
“Hakordia, Bangun Negeri Tanpa Korupsi!” menggaung seantero ruangan Aula lantai 7 Gedung Keuangan Negara Semarang II (Senin, 10/12). Yel-yel yang dipandu Kepala Kanwil DJP Jawa Tengah I di awal sambutannya ini berhasil membakar semangat seluruh hadirin. Kursi terisi penuh oleh seluruh pegawai Kanwil DJP Jawa Tengah I yang pada kesempatan kali ini berkolaborasi dengan KPP Pratama Semarang Tengah I. Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia menjadi tajuk acara pada Senin pagi ini. Diawali dengan outdoor activity berupa jalan sehat sekaligus pembagian bunga dan sticker Hakordia di beberapa persimpangan lalu lintas di Kota Semarang, acara dilanjutkan dengan In House Training (IHT) bagi seluruh pegawai.
Irawan selaku Kepala Kanwil DJP Jawa Tengah I tidak bosan-bosannya untuk mengingatkan seluruh jajarannya perihal nilai-nilai Kementerian Keuangan khususnya Integritas yang harus selalu dijunjung tinggi dan menjadi landasan dalam bekerja. “Apa tujuan negara kita?”, tanya Kakanwil kepada seluruh hadirin. “Telah tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa tujuan negara Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Semua itu dapat terwujud jika masyarakatnya telah dengan rela dan sadar membayar pajak. Tugas kita adalah bagaimana membuat hal itu terwujud,” terang Irawan. Arahan Kakanwil DJP Jawa Tengah I yang sarat dengan nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme diharapkan mampu membuat seluruh pegawai merenungkan kembali tujuan bergabung dengan Direktorat Jenderal Pajak.
Seorang komikus dan penulis yang telah malang melintang di dunia jurnalisme sejak tahun 90-an menjadi pembicara utama pada IHT kali ini. Dialah Prie GS, seorang musisi, budayawan, sastrawan, wartawan, yang kegiatannya kini telah banyak dihabiskan menjadi seorang motivational speaker di berbagai event. Mampu menyelipkan guyonan yang segar di setiap pokok-pokok materinya, membuat Prie mendapatkan applause yang meriah dari seluruh peserta. Prie mampu menjelaskan korupsi dengan cara yang ringan dan mengena. Mengajak hadirin berekreasi batin sejenak untuk memahami betapa korupsi adalah kebutuhan batin manusia. Akan tetapi di sisi lain batiniah manusia memiliki naluri pemberi dan diantara keduanya terdapat ceruk yang disebut hati nurani. Hati nurani yang akan menjadi jalan keluar dari dilema kebutuhan batin tersebut.
Sebagai penutup, Prie menegaskan tentang betapa korupsi berkorelasi dengan kemiskinan. Korupsi juga tanpa disadari berpengaruh terhadap pergeseran tatanan sosiologi yang terkadang dianggap wajar. “Penting sekali bagi kita memahami triangle aritmatika kejiwaan, yaitu naluri manusia untuk mengumpulkan (materi), memberi untuk melegakan, dan naluri tidak mau terkurangi. Naluri pengumpul bila hartanya dikeruk akan sakit tetapi naluri pemberi bila hartanya dikeruk lega. Bagaimana membuat pegawai pajak mampu membuat Wajib Pajaknya berada pada zona naluri pemberi tersebut demi kemajuan bangsa,” tambah Prie.
Acara diakhiri dengan peletakan simbolis bagian dari puzzle maket Gedung Keuangan Semarang II sebagai simbol komitmen Kanwil DJP Jawa Tengah I untuk teguh bersikap Anti Korupsi.
- 35 views