. Walaupun namanya sederhana, namun panitia berhasil membuat lomba tersebut jadi menantang dengan ketentuan lomba yang menuntut peserta untuk kreatif, berstrategi, dan bersinergi dalam kelompok.

Lomba kreasi kado melibatkan semua pegawai menjadi tidak mudah saat objek yang dibungkus adalah sebuah keranjang dan sebuah balon. Bentuk keduanya yang memiliki banyak sudut, bahkan balon memiliki jumlah sudut tidak terbatas membuat peserta harus kreatif menentukan bagaimana cara kado tersebut dapat dibungkus dengan indah. Setiap kelompok yang terdiri dari sekitar sepuluh orang harus menyelesaikan tantangan ini dalam waktu lima menit.

Kartinian, begitu acara peringatan Hari Kartini jamak disebut, kurang mantap rasanya tanpa lomba khusus perempuan. Mengingat lomba peragaan busana telah dua kali digelar oleh KPP Penanaman Modal Asing Lima, kali ini lomba lebih difokuskan kepada kemampuan merias wajah dan menata hijab. Hal ini sejalan dengan terbitnya Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-22/PJ/2017 Tahun 2017 tentang Brand DJP, termasuk penampilan pegawai. Lomba merias jadi seru karena setiap kelompok bekerja sama merias satu orang anggotanya secara estafet. Setiap anggota punya waktu tiga menit untuk memoleskan riasan pada model, kemudian dilanjutkan oleh peserta lainnya dengan waktu yang sama. Kreasi hijab menjadi sentuhan akhir yang menyempurnakan penampilan sang model.

Di penghujung acara, tiga orang pegawai didaulat sebagai peraih penghargaan Pakaian Terbaik. Predikat Juara 1 disematkan kepada Wahju Setijono, yang mengenakan pakaian adat Madura. Berada di posisi kedua, Reni Mardiyani, yang mempesona dengan baju kurung berwarna merah jambu pekat dan kreasi hijab senada. Sedangkan posisi ketiga diraih oleh Lilir Sundayani, dengan kebaya modern berwarna hijau muda.

Berlangsung selama sekitar dua jam, peringatan Hari Kartini yang jamak disebut Kartinian kali ini berlangsung seru, penuh tawa dan membuat semua pegawai terlibat akrab. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada Perempuan Indonesia untuk turut berkontribusi membangun negeri. Selamat Hari Kartini untuk perempuan dan laki-laki Indonesia! (*)

*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi dimana penulis bekerja.