
Penyuluh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pare mengatakan bahwa radio menjadi romansa tersendiri untuk generasi milenial. Antre di warnet untuk kirim salam melalui penyiar radio menjadi bentuk nostalgia masa muda yang tidak dialami oleh generasi Z. Menelusuri jejak yang tertinggal dari era 90, mereka menggandeng Radio Tasma FM Nganjuk untuk menyapa pendengarnya. Disiarkan melalui radio analog di frekuensi 99.40 Mhz, dan juga layanan radio internet melalui tasmatv.com/stream-radio, para penyuluh berbincang ringan mengenai Pajak UMKM, Nganjuk, Jawa Timur (Rabu, 27/10).
Menurut mereka, bincang pagi tentang pajak bukan menjadi hal yang berat dan panas di pagi hari. Penyiar yang kepo mengenai pajak UMKM, memulai perbincangan pagi itu dengan pertanyaan mendasar tentang apa itu pajak dan manfaatnya. Narasumber pun menyampaikan paparan materinya masing-masing berkesinambungan, pendengar UMKM tersentil tentang seberapa besar kontribusi pajak UMKM dengan tarif 0.5%-nya.
Obrolan dilanjutkan lebih detail tentang tarif PPh Final UMKM. Kecilnya persentase tarif pajak tersebut, rupanya membuat pendengar radio antusias. Hal tersebut terbukti dengan ramainya telepon untuk berkonsultasi langsung dengan penyuluh pajak.
Dari semua telepon yang masuk, terdapat satu orang penelepon yang cukup berkesan bagi narasumber. Ia menyampaikan kesulitannya untuk mengakses layanan daring. Ternyata, Ia seorang penyandang disabilitas tunanetra. Bekerja di panti pijat khusus tunanetra, dan ingin memiliki NPWP.
Menurut narasumber, hal ini tidak hanya menyentuh hati, tapi membuat bulir air mata memenuhi ujung matanya. Narasumber pun menyampaikan bahwa, KPP Pratama Pare menyediakan loket khusus dan memberi prioritas bagi penyandang disabilitas, menjadi ujung bincang santai pagi itu.
- 22 kali dilihat