
“Saya rasa kerjasama (inklusi) ini bisa dilaksanakan, karena SMKN 2 sendiri sudah standar akuntansi perpajakan di semua mata pelajaran,” ujar Ema Charolina Paembonan, Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Semarang saat berapat dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I (Kanwil DJP Jateng I) di Semarang (Selasa, 12/03).
Bertempat di ruang rapat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Semarang Timur, SMKN 2 Semarang dan Kanwil DJP Jawa Tengah I menyepakati konsep perjanjian kerja sama dari kedua belah pihak. Kerja sama ini dilakukan dalam rangka penguatan pendidikan sistem ganda dan peningkatan sumber daya manusia SMKN 2 Semarang bagi siswa dan guru.
Hal ini sejalan dengan perkembangan dunia kerja di era revolusi industri 4.0 yang menuntut peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Poin lain adalah bahwa kesadaran pajak warga negara Indonesia yang masih sangat rendah sehingga perlu penanaman kesadaran perpajakan sejak dini melalui pendidikan menengah yang diwujudkan dalam program inklusi kesadaran pajak bagi pendidikan menengah.
Menanggapi hal ini, Ema menyatakan bahwa di SMKN 2 Semarang penanaman kesadaran pajak sudah dilakukan sejak lama. “Kalau menyisipkan pemahaman kesadaran pajak itu sudah sejak lama dilakukan sejak 2017, namuntetapi memang sekarang perlu mensyaratkan MOU”, jelasnya.
Ruang lingkup perjanjian kerja sama yang disepakati bersama antara lain meliputi: penyelarasan kurikulum, pelaksanaan proses pembelajaran praktik kerja lapangan (PKL), guru tamu mata pelajaran perpajakan, dan pelaksanaan inklusi perpajakan pada pendidikan menengah. Perjanjian kerja sama tersebut akan berlaku empat tahun sejak Januari 2022 dan akan resmi ditandatangani selambatnya di akhir bulan April 2022.
Inklusi perpajakan untuk pendidikan menengah memang belum sepenuhnya dilaksanakan dalam program kerja DJP di tahun ini. Rencananya program ini akan dilaksanakan secara penuh di tahun 2022. Namun, pelaksanaan inklusi perpajakan dini di SMKN 2 Semarang merupakan awal yang baik sebagai contoh bagi sekolah-sekolah lainnya. “Sekolah lain sering mengikuti apa yang kami lakukan karena kami selalu selangkah di depan terkait kerja sama dengan pihak eksternal”, imbuh Ema di akhir pertemuan.
- 23 kali dilihat