“Kita telah mendiskusikan berbagai topik penting dalam setiap sesi dengan sangat konstruktif dan produktif. Diskusi terhangat yang diangkat dalam pertemuan tahunan SGATAR ke-49 adalah perkembangan terkini terkait perpajakan internasional, update dalam implementasi BEPS, serta reformasi perpajakan,” ucap Direktur Jenderal Pajak dalam Concluding Remarks Pertemuan Tahunan SGATAR ke-49 (Jumat, 25/10).

Robert Pakpahan berharap melalui diskusi tersebut akan tercipta kolaborasi dan sharing pengalaman yang berharga bagi para anggota yurisdiksi. Hal ini dikarenakan menurut Robert, setiap anggota yurisdiksi memiliki tantangan, pencapaian, dan milestone tertentu sehingga akan memunculkan perspektif baru terkait digital ekonomi dan Compliance Risk Management.

“Pagi ini, seluruh delegasi telah menyetujui Summary Report yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal, Working Groups Report, dan rekomendasi yang telah disampaikan oleh Chair atas Drafting Committee, serta rekomendasi dari SGATAR Taskforce,” tutup Robert,

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Tim Task Force Lyu Lan dari People’s Republic of China menyampaikan terkait Draft Rekomendasi Annual Work Programme untuk pertemuan tahunan SGATAR ke-50. Disampaikan bahwa  future research sangat membutuhkan partisipasi dan dukungan aktif seluruh anggota. Selain itu, perlu adanya peningkatan dalam ease of doing business. Penggunaan Bahasa Inggris dalam forum juga sangat direkomendasikan.

Sementara itu, Ketua Drafting Committee Dwi Astuti menyampaikan Working Groups Report and Recommendations, “Terdapat tiga topik penting yang didiskusikan dalam Working Groups yaitu terkait Transfer Pricing, Automatic Exchange of Information, dan Simplifikasi Pajak.”

Dalam paparannya, yang menjadi bahasan utama tentang Transfer Pricing adalah berkaitan dengan Transfer Pricing Approach, Comparables, Secondary Adjustment, dan Transfer Pricing Dispute Resolution. Rekomendasi yang disampaikan adalah agar mendorong kemungkinan untuk meluncurkan joint database yang meliputi wilayah Asia Pasifik.

“Terkait AEoI, kita harus memahami pentingnya penyimpanan data CRS dari partner secara aman dan rahasia sesuai dengan legal framework. Ketiga, sehubungan dengan implifikasi pajak, perlu adanya modernisasi, change management, manajemen big data, dan manajemen identitas. Selain itu, perlu adanya kerja sama dengan partner untuk menyediakan software bagi wajib pajak serta transformasi workforce yang sejalan dengan perkembangan teknologi,” tutup Dwi.

Terkait dengan Agenda Annual Meeting SGATAR ke-50, Head of Delegation Jepang Tsuguhiko  Hoshino juga menyampaikan rasa hormatnya karena telah dipilih sebagai host dalam pelaksanaan SGATAR tahun 2020 .  “Saya menantikan partisipasi aktif dari seluruh anggota SGATAR untuk mengikuti agenda tahunan SGATAR ke-50 di Jepang,” ucap Komisioner Tsuguhiko Hoshino.

Pada akhir acara, ketujuh belas HoD melakukan penukaran cinderamata sebagai tanda untuk meningkatkan engagement antaranggota SGATAR. Miniatur Tugu Yogyakarta menjadi salah satu pilihan cinderamata dari Indonesia yang diberikan kepada seluruh Head of Delegation se-Asia Pasifik.