Banjarmasin, 29 Mei 2024 – Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan kembali menggelar Publikasi Assets and Liabilities Committee (ALCo) Regional Kalimantan Selatan yang dilaksanakan di Mandiri University Banjarmasin Campus, Kota Banjarmasin. Hadir dalam kegiatan ini Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, perwakilan SKPD Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, local expert Kalimantan Selatan, perwakilan instansi pemerintah, perwakilan perbankan, serta awak media di wilayah Kota Banjarmasin. Kegiatan ini dilaksanakan untuk membahas kinerja fiskal dan ekonomi pembangunan di Kalimantan Selatan, serta untuk memperkuat sinergi Kementerian Keuangan dengan pemangku kepentingan di daerah.
Perekonomian Kalsel Masih Positif Didorong Adanya Peningkatan Aktivitas dan Mobilitas Masyarakat
Sampai dengan Bulan April 2024 ini, kondisi perekonomian nasional masih melanjutkan trend positifnya. Peningkatan aktivitas dan mobilitas masyarakat menjadi pemicu tumbuhnya perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan pada bulan April 2024 ini. Peningkatan tersebut diakibatkan adanya momen libur Hari Idulfitri yang diikuti dengan cuti bersama pegawai. Indikator-indikator yang menunjukkan keadaan perekonomian Kalimantan Selatan yang positif tersebut antara lain:
- Pertumbuhan ekonomi Triwulan I 2024 Kalimantan Selatan sebesar 4,96% sedikit dibawah nasional yang mencapai 5,11%.
- Tingkat inflasi April 2024 masih terkendali, tercatat sebesar 0,71% (mtm) atau mengalami mengalami inflasi sebesar 3,00%(yoy), sama dengan rata-rata nasional yang mencapai 3,00% juga. Tingkat inflasi tertinggi pada Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebesar 4,73% (yoy).
- Surplus perdagangan terus berlanjut di April 2024. Neraca perdagangan di Kalimantan Selatan meningkat 2,99% dibandingkan Maret 2024, menjadi US$1.045,98 juta. Peningkatan neraca perdagangan disebabkan oleh peningkatan harga komoditas batubara.
- Kelompok barang dengan ekspor tertinggi masih didominasi oleh bahan bakar mineral/batubara sebesar US$1.095,19 juta.
Kinerja Belanja APBN, Penerimaan Negara dari PNBP Tumbuh Positif
Kinerja APBN sampai dengan April 2024, dari sisi pendapatan telah terealisasi sebesar Rp6,71 triliun atau 29,01% dari target. Jika dibandingkan pada periode yang sama tahun 2023, pertumbuhan negatif 23,06%. Untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menunjukkan angka pertumbuhan yang positif yaitu 10,72% dengan realisasi sebesar Rp672,31 miliar. Dari sisi belanja negara, realisasi total belanja negara sebesar Rp13,03 triliun atau 34,26% dari pagu. Capaian ini meningkat 24,63% dibandingkan tahun lalu. Realisasi Belanja untuk Bulan April 2024 terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat (BPP) sebesar Rp8,96 triliun dan Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp29,09 triliun.
Penjelasan lebih rinci untuk pendapatan negara adalah sebagai berikut: Kanwil DJP Kalimantan Selatan dan Tengah mencatat penerimaan pajak mencapai Rp5,93 triliun atau 27,63% dari target, terkontraksi sebesar -24,36% (yoy). Kontribusi terbesar berasal dari Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp3,88 triliun, kemudian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) memberikan kontribusi sebesar Rp1,83 triliun. Tiga sektor yang memberikan kontribusi penerimaan perpajakan terbesar berasal dari sektor pertambangan dan penggalian dengan kontribusi sebesar 36,5%, kemudian sektor pengangkutan dan pergudangan sebesar 17,0%, dan sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 15,2%. Secara kumulatif, sampai dengan April 2024, mayoritas sektor utama masih tumbuh positif, kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Perdagangan Besar, dan Sektor Pertanian, yang mengalami kontraksi.
Kinerja penerimaan negara yang dipungut oleh Kanwil Direktorat Jenderal Bea Cukai Kalimantan Bagian Selatan (DJBC Kalbagsel) sampai dengan April 2024 sebesar Rp2,88 triliun. Dengan rincian penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp106,38 miliar dan penerimaan lainnya Rp2,77 triliun. Tantangan yang dihadapi terkait penerimaan yang dipungut oleh Kanwil DJBC Kalbagsel adalah penurunan harga ekspor komoditas batubara, CPO dan turunannya.
Selanjutnya pada sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), realisasi penerimaannya telah mencapai Rp672,31 miliar atau 54,13% dari target, tumbuh 10,72% (yoy). Capaian ini berasal dari PNBP BLU (24,17%) dan PNBP Lainnya (75,83%). PNBP Lainnya antara lain berasal dari PNBP yang dipungut Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) yaitu PNBP aset, piutang negara, dan bea lelang.

- 53 kali dilihat