Kepala Kanwil DJP Sulawesi Utara dalam acara press conference yang diselenggarakan secara daring (31/1) menyampaikan executive summary APBN hingga 31 Desember 2024 dalam kegiatan Bacirita APBN: ALCo Regional Sulawesi Utara. Tantangan ketidakpastian global, seperti kebijakan ekonomi Tiongkok, krisis politik Eropa, dan kebijakan Trump 2.0, tidak menghambat pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara yang tetap stabil di atas 5%. Ekspor-impor menunjukkan surplus, daya beli masyarakat terjaga, dan inflasi tetap terkendali. Penerimaan perpajakan dan PNBP melampaui target, sementara realisasi belanja negara lebih baik dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2024 mencapai 5,21% yoy, lebih tinggi dari nasional. Ekspor didominasi lemak dan minyak nabati, sementara impor terbesar adalah bahan bakar mineral. Tingkat kemiskinan turun menjadi 6,7%, rasio gini membaik, dan realisasi APBN mencapai 101,70% dari target dengan defisit Rp17,89 triliun.
Dalam press conference tersebut, masing-masing unit eselon I Kemenkeu memaparkan kinerjanya. Dari sisi penerimaan perpajakan, realisasi hingga akhir 2024 mencapai 100,22% dari target, dengan total penerimaan Rp3,98 triliun atau tumbuh 3,37% yoy. KPP Pratama Manado menjadi kontributor terbesar, disusul KPP Bitung, Kotamobagu, dan Tahuna. PPh mendominasi penerimaan pajak dengan kontribusi 52%, sementara PPN dan PPnBM mengalami penurunan -2,67%. Sektor Administrasi Pemerintahan tetap menjadi penopang utama, sedangkan sektor Penyewaan dan Sewa Guna Usaha mencatat pertumbuhan tertinggi 28,47%. Sebaliknya, sektor Real Estat serta Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mengalami kontraksi. Acara ditutup dengan diskusi dan masukan dari para stakeholder.
- 18 kali dilihat