Kini X Sudah Dimonetisasi, Bagaimana Pajaknya?

Oleh: Andika Putra Wardana, pegawai Direktorat Jenderal Pajak
“I love Twitter”
“You should buy it then”
“How much is it?”
Berawal dari tweet Elon Musk pada 2017 silam dan direspons oleh Dave Smith yang menyarankannya untuk membeli Twitter. Kemudian ia pun membalas dengan bertanya berapa harganya. Tentu baginya untuk mengakuisisi Twitter bukanlah hal yang mustahil. Pria yang bernama lengkap Elon Reeve Musk ini merupakan manusia terkaya di dunia versi Forbes dengan total kekayaan sebesar US$229 miliar.
Respons Elon Musk tersebut dianggap hanya sebagai gurauan oleh banyak pihak, hingga pada awal tahun 2022, ternyata ia benar-benar berniat untuk memiliki Twitter dan mulai membeli saham Twitter serta menjadi pemegang saham terbesarnya pada April 2022 dengan kepemilikan sebesar 9,1%.
Pada Oktober 2022, pihak Twitter akhirnya menyetujui keinginan Elon untuk membeli Twitter secara keseluruhan dengan harga US$44 miliar. Elon Musk pun menjadi CEO sekaligus pemilik baru Twitter sejak itu.
Twitter merupakan salah satu media sosial yang populer di dunia. Berdasarkan data Statista per Desember 2022, Twitter memiliki 368 juta pengguna aktif di seluruh dunia. Indonesia sendiri termasuk ke dalam 10 besar negara pengguna Twitter terbanyak dengan 24 juta pengguna aktif versi WeAreSocial.
Twitter langsung mengalami banyak perubahan sejak diakuisisi oleh Elon Musk. Baru satu bulan sejak akuisisinya, ia memberhentikan sekitar separuh dari 7.500 pegawai Twitter, termasuk CEO dan CFO Twitter sebelumnya. Ia juga melakukan rebranding Twitter menjadi X. Kini logo burung biru ikonik yang telah menjadi logo dari Twitter selama beberapa tahun terakhir pun berubah menjadi logo huruf X.
Perubahan lain yang ia lakukan sejak akuisisi seperti mengubah batas 280 karakter per tweet. Elon Musk juga meluncurkan fitur berlangganan yang disebut X Premium. Fitur berlangganan ini sebelumnya dikenal sebagai Twitter Blue. X Premium merupakan layanan berlangganan dengan harga US$8 per bulan untuk mendapatkan beberapa fitur ekslusif seperti mengubah pos, melihat lebih sedikit iklan, prioritas dalam percakapan dan pencarian, hingga dapat mengunggah video dengan kualitas tinggi berukuran delapan gigabit atau video dengan durasi hingga tiga jam, serta beberapa fitur lainnya.
Monetisasi
Pada 29 Juli 2023, X merilis fitur monetisasi bagi seluruh penggunanya. Langkah ini merupakan usaha X untuk membantu orang-orang mendapatkan penghasilan secara langsung dari X. Sebelum adanya fitur monetisasi ini, beberapa pengguna Twitter/X dengan jumlah pengikut yang banyak, hanya dapat memperoleh penghasilan dari paid promote atau tweet berbayar. Kini para pembuat konten pada platform ini dapat memperoleh penghasilan langsung dari X berdasarkan impresi yang didapat.
Fitur monetisasi ini tersedia bagi pengguna yang memenuhi syarat berikut:
- Berlangganan X Premium atau organisasi yang terverifikasi;
- Memiliki minimal lima juta impresi dalam tiga bulan terakhir;
- Memiliki minimal jumlah pengikut sebanyak 500 pengikut.
Pihak X belum menjelaskan secara resmi bagaimana perhitungan monetisasi ini dan nominal yang mereka bayarkan berdasarkan impresi yang diperoleh. Namun, Elon menegaskan bahwa yang memengaruhi adalah seberapa banyak iklan yang ditampilkan kepada pengguna terverifikasi lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari banyaknya bot atau akun pengguna palsu dalam perhitungan impresi tersebut.
X memang tidak menyatakan berapa nominal penghasilan yang dapat diperoleh dari monetisasi dan rentang periode pembayarannya, namun seorang pengguna dengan username @InternetH0F mendapatkan penghasilan sebesar US$107.247,00 dari X dalam sebuah tangkapan layarnya.
Pajak Penghasilan Pembuat Konten
Pembuat konten merupakan sebuah profesi atau pekerjaan dengan seorang individu atau bersama timnya membuat konten berupa tulisan, gambar, foto, atau video dan membagikan konten yang dibuatnya melalui media sosial. Dulu sebelum rebranding menjadi X, para pembuat konten di Twitter kerap disebut sebagai Selebtwit.
Berdasarkan PER-17/PJ/2015 profesi ini termasuk ke dalam pekerjaan bebas dan dapat dikategorikan sebagai kegiatan pekerja seni. Bagi wajib pajak yang menjalankan pekerjaan bebas dengan peredaran bruto dalam satu tahun kurang dari 4,8 miliar rupiah terdapat dua opsi dalam perhitungan pajak penghasilannya.
Opsi pertama, wajib pajak wajib menyelenggarakan pencatatan dan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Perhitungan Penghasilan Neto. Norma Perhitungan yang digunakan dalam menghitung penghasilan neto seorang pembuat konten yaitu 50%. Selanjutnya untuk mengetahui pajak penghasilan terutangnya diperoleh dari jumlah penghasilan neto tersebut dikurangi dengan penghasilan tidak kena pajak, lalu dikalikan tarif Pasal 17 Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh).
Jika wajib pajak memiliki penghasilan lain sehubungan dengan pekerjaan misalnya sebagai pegawai tetap, atas penghasilan neto tersebut juga dijumlahkan ke dalam jumlah penghasilan neto. Wajib pajak yang memiliki penghasilan neto sehubungan dengan pekerjaan juga memperoleh kredit pajak yang akan mengurangi jumlah pajak penghasilannya sebagaimana tercantum dalam bukti potong PPh Pasal 21.
Opsi kedua, wajib pajak yang bersangkutan dapat memilih untuk menyelenggarakan pembukuan. Penghasilan neto fiskal diperoleh dari peredaran bruto dalam satu tahun dikurangi dengan biaya atau beban yang boleh menurut fiskal.
Sedangkan bagi wajib pajak yang peredaran brutonya dalam satu tahun sebesar 4,8 miliar rupiah atau lebih maka wajib menyelenggarakan pembukuan dan tidak dapat menggunakan Norma Perhitungan Penghasilan Neto. Maka perhitungan pajak penghasilan terutangnya diperoleh dari jumlah peredaran bruto dikurangi dengan beban atau biaya yang diperbolehkan secara fiskal, lalu dikalikan dengan tarif Pasal 17 UU PPh.
Setelah mengetahui jumlah pajak terutang berdasarkan perhitungan di atas, maka langkah selanjutnya yaitu membuat kode billing dan melakukan pembayaran pajak. Pembuatan kode billing dapat dilakukan secara langsung di KPP atau melalui saluran lain seperti laman pajak.go.id, Kring Pajak, atau layanan, produk, aplikasi atau sistem penerbitan kode billing yang terhubung dengan sistem Direktorat Jenderal Pajak yang disediakan oleh Bank/Pos Persepsi dan pihak lain yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Seluruh layanan yang diberikan Direktorat Jenderal Pajak tidak dipungut biaya dan tidak ada transaksi apa pun yang berlangsung di kantor pajak. Pembayaran pajak dapat dilakukan melalui kantor pos, bank, mesin ATM, mesin EDC, internet banking, mobile banking, maupun pasarloka.
Kewajiban selanjutnya yaitu melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan paling lambat 31 Maret setiap tahunnya. Pelaporan SPT dapat disampaikan secara langsung dengan mengisi formulir 1770 bagi wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas lalu diserahkan ke kantor pajak atau melalui pos/jasa pengiriman dengan bukti pengiriman surat.
Wajib pajak juga dapat melaporkan SPT Tahunannya secara daring melalui laman pajak.go.id lalu dapat memilih untuk mengisi langsung di situs web (e-Filing) atau dengan mengunduh formulir (e-Form).
Sebagai insan yang memiliki banyak pengikut dan didengar banyak orang, sudah sepatutnya para pembuat konten memberikan pengaruh positif dengan berkontribusi pada bangsa melalui pajak serta melaporkan SPT tepat waktu.
*)Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.
Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 273 kali dilihat