Direktorat Jenderal Pajak (DJP) bekerja sama dengan Komisi Nasional Disabilitas (KDN) menyelenggarakan “Pajak Berisyarat 2023” dengan agenda Pelatihan Pengembangan Kompetensi Wirausaha Tuli bertempat di Komisi Nasional Disabilitas Jalan Mayjen Sutoyo Kav 22, Cawang, Jakarta (Kamis, 7/12). Kegiatan ini secara khusus diperuntukkan bagi para wirausaha difabel tuli atau yang biasa disapa Teman Tuli.
Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak Yon Arsal sebagai keynote speaker menyampaikan, “Pajak Berisyarat ini sebagai bagian dari upaya kita bersama untuk mempromosikan hak dan kesejahteran masyarakat penyandang disabilitas di semua bidang. Peringatan disabilitas yang telah dilaksanakan bertahun-tahun untuk mempromosikan inklusifitas, kesetaraan, dan aksesibilitas bagi semua masyarakat.”
Lebih lanjut, Yon Arsal menyebutkan tema yang diusung pada peringatan Hari Difabel Tahun 2023 yakni United in Action to Rescue and Achieve the Social Development Goals for, with, and by persons with Disabilities. “Ini merupakan tema utama untuk mengambil tindakan yang berguna demi mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan untuk bersama bagi penyandang disabilitas. Kita tahu bahwa seluruh masyarakat Indonesia termasuk penyandang disabilitas merupakan aktor utama dalam pembangunan,” ujar Yon.
Pajak Berisyarat 2023 diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan Business Development Services (BDS) yang rutin diselenggarakan sebagai upaya untuk membantu wajib pajak tidak hanya pada konteks perpajakan, melainkan juga membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk berkembang.
“Apabila sebelumnya sosialisasi pajak ‘kering’ karena hanya terkait peraturan, mulai 2018 kita mengenalkan BDS yang tidak hanya memberikan materi terkait aspek perpajakan, justru yang kita tonjolkan adalah bagaimana membantu UMKM untuk tumbuh dan berkembang,” Yon Arsal menerangkan.
Selanjutnya, Yon Arsal menyampaikan bahwa industri produk digital berkembang pesat dan cara bertransaksi sudah tidak lagi menggunakan pasar konvensional, tetapi beralih secara online. Masyarakat perlu mengoptimalkan kemajuan teknologi untuk kemajuan usaha. Melalui kegiatan Pajak Berisyarat yang kali ini menghadirkan wirausaha difabel Triyono, founder Difa Bike Indonesia dan pelatihan foto produk dari Sunu Pitono, Yon menyampaikan harapan DJP supaya usaha Teman Tuli semakin berkembang. Mengingat kondisi ekonomi saat ini perlu akselerasi dengan kerjasama dan partisipasi dari seluruh masyarakat, terutama usahawan untuk mewujudkan visi Indonesia lebih maju di 2025.
“Apabila usaha berkembang pajak juga akan meningkat. Kalau bayar pajak lebih banyak ujungnya juga akan ke kita untuk pendidikan, pembangunan, kesehatan, dan lain-lain. Uang pajak dari kita untuk kita,” tutup Yon.
Turut hadir dalam Pajak Berisyarat, Komisioner Komisi Nasional Disabilitas (KND) Rahmita Harahap. Ia membuka pemaparannya dengan menyampaikan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional Tahun 2018, jumlah penyandang disabilitas yang tergolong dalam usia kerja sebanyak 21,93 juta jiwa. “Dari total tersebut masih banyak pengangguran penyandang disabilitas,” ujar Rahmita.
Rahmita menambahkan,“Tantangan di dalam dunia pekerjaan bagi disabilitas masih terasa karena aksesibilitas lingkungan, transportasi, pendidikan dan pelatihan yang belum inklusif, kurangnya kesadaran dan keyakinan untuk melibatkan penyandang disabilitas di tempat kerja yang formal dan stigma bahwa penyandang disabilitas tidak mampu untuk bekerja di bidang formal.”
Rahmita menyampaikan apresiasi atas pelatihan yang dilaksanakan DJP yang memberikan kesempatan untuk Teman Tuli sehingga dapat meningkatkan soft skill yang dapat membantu berkembangnya usaha Teman Tuli. Ia berharap pelatihan ini berkelanjutan sehingga penyandang disabilitas terbebas dari rasa terasing dan dapat lebih sejahtera.
Narasumber Pajak Berisyarat Triyanto berpesan, “Intinya, disabilitas itu bukan sebuah alasan untuk tidak berprestasi. Hari ini saya ingin berbagi cerita agar teman-teman menjadi dirinya sendiri dan Create Bisnis Next Level. Kalau hanya membangun bisnis itu gampang tapi bagaimana mempertahankan bisnis dan membuatnya next level itu yang banyak srategi dan network.”
Triyanto membagikan empat kunci sukses membangun usaha yakni harus unik, dibutuhkan masyarakat, tidak terikat dengan aturan yang ribet, dan berkelanjutan/adaptif dengan perubahan.
Sunu Pitono membuka materinya dengan menjelaskan pentingnya berjualan melalui media sosial untuk membangun kesadaran merek sehingga barang yang dijual dikenal dengan target pemasaran lebih luas. “Kita cari cara bagaimana konsumen bisa datang ke kita,” tambah Sunu.
Sunu menutup sesi pelatihan dengan menyampaikan materi teknik foto produk yang menjadi penutup kegiatan Pajak Berisyarat. Teman Tuli telah membawa barang yang mereka jual. Ada aneka makanan, pakaian, hingga jasa make up. Teman Tuli menata produknya dan praktik mengambil foto berdasarkan kelompok dengan bimbingan Sunu Pitono.
Pajak Berisyarat merupakan program rutin yang diselenggarakan oleh DJP sejak Tahun 2021 sebagai program edukasi untuk memberikan kesetaraan informasi kepada Teman Tuli. Program ini dilaksanakan untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional pada tanggal 3 Desember.
Pewarta: Nia Sari Nastiti |
Kontributor Foto: Wibisono Mahendra, Erwan Muslim Yusuf Raja |
Editor: Yacob Yahya, Arif Miftahur Rozaq |
*)Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 27 kali dilihat