Oleh: Mochammad Bayu Tjahono, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak

"Apa harapanmu di ulang tahun?" adalah pertanyaan yang sering kita dengar pada saat kita merayakan ulang tahun. Orang membangun harapan di masa yang akan datang dengan berbagai ikhtiar atau apa yang sudah dilakukan. Ada yang berdasarkan refleksi serta evaluasi terhadap pengalaman yang sudah dialami selama ini, ada juga yang berdasar apa yang diamati selama ini, sehingga timbulah harapan yang merupakan niat penyempurnaan diri untuk menjadi sesuatu yang lebih baik.

Beberapa harapan tersebut juga berdasarkan keinginan yang belum tercapai atau mimpi yang belum terwujud, sehingga harapan atau keinginan menjadi sebuah motivasi dan target yang menantang untuk dicapai. Ada pula yang berdasarkan mimpi jangka panjang, dengan demikian perlu sebuah resolusi diri yang merupakan langkah strategis untuk mencapai cita-cita di masa depan.

Beribu alasan dipakai seseorang yang digunakan sebagai dasar seseorang membangun harapan atau impian, pada intinya harapan dibangun untuk mencapai sebuah cita-cita. Pertanyaannya, dalam menetapkan harapan atau impian tersebut, apakah kita sudah mengeksplorasi diri secara mendalam dan luas, hal ini untuk melihat apakah harapan atau impian yang ingin dicapai itu betul-betul tepat atau hanya sekedar harapan?

Karena kalau tidak tepat kita hanya menghabiskan banyak energi, waktu, dan sumber daya hanya untuk mencapai harapan semu. Harapan semu adalah harapan yang dibentuk oleh celoteh-celoteh masyarakat untuk diri kita, bukan harapan yang betul-betul muncul dari dalam diri, sesuai dengan amanah yang kita punya. Beberapa orang yang sukses di bangku sekolah, namun susah mendapat kerja atau kinerja tidak maksimal bahkan gagal dalam pekerjaannya. Ini bukan berarti dia tidak bekerja keras, mungkin yang dilakukan adalah bukan mimpi dia namun mimpi orang lain.

Mungkin akan muncul pertanyaan, bagaimana bila kita tidak memiliki kemampuan khusus yang dominan untuk dikembangkan? Apakah kita juga bisa sukses? Jawabannya bisa jadi tidak, Mengetahui kekuatan diri sendiri bukan satu-satunya kunci untuk menjadi sukses. Banyak orang yang sangat potensial dan dikaruniai bakat alami yang sangat dominan, namun tetap tidak berhasil baik dalam pendidikan maupun karirnya. Untuk menjadi sukses dalam kehidupan, dibutuhkan motivasi dan perspektif psikologis tertentu.

Ulang Tahun DJP

Kita sering memaknai hari ulang tahun atau bertambahnya umur dengan kedewasaaan, dan kebanyakan dari kita merayakannya dengan cara berpesta atau membuat acara yang meriah. Perayaan ulang tahun memang tidak perlu seperti itu, karena bukan meriahnya acara yang dibutuhkan tetapi kepedulian kita juga dibutuhkan, seperti merayakan di panti asuhan atau tempat-tempat beragama.

Untuk intansi, ulang tahun diperingati sebagai hari jadi, kapan pemerintah daerah tersebut atau kapan instansi tersebut terbentuk, sedangkan Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan surat edaran, tahun ini akan memperingati hari jadi yang kedua. Memang terkesan lucu, karena Direktorat Jenderal Pajak sudah ada sejak dulu, bahkan berperan sentral sejak dulu.

Bertambahnya umur instansi pemerintah diharapkan menjadikan peran yang lebih baik, namun menurut penulis bukan panjangnya umur atau bukan tuanya menjadikan instansi tersebut keren atau lebih baik tetapi peran bagi masyarakat dan negara menjadi ukurannya.

