Oleh: Yoki Prasetyo, pegawai Direktorat Jenderal Pajak

 

Baru-baru ini diberitakan mengenai pembangunan sekolah dasar yang didirikan bukan dari semen dan batu bata, melainkan dari limbah plastik yang diolah menjadi bentuk balok. Sekolah Dasar Negeri 4 Tamansari, Lombok, dibangun dari balok plastik yang disusun layaknya “Lego”. Ide ini diinisiasi oleh salah satu organisasi Internasional yakni Classroom of Hope.

Menurut informasi, sekolah ini dibangun dalam kurun waktu kurang dari sehari, bahkan telah ada tiga sekolah yang didirikan dengan metode ini. Organisasi internasional tersebut mengeklaim jika setiap pembangunan sekolah tersebut mampu mengurangi sampah plastik hingga satu sampai dengan dua ton. Menarik untuk disimak jika setiap pembangunan sekolah ini akan mengurangi banyak limbah plastik yang kian hari semakin menumpuk.

Hari Bumi

Pada 22 April kemarin tepat diperingati sebagai Hari Bumi di seluruh dunia. Perayaan sekali dalam setahun ini diwujudkan sebagai rasa kagum akan keindahan planet biru-hijau ini. Selain itu, ia juga sebagai momen untuk mengingat dan merenungkan segala tindakan apa saja yang telah kita perbuat untuk bumi dan langkah apa yang perlu diambil guna menjaga dan melindungi bumi.

Sampah merupakan salah satu polemik yang sulit untuk diselesaikan, terlebih berbagai jenis sampah yang memang susah dan bahkan tidak akan terurai. Perlu adanya suatu solusi maupun terobosan baru untuk menyelesaikan permasalahan sampah, di samping itu juga perlu dukungan langsung akan kesadaran masyarakat terkait hal ini.

Inovasi bangunan dengan memanfaatkan limbah plastik merupakan salah satu terobosan yang dapat dipertimbangkan. Hampir lebih dari 50% sampah di sekitar kita adalah sampah plastik sekali pakai, di mana hal ini didorong atas adanya gaya hidup praktis namun kurang menunjukkan kepedulian akan lingungan.

Harga Rumah

Beberapa rubrik berita sempat membahas mengenai angka pernikahan yang menurun di Indonesia. Para ahli menilai salah satu penyebab hal ini terjadi adalah karena besarnya biaya hidup terutama harga properti yang terlampau tinggi. Sehingga cukup menarik jika ide bangunan dari limbah plastik ini untuk ditiru, besar kemungkinan banyak jenis rumah tapak yang bisa dibangun melalui inovasi ini. Di samping itu, terdapat potensi menekan biaya pembangunan yang bermuara pada harga rumah yang dapat lebih terjangkau.

Tidak dapat dimungkiri muncul istilah Millenial Generation Homeless, yang merujuk pada anak muda atau generasi millenial yang tidak membeli rumah dengan alasan harga yang tinggi. Pada dasarnya harga rumah yang melonjak tinggi karena tingkat inflasi, pertumbuhan infrastruktur dan permintaan yang naik tiap tahunnya.

Pemerintah juga telah melaksanakan program fasilitas pajak guna meringankan masyarakat dalam memiliki hunian. Salah satunya adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 7 Tahun 2024 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Rumah Tapak dan Satuan Rumah Susun yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2024. Dalam kasus ini pemerintah resmi memperpanjang insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) atas penyerahan rumah tapak dan satuan rumah susun hingga akhir 2024.

Perpanjangan insentif menunjukkan bahwa program fasilitas pajak ini dinilai berhasil membantu masyarakat. Besar harapan dengan program PPN DTP sekali lagi dapat meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi khususnya pada sektor properti, seperti pada konstruksi dan real estat pada tahun 2024.

Bagaimanapun juga program ini merupakan langkah pemerintah untuk dapat menjamin kesejahteraan rakyatnya. Di samping itu dengan penerapan rumah/bangunan ramah lingkungan ini mendorong terciptanya banyak rumah murah yang dapat dijangkau semua kalangan. Secara tidak langsung pembelian rumah juga akan mendorong dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Nilai Lebih

Penerapan rumah ramah lingkungan yang terbuat dari olahan limbah plastik akan memberikan manfaat yang beragam seperti masyarakat terutama para millenial yang akan terbantu untuk dapat memiliki rumah pribadi, berkurangnya sampah plastik yang sulit untuk diurai, dan tentunya menyelamatkan bumi dari limbah yang semakin banyak setiap harinya.

Penting untuk diketahui jika bangunan dari balok limbah plastik ini dinilai para ahli akan kekuatannya dalam meredam gempa. Fakta menunjukkan jika Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi bencana gempa yang besar, hal ini didukung dengan posisi negara Indonesia yang berada di Ring of Fire.

Suatu usaha tidak akan sia-sia, begitu pula dengan perubahan yang harus diakui tidak akan semudah membalik telapak tangan. Terlebih berbagai tantangan akan banyak menghadang didepan. Menarik untuk disimak bagaimana inovasi dan terobosan lain yang akan muncul demi mendukung pembangunan sosial dan tentunya demi kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini tentu diperlukan adanya sinergi yang berkelanjutan antara pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat.

 

*) Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.

Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.