
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kotamobagu mengundang Aliansi Masyarakat Adat Bolaang Mongondow (Amabom) untuk memperkenalkan adat budaya Bolaang Mongondow (Bolmong) kepada pegawai sebagai langkah nyata pengenalan dan pelestarian budaya setempat. Acara ini dilaksanakan secara luring dan daring di Ruang Aula KPP Pratama Kotamobagu, Kotamobagu (Rabu, 1/9). Acara ini diselenggarakan secara terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Seluruh pegawai KPP Pratama Kotamobagu dan Ketua Amabom Zainul A. Lantong serta Dewan Adat yang terdiri dari Aty Ginoga, Longki Mokoginta, Ambaru serta Hamri Manoppo menghadiri acara ini. Dalam sambutannya, Zainul menyampaikan apresiasinya kepada KPP Pratama Kotamobagu yang telah menjadi garda terdepan dalam menempatkan tatanan adat budaya Bolmong dalam institusi pemerintah. Slogan budaya daerah “Bogani” telah diterapkan oleh KPP Pratama Kotamobagu dalam sifat dan tata krama pelayanan.
"Adat mempunyai marwah tersendiri yang eksistensi dan independensinya memiliki ruang dan waktu tersendiri, oleh karena itu murahnya adat tidak dapat diberi dan mahalnya adat tidak dapat dibeli," ungkap Zainul. Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan dari Sekretaris Amabom Muliadi Mokodompit. Dalam paparannya, Muliadi menyampaikan materi tentang Budaya Lokal dan Cara Komunikasi yang Efektif dengan Masyarakat Adat Bolomong Raya kepada pegawai KPP Pratama Kotamobagu.
“Mototompiaan, Mototabian, bo Mototanoban,” ucap Muliadi.
Muliadi juga menjelaskan mengenai pengertian dari Mototompiaan, Mototabian, bo Mototanoban, yang memiliki arti hubungan timbal balik untuk saling memperbaiki, saling menyayangi dan saling mengasihi. Motto yang menjadi jati diri masyarakat Bolaang Mongondow (Bolmong) Raya tersebut tidak hanya sekadar prinsip dan pemersatu, melainkan mempunyai sifat akulturasