Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Kutacane mengundang para pengepul/toke dan pengusaha pertanian perkebunan, khususnya coklat/kakao dalam rangka edukasi/penyuluhan perpajakan di Kantor KP2KP Kutacane, Jalan Iskandar Muda 10, Kutacane, Aceh Tenggara (Rabu, 24/4). Kegiatan edukasi tersebut dilakukan sehubungan dengan lonjakan harga coklat mentah/kakao selama 4 bulan terakhir.

Kepala KP2KP Kutacane, Qomarudin Alfatah menyampaikan bahwa dengan adanya lonjakan harga coklat banyak pelaku usaha kakao saat ini melonjak omsetnya hingga jauh di atas 4,8 milyar. “Beberapa bulan lalu, harga kakao kering sekitar 35 ribu/kg, dan saat ini sudah tembus di atas 150 ribu/kg. Lonjakan harga ini tentu berdampak pada semua pelaku usaha, bahkan dari petani, pengepul pengumpul, sampai pada tingkat produsen/pabrik. Saya mendapati beberapa pelaku usaha coklat sudah mengajukan diri untuk dikukuhkan sebagai PKP. Melihat kondisi ini, para pelaku usaha coklat lainnya tentu perlu terinformasi juga mengenai kewajiban perpajakannya,” ujar Qomarudin.

Dalam kegiatan edukasi tersebut, KP2KP Kutacane bersama KPP Pratama Subulussalam mengundang para pelaku usaha secara one on one sesuai jadwal yang ditentukan untuk dilakukan edukasi. Beberapa hal yang disampaikan kepada Wajib Pajak diantaranya seperti tarif pajak 0,5% bagi UMKM, fasilitas omset di bawah 500 juta tidak dikenakan pajak, kewajiban pengukuhan PKP bagi pengusaha yang beromset di atas 4,8 milyar, serta tarif PPN atas penyerahan barang hasil pertanian tertentu.

“Saya berharap, para pelaku usaha dapat mengantisipasi dan memanfaatkan moment kenaikan harga kakao ini dengan baik sehingga akan meningkatkan skala usahanya. Selain itu, para pengusaha juga tidak melalaikan kewajiban perpajakannya, khususnya bagi pengusaha yang berpotensi dikukuhkan sebagai PKP karena adanya peningkatan omset di atas 4,8 milyar," ujar Qomarudin.

Perlu diketahui bahwa harga kakao dunia mengalami lonjakan harga yang sangat tinggi akibat kemarau berkepanjangan yang mengganggu musim tanam di wilayah Afrika Barat. Afrika Barat merupakan daerah penghasil kakao terbesar di dunia, dan kini negara tersebut dilanda cuaca ekstrem. Kondisi tersebut mempengarui pasokan dan harga kakao di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

 

Pewarta: Qomarudin Alfatah
Kontributor Foto: Ali M
Editor: Iswadi Idris

*)Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.