Tim Pengawasan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Badan dan Orang Asing yang dipimpin oleh Kepala Seksi Pengawasan I Danang Dwi Purnomo dan didampingi dua Account Representative, Yanti Kustini dan Lamasi Sihotang, melakukan kunjungan kerja ke BUT China 19th Metallurgical Group Corporation Limited dan BUT China Enfi Engineering Corporation di Jalan Brenga, Kelurahan Kariangau, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Rabu, 30/10). Kedua BUT tersebut merupakan anggota konsorsium Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA) Enfi-MCC-MIA Consortium yang menjadi kontraktor utama yang ditunjuk oleh PT Mitra Murni Perkasa
Menurut Danang, kunjungan ini memiliki dua tujuan utama, yaitu mengenal lebih dalam proses bisnis dan mengawasi pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak. “Kunjungan ini penting untuk memahami secara langsung kegiatan usaha dan proses bisnis perusahaan agar kami dapat menjalankan pengawasan yang efektif terhadap kewajiban perpajakan serta mengarahkan soal pemenuhan kewajiban perpajakannya,” ungkap Danang Dwi Purnomo.
Perjalanan Tim Pengawasan KPP Badan dan Orang Asing dimulai dari Bandara Sepinggan Balikpapan, dilanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Semayang, dan diteruskan dengan menggunakan speedboat selama 45 menit menuju lokasi Kawasan Pembangunan kompleks smelter PT Mitra Murni Perkasa.
Setibanya di lokasi, tim disambut oleh Kepala Perwakilan BUT China 19th Metallurgical Group Corporation Limited di Indonesia Yao Liang, Cathy dari divisi akuntansi, dan dua staf keuangan dari BUT China Enfi Engineering Corporation, yaitu Sung Yong Xin (selaku Manajer Konstruksi) dan Ma Yun (selaku Engineer Progress Construction).
Seperti diketahui, PT Mitra Murni Perkasa telah menunjuk BUJKA Enfi-MCC-MIA untuk membangun smelter nikel yang berbasis teknologi RKEF (Rotary Kiln Electricity Furnace) dan fasilitas penunjangnya di Kelurahan Kariangau Kalimantan Timur dengan luasan kurang lebih 22,75 Ha. RKEF adalah teknologi pengolahan yang digunakan untuk mengekstraksi nikel dari bijih laterit, yang menghasilkan nikel matte. Nikel matte biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk produksi nikel sulfat, yang merupakan komponen penting dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.
Pengerjaan proyek ini dimulai pada Juni 2023 dan direncanakan selesai bulan April 2025. Data dari BUJKA Enfi-MCC-MIA Consortium menunjukkan persentase kemajuan pekerjaan per 28 Oktober 2024 adalah 41,55% untuk konstruksi; 34,97% pengerjaan sipil, serta 6,58% untuk instalasinya. Setelah smelter beroperasi, PT Mitra Murni Perkasa menargetkan produksi nikel matte berkadar 60-80% sebanyak 22.000 ton per tahun.
Pewarta: Chika Winandha |
Kontributor Foto: Lamasi Sihotang |
Editor: Riza Almanfaluthi |
*)Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 61 kali dilihat