Pimpinan otoritas pajak dari 18 yuridiksi di wilayah Asia bersama perwakilan lembaga internasional seperti Asian Development Bank (ADB), World Bank, dan Study Group on Asian Tax Administration and Research (SGATAR) mengadakan pertemuan Asia Initiative secara hybrid di Jakarta (Rabu, 16/2).
Kegiatan ini merupakan rangkaian dari presidensi G20 di Indonesia yang dimulai sejak akhir 2021. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan dukungan peluncuran Asia Initiative pada acara Plenary Meeting of the Global Forum on Transparency and Exchange of Information for Tax Purposes tanggal 17 November 2021.
Mengusung tema “Sustaining the Recovery through Enhanced Tax Transparency”, pertemuan pertama Asia Initiative ini membahas isu pentingnya transparansi perpajakan untuk mendukung pemulihan ekonomi. Agenda pembahasan ini sejalan dengan tema presidensi G20 di Indonesia “Recover Together Recover Stronger”.
Direktur Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan Republik Indonesia Suryo Utomo, selaku pimpinan forum menyampaikan pentingnya kerja sama internasional di bidang transparasi perpajakan (tax transparency) dan Exchange of Information (EOI) untuk mengakselerasi mobilisasi pendapatan domestik dalam masa pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Kerja sama yang inklusif antarotoritas pajak dalam hal pertukaran informasi (Exchange of Information) ini sangat diperlukan untuk melawan praktik penghindaran pajak dan pengelakan pajak.
Suryo Utomo juga turut mengajak negara-negara di Asia untuk ikut bergabung ke dalam Asia Initiative dan mendapatkan manfaat dari kerja sama di bidang transparansi perpajakan dan EOI.
- 161 kali dilihat