Oleh: Dinni Syalsabila Safira, pegawai Direktorat Jenderal Pajak

 

Dan sebenarnya aku tak diam
Seraya perhatikan jejak langkahmu
Walau terlihat diriku
Tak ada di dekatmu

Potongan lirik ini mungkin terdengar puitis. Tapi tahukah Anda? Ia sangat pas untuk menggambarkan sesuatu yang begitu dekat dalam hidup kita, tapi sering kali luput dari perhatian: pajak.

Setiap langkah kita meninggalkan jejak. Tapi, adakah kita sadar bahwa di balik jejak itu, ada peran penting yang membangun negeri?

Setiap hari, setiap transaksi, setiap langkah ekonomi kita ada pajak yang mengalir, mendukung kehidupan berbangsa. Ia mungkin tak tak terlihat, tapi keberadaannya nyata. Diam-diam, ia memperhatikan, menopang dan juga membangun negeri ini.

Lalu, mengapa kita sering menganggap pajak seolah-olah sesuatu yang jauh, berat, bahkan menakutkan? Mari kita lihat lebih dalam —dan mungkin setelah ini Anda akan melihat pajak dengan cara yang benar-benar berbeda.

Pajak, Bagian dari Setiap Langkah Kita

Coba renungkan, jalan-jalan yang Anda lewati setiap hari, rumah sakit tempat Anda berobat dan memeriksakan diri, sekolah tempat anak-anak belajar, semua itu ada karena pajak. Tanpa kita sadari, setiap lembar rupiah yang kita keluarkan, setiap bisnis yang kita jalankan, meninggalkan jejak pajak yang dapat membangun negeri ini. Pajak bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Ia adalah jembatan yang menghubungkan impian kita akan negara yang maju dengan kenyataan yang bisa kita capai bersama. Semakin kita sadar akan peran kita, semakin kuat pondasi yang kita bangun.

Kenapa Kita Harus Peduli Pajak?

Banyak dari kita mungkin pernah bertanya, "Apa sih gunanya saya bayar pajak? Apa manfaatnya bagi saya pribadi?"

Pertanyaan ini wajar, terutama ketika kita merasa tidak langsung melihat hasil dari kontribusi yang sudah diberikan. Namun, sebenarnya jawabannya sangat sederhana: karena pajak kembali kepada kita semua.

Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan utama negara. Uang dari pajak digunakan untuk membiayai berbagai program dan layanan publik yang kita nikmati setiap hari, bahkan mungkin tanpa kita sadari. Maka dari itu, kepatuhan kita dalam membayar pajak bukan hanya kewajiban hukum, tapi juga bentuk nyata dari partisipasi kita dalam membangun bangsa.

Manfaat Nyata dari Pajak

1. Infrastruktur Publik

Salah satu manfaat paling terlihat dari pajak adalah pembangunan dan perbaikan infrastruktur. Ketika Anda melewati jalan raya dengan lancar, jembatan yang kokoh, atau transportasi umum yang lebih nyaman, itu semua dibiayai dari pajak. Jalan-jalan yang baik mendukung kelancaran aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat. Semua ini tak akan mungkin terwujud tanpa kontribusi pajak.

2. Pendidikan

Pajak juga digunakan untuk mendanai sektor pendidikan. Banyak pelajar dan mahasiswa di seluruh Indonesia yang mendapat bantuan pendidikan, beasiswa, hingga fasilitas sekolah gratis —semuanya bersumber dari dana pajak. Dengan begitu, anak-anak dari keluarga kurang mampu tetap memiliki kesempatan untuk meraih masa depan yang lebih cerah.

3. Layanan Kesehatan

Rumah sakit umum, puskesmas, hingga program vaksinasi nasional dijalankan dengan dana dari pajak. Ketika seseorang sakit dan bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau atau bahkan gratis, di sanalah terlihat betapa pentingnya peran pajak. Di masa pandemi Covid-19, kita bisa merasakan langsung bagaimana pajak menjadi tulang punggung untuk pengadaan vaksin, bantuan sosial, dan perawatan pasien.

4. Keamanan dan Ketertiban

Gaji polisi, tentara, dan petugas keamanan negara berasal dari pajak. Mereka menjaga stabilitas dan ketertiban umum, agar masyarakat bisa hidup dengan aman dan damai. Termasuk juga sistem hukum dan peradilan yang menjamin keadilan bagi seluruh warga negara.

Lebih dari Sekadar Kewajiban

Dengan membayar pajak dan melapor dengan benar, kita menunjukkan bahwa kita adalah warga negara yang bertanggung jawab. Tapi lebih dari itu, kontribusi kita adalah bagian penting dalam menciptakan perubahan positif bagi masyarakat dan negara.

Bayangkan jika semua warga negara patuh pajak: anggaran negara akan lebih besar, pembangunan lebih merata, dan kualitas hidup masyarakat meningkat. Maka dari itu, kepedulian terhadap pajak bukan hanya soal memberi, tapi juga soal ikut serta dalam membentuk masa depan bangsa yang lebih baik.

Taat pajak bukan hanya kewajiban formal. Ini adalah wujud cinta tanah air yang nyata. Karena setiap rupiah yang Anda bayarkan akan kembali dalam bentuk jalan yang lebih baik, pendidikan yang lebih luas, dan layanan publik yang lebih berkualitas. Jadi, mari kita peduli dan jadi bagian dari perubahan positif—karena negara ini dibangun oleh kita semua.

Mulai dari Sini: Langkah-Langkah Sederhana

Kalau Anda bertanya, "Apa yang bisa saya lakukan hari ini?", jawabannya mudah:

  1. Periksa apakah data nomor pokok wajib pajak (NPWP) Anda sudah sesuai (ingat, kini NPWP berbasis nomor induk kependudukan/NIK).
  2. Pastikan untuk melaporkan surat pemberitahuan (SPT) Anda lengkap, akurat dan tepat waktu.
  3. Bayar pajak tepat waktu, jangan tunggu terlambat.
  4. Manfaatkan layanan daring Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk mempermudah semua urusan perpajakan.
  5. Bagikan kesadaran ini ke rekan kerja, keluarga, dan teman-teman Anda.

Setiap langkah kecil ini akan menjadi bagian dari gerakan besar untuk membangun Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.

Tentang Jejak yang Kita Tinggalkan

Setiap kita meninggalkan jejak. Dalam pekerjaan kita, dalam keluarga kita, dalam kontribusi kita untuk bangsa ini. Jejak yang kita tinggalkan melalui pajak —mungkin tak kasatmata— tapi ia akan bertumbuh, mengakar, dan membawa perubahan yang nyata. Untuk anak-anak kita. Untuk generasi berikutnya. Untuk Indonesia yang lebih baik.

Jadi, saat ini, Anda punya pilihan: Diam dan membiarkan kesempatan berlalu, atau melangkah dengan penuh kesadaran, meninggalkan jejak yang akan kita banggakan suatu hari nanti. Mari melangkah bersama. Mari taat pajak, mulai hari ini. Untuk negeri, untuk masa depan, untuk kita semua. Karena dengan pajak, semua dapat manfaatnya.

 

*)Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.

Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.