Wajib pajak Aminuddin melaporkan adanya upaya penipuan mengatasnamakan Direktorat Jenderal Pajak melalui pesan WhatsApp ke Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) di Baradatu, Way Kanan, Lampung (Senin, 10/3).

Aminuddin menceritakan bagaimana modus penipuan melalui pesan WhatsApp yang diterimanya. "Saya menerima pesan WhatsApp yang mengatasnamakan instansi pajak. Mereka meminta saya memperbarui data pribadi seperti nama lengkap, nomor telepon, alamat, NIK, NPWP, email, bahkan NIB. Saya sempat percaya karena mereka tahu banyak informasi detail tentang saya," ujar Aminuddin saat memberikan keterangan di KP2KP Baradatu.

Menurut Aminuddin, pelaku tidak hanya mengirim pesan, tetapi juga berusaha meyakinkan dirinya melalui panggilan telepon dan bahkan mengajak video call. Dalam video call tersebut, pelaku berusaha membimbing korban untuk meng-install aplikasi dan mengakses tautan tertentu.

"Mereka sampai telepon saya berkali-kali dan ngajak video call biar saya percaya. Untungnya saya curiga karena pernah dengar cerita teman yang kena modus serupa. Setelah install aplikasi, HP teman saya di-hack dan saldo di Mobile Banking hilang semua," jelas Aminuddin.

Kecurigaan tersebut mendorong Aminuddin untuk segera mengonfirmasi ke KP2KP Baradatu. Petugas KP2KP memastikan bahwa Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tidak pernah meminta pembaruan data pribadi melalui pesan WhatsApp atau video call.

“Kami menegaskan bahwa DJP tidak pernah menghubungi wajib pajak untuk melakukan pembaharuan data pribadi melalui WhatsApp, telepon, atau video call,” ujar Ariani petugas yang saat itu sedang melayani.

“Apabila ada imbauan dari kami, maka akan kami lakukan secara resmi melalui surat resmi. Semua proses resmi dilakukan, termasuk kontak kami hanya melalui saluran resmi seperti situs web DJP, Kring Pajak 1500 200 atau nomor resmi KPP Pratama Kotabumi dan KP2KP Baradatu. Dan pastikan tidak meng-install aplikasi apa pun yang mencurigakan,” tambah Ariani.

Aminuddin mengucapkan terima kasih atas informasi dari KP2KP Baradatu, serta meminta agar informasi yang ia sampaikan bisa menjadi bahan pelajaran bagi semua wajib pajak. "Saya berharap informasi saya ini bisa dilaporkan atau dipublikasikan ke wajib pajak yang lain, untuk menghindari terjadinya korban modus penipuan," ujar Aminuddin mengakhiri pelayanan yang diterima dari KP2KP Baradatu.

 

Pewarta: Vovi Anggara
Kontributor Foto: Vovi Anggara
Editor:

*)Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.