
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Bandung menggelar rapat pembinaan yang dihadiri oleh seluruh pegawai di Ruang Aula, Selasa (15/1). Agenda utama rapat pembinaan kali ini adalah evaluasi kinerja tahun 2018.
Saat membuka kegiatan, Kepala KPP Madya Bandung Andi Setiawan tidak lupa menyampaikan ucapan belasungkawa kepada pegawai yang tengah berduka cita atas meninggalnya anggota keluarga dalam beberapa pekan terakhir ini. Andi pun memimpin doa agar keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan hati oleh Tuhan Yang Maha Esa. Selesai doa, agenda dilanjutkan dengan pemaparan capaian kinerja KPP Madya Bandung tahun 2018.
“Trend pencapaian penerimaan KPP Madya Bandung dari tahun 2012 hingga 2017 terhitung fluktuatif. Pernah di atas 90%, tapi pernah juga di bawah 80%. Pada 2018, kinerja kita mencapai 85,4% dari target Rp 11,91 triliun atau senilai Rp 10,17 triliun, dengan tren pertumbuhan positif Rp 669,55 miliar atau sebesar 7,04% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Untuk pertama kalinya, penerimaan KPP Madya Bandung tembus angka sepuluh triliun. Alhamdulillah..” jelasnya, diiringi riuh tepuk tangan para pegawai.
Andi juga menyampaikan bahwa pencapaian tersebut didapat dari penerimaan rutin sebesar Rp 92,7 triliun dan penerimaan extra effort sebesar Rp 0,9 triliun. Sektor industri pengolahan (46,23%) mendominasi sumber penerimaan KPP Madya Bandung, diikuti sektor jasa keuangan dan asuransi (14,01%) dan sektor perdagangan eceran dan besar (11,64%). Dari sisi pemeriksaan, persentase penerimaan mencapai 112,68% dari target Rp 230 miliar atau sebesar Rp 259,17 miliar. Selain capaian penerimaan, capaian kepatuhan wajib pajak juga patut diapresiasi, dengan target 771 wajib pajak dari total 779 wajib pajak wajib SPT, sebanyak 772 wajib pajak telah memenuhi kewajiban administrasi perpajakannya di tahun 2018.
“Indonesia telah memasuki era Industri 4.0 dimana sistem siber makin luas, era disrupsi yang makin menggeser aktivitas dunia nyata menjadi aktivitas dunia maya, kemudian ada lagi istilah dalam dunia bisnis sekarang ini tuh VUCA yakni Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity, yang secara langsung maupun tidak langsung akan memengaruhi ekonomi dunia, khususnya ekonomi Indonesia, yang akan pula memengaruhi kinerja kita. Terlepas dari apapun yang akan dihadapi nanti, seperti ungkapan Helen Keller, optimism is the faith that leads to achievement, nothing can be done without hope and confidence, kita harus tetap bangun optimisme guna raih banyak achievement lainnya, harus juga punya confidence agar dapat melakukan ikhtiar apapun demi mencapai suatu pencapaian yang lebih baik di masa depan.” pesan Andi, mengakhiri rapat pembinaan. (SDH)
- 87 views