“Adanya acara ini membuat saya bisa belajar perpajakan terkait usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), perizinan, perbankan dan desain produk. Terima kasih Pajak Karanganyar sudah menyelenggarakan acara ini,” ujar Hani, salah satu peserta kegiatan Business Development Service (BDS) oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar saat menghadiri acara tersebut di Sendang Ndalem Seniyor, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah (Rabu, 19/11).
Kegiatan yang diikuti oleh puluhan pelaku UMKM, khususnya di bidang kuliner ini, diselenggarakan bekerja sama dengan Wiramuda Tangguh Bumi Intan Pari (Witpari) sebagai bagian dari upaya untuk mendukung perkembangan UMKM di Kabupaten Karanganyar.
Diawali dengan sambutan Kepala KPP Pratama Karanganyar, Eko Budi Setyono, yang menjelaskan tentang tujuan acara ini. “Acara ini merupakan kegiatan rutin yang dapat diartikan sebagai cara dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) agar perekonomian kita, khususnya UMKM bisa lebih maju,” ungkapnya.
Materi perpajakan berfokus pada dua topik utama, yakni penggunaan tarif pajak penghasilan (PPh) final atau tarif umum dan pengenalan sistem Coretax DJP. Kegiatan dipandu langsung oleh penyuluh pajak, Susilo Budi Wisnu Andrianto.
Susilo menjelaskan bahwa pelaku UMKM dibebaskan memilih menggunakan tarif PPh Final atau tarif umum untuk pembayaran pajaknya. “Bapak dan Ibu bebas untuk menggunakan kedua tarif tersebut, silahkan dihitung-hitung terlebih dahulu mana tarif pajak yang lebih menguntukan agar usaha Bapak dan Ibu semakin berkembang dan tetap bisa membayar pajak,” ujar Susilo.
Materi kedua, yaitu perizinan usaha disampaikan oleh Ketua Witpari, Yeni Maula. Ia menjelaskan pentingnya nomor induk berusaha (NIB), perizinan untuk produk pangan rumah tangga (PIRT), dan halal bersama dalam memulai usaha kuliner.
“Sebagai pelaku usaha khususnya di bidang kuliner, penting bagi kita untuk memiliki NIB ditambah dengan PIRT dan sertifikat halal bersama. Pembuatan NIB bisa datang secara langsung ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) atau mandiri lewat Online Single Submission (OSS) dan yang paling penting pembuatannya tidak dikenakan biaya alias gratis,” ujarnya.
Seusai materi perizinan, dipaparkan pula terkait desain produk oleh Dosen Universitas Muhammadiyah Surakatya (UMS), Ariq Idris Annaufal. Ia menjelaskan tentang pentingnya penggunaan kemasan di jaman sekarang.
“Negara-negara maju sekarang sudah mulai untuk mempertimbangkan penggunakan kemasan produk yang lebih ramah lingkungan untuk masa depan yang berkelanjutan, seperti penggunaan kertas, plastic biograde, dan kaca. Oleh karena itu sebaiknya dari sekarang kita sudah memilih kemasan seperti itu,” ungkapnya.
Kegiatan ditutup dengan penyampaian materi perbankan oleh perwakilan BRI Cabang Karanganyar, Siti Maesuri terkait sosialisasi aplikasi QRIS. “Sekarang proses transaksi bisa lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya dengan menggunakan QR Code,” ujar Siti.
| Pewarta: Hendi Setiantoro |
| Kontributor Foto: Rizalul Hanif |
| Editor: Waruno Suryohadi |
*)Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 28 kali dilihat