Direktorat Jenderal Pajak sudah mempunyai peran yang sentral bagi Negara Republik Indonesia, peran dalam menghimpun penerimaan negara untuk pembangunan dan jalannya negara ini. Setiap tahun tidak kurang dari 70% pendapatan negara dikumpulkan untuk pembangunan, pendidikan, kesehatan, gaji pegawai, pertahanan, pesta demokrasi, dan kegiatan negara lain. Bukan hal yang mudah dalam pengumpulan penerimaan negara, namun amanah yang diberikan selalu ditunaikan dengan baik.

Jadi kita memaknai hari ulang tahun ini dengan melihat sudah seberapa besar kita berguna bagi masyarakat, bukan panjangnya usia namun manfaat yang kita berikan kepada masyarakat dan negara. Jangan kita bertanya tentang apa yang sudah diberi, namun apa yang sudah kita beri. Kenapa kita tidak selayaknya bertanya dengan apa yang sudah diberi, karena setiap hari kita sudah menikmati apa yang diberi untuk kita. Kita sudah diberi umur, kita sudah diberi nikmat akan negara yang aman, kita sudah diberi kemudahan dalam mencari rejeki, kita sudah diberi alam yang indah dan banyak sekali pemberian Allah kepada kita melalui negara ini, maka dari itu kita tidak patut bertanya.

Terkadang kita sombong bahwa apa yang kita punya saat ini adalah semua dari buah kerja kita, dan ini membuat jadi sombong dan merasa kita lah yang paling besar. Memang ada kerja keras kita di sana namun hal tersebut juga didukung oleh keadaan negara yang aman, coba bila negara kita berperang, tentu kita tidak akan mudah mendapat pekerjaan.

Pola Pikir

Peran sentral Direktorat Jenderal Pajak dalam pembangunan dan penyelenggaraan negara tidak bisa dipungkiri, oleh sebab itu DPR dan Presiden selalu memberikan perhatian sendiri kepada Direktorat Jenderal Pajak. Perbaikan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan peran serta pajak.

Oleh sebab itu Direktorat Jenderal Pajak harus memiliki growth mindset yaitu pola pikir yang meyakini setiap pegawai di Direktorat Jenderal Pajak memiliki kualitas dasar sebagai manusia yang dapat dikembangkan melalui upaya-upaya tertentu seperti kerja keras, pelatihan, dan pengembangan secara terus-menerus. Dengan begitu pengembangan ataupun kegagalan di masa kini bukanlah cerminan masa yang akan datang. Kegagalan atau ketidakberhasilan dalam mencapai target bukanlah bukti ketidakmampuan, melainkan sebagai kesempatan untuk belajar, bertumbuh, serta meningkatkan kemampuan yang ada.

Ciri-ciri Growth Mindset adalah : berupaya berkembang dalam proses pembelajaran berkelanjutan; menerima tantangan atau target yang ditetapkan; tidak takut gagal dalam mencapai target; mengeluarkan banyak energi untuk berusaha mencapai target; umpan balik sebagai tolak ukur kapasitas saat ini, namun bukan suatu batasan akan kemampuan di masa datang.

Kenapa saya bilang Direktorat Jenderal Pajak memiliki Growth Mindset? Karena selalu optimis terhadap kapasitas dirinya, serta berani mencoba hal-hal baru dalam penggalian potensi yang tentunya tidak melanggar undang-undang. Hal-hal baru misalnya promosi dalam perubahan opini, selalu berinovasi untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Oleh sebab itu penilaian dalam kantor percontohan adalah inovasi dari kantor tersebut. Mereka sangat menghargai proses belajar dan kerja keras, jika belum berhasil tidak menjadikan mereka malu namun mereka akan bangkit dan kembali berusaha. Kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan, bakat, serta usaha, melainkan juga ditentukan oleh cara orang memaknai kehidupan, dunia, dan dirinya sendiri. Oleh karena itu, pola pikir yang sehat menjadi penting dalam kehidupan ini.

Selamat Ulang Tahun Direktorat Jenderal Pajak, semoga kita makin berkiprah bagi masyarakat dan negara. Bukan banyaknya usia yang kita banggakan tetapi kegunaan kita bagi masyarakat dan bangsalah yang kita lihat. Makin banyak umur harus makin berguna. (*)

*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi penulis bekerja.