
"Secara naluri, orang tidak ada yang mau membayar pajak," ujar Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Pengawasan Pajak Nufransa Wira Sakti yang tampil sebagai narasumber pada gelar wicara berjudul "Revitalisasi Peranan Tax Center dalam Membentuk Generasi Muda Sadar Pajak".
Gelaran ini merupakan bagian dari Tax Day Festival 2022 yang dihelat Universitas Gunadarma, yang disiarkan secara langsung melalui Saluran 32 UHF TV Digital, tv.gunadarma.ac.id, dan ugtv.co.id dari Auditorium Kampus F8 Universitas Gunadarma, Depok (Kamis, 28/7).
Di awal acara yang digelar untuk menyemarakkan peringatan Hari Pajak 2022 tersebut, Nufransa menjelaskan sejarah lahirnya Hari Pajak dan alasan ditetapkannya 14 Juli sebagai Hari Pajak.
Ketika ditanya mengapa "Semangat dalam Kebersamaan, Pulihkan Ekonomi" dipilih sebagai tema Hari Pajak 2022, ia mengatakan, kita masih dalam situasi pandemi dan negara sedang dalam keadaan tidak biasa-biasa saja.
"Pajak tidak bisa sendirian. Semangat kebersamaan harus dibangun," beber pria yang karib disapa Frans tersebut. "Kita perlu bersama-sama untuk pulih bersama-sama untuk kepentingan bangsa dan negara," imbuhnya.
Terkait strategi otoritas pajak dalam melakukan inklusi kesadaran pajak terhadap anak muda, Nufransa mengatakan, kaum milenial mendominasi demografi Indonesia. Mereka adalah calon pemimpin di masa depan sekaligus calon pembayar pajak potensial.
Direktorat Jenderal Pajak (DJP), lanjutnya, telah membangun sinergi dengan berbagai instansi, mulai dari kementerian, perguruan tinggi, hingga pesantren guna memasukkan materi inklusi kesadaran pajak. Bahkan DJP sudah mulai masuk ke jenjang SMP dan SMA.
Menurut Nufransa, inklusi pajak tidak boleh dilaksanakan dengan cara-cara yang hard (kaku). "Tapi softcore [lunak], tanpa terasa," sambungnya.
"Saat ini hanya menanam benih, panennya mungkin baru 5-10 tahun yang akan datang," seloroh eks Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi, Kementerian Keuangan tersebut.
Terkait peran tax center dalam inklusi kesadaran pajak, Kepala Program Doktor Ilmu Ekonomi PPS Universitas Gunadarma Dharma Tintri Ediraras yang juga tampil sebagai narasumber menerangkan, yang tergabung dalam tax center bukan hanya mahasiswa ekonomi. Ada juga mahasiswa komunikasi, teknologi informasi (IT), dan sebagainya.
"Bagaimana mengemas edukasi berbasis IT yang menarik," lontarnya, "Kan tidak bisa hanya dibuat mahasiswa ekonomi saja."
Senada dengan Dharma, Ketua Umum Asosiasi Tax Center Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (Atpetsi) Darussalam yang juga hadir sebagai narasumber melalui sambungan Zoom berpendapat, pajak tidak boleh diklaim oleh orang akuntansi atau orang ekonomi saja. "Pajak itu multidisiplin ilmu," tandasnya.
Pada Tax Day Festival 2022 ini, Tax Center Universitas Gunadarma juga meluncurkan aplikasi LaKu UMKM. Kehadiran aplikasi ini diharapkan dapat membantu para pelaku UMKM dalam melakukan pencatatan keuangan usahanya hingga menghasilkan laporan keuangan.[rbl/djp]
Pewarta: Rendy Brayen Latuputty |
Kontributor Foto: Rendy Brayen Latuputty |
Editor: Arif Miftahur Rozaq |
- 29 kali dilihat