Pelabuhan Lintas Batas Laut (PLBL) Liem Hie Djung yang beroperasi dan berperan sebagai penyeberangan Nunukan-Tarakan pada beberapa pekan ini masih terpantau sepi. Melihat kondisi potensi yang menyurut, Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Nunukan Ari Saptono menugaskan Trisha, petugas KP2KP Nunukan untuk menyisiri lokasi tersebut yang terletak di Kab. Nunukan (Selasa, 11/10).

Trisha menjelaskan bahwa seperti biasa memang selalu dipersiapkan sekitar sebanyak delapan speedboat reguler yang dijadwalkan siap membawa penumpang searah maupun bertolak belakang dengan rute Nunukan-Tarakan. Meskipun beberapa kapal penyeberangan terlihat penuh dengan penumpang lokal sembari membawa barang muatannya, arus memang terlihat sepi mengingat hanya sebagian kecil armada saja yang aktif beroperasi sampai sore hari itu,” jelasnya.

Same, agen tiket speedboat reguler di PLBL Liem Hie Djung menjelaskan kepada Trisha bahwa, “Kalau untuk tarif penumpang kapal speed reguler, ya kita masih terapkan sama saja, mba. Rp280.000,00 per-orangnya, kecuali anak-anak di bawah 6 atau 7 tahun,” ujarnya sambil berguyon. “Meskipun agak sepi tapi alhamdulillah masih ada yang transit atau menyeberang jadi kami tidak perlu naikkan, lah karena kita-pun sebenarnya juga sudah ada mengenakan biaya tambahan bagi barang penumpang yang melebihi berat sepuluh kilogram. Cukup saja, Mbak".

Trisha menjelaskan bahwa situasi lokasi meskipun menyurut atau sepi, jumlah calon atau wajib pajak pedagang/pengusaha terus berdatangan melihat jumlah bagasi atau barang yang dibawa oleh penumpang. Informasi tersebut diberikan oleh pihak pelabuhan yang turut dapat menjadi patokan target baru pajak Nunukan. Pengawasan lebih lanjut atas beberapa pengusaha yang berdatangan melalui pelabuhan tersebut akan ditindak lanjut oleh petugas fiskus di kemudian hari.

Pewarta: Trisha Aurel Carissa
Kontributor Foto: Trisha Aurel Carissa
Editor: Arif Miftahur Rozaq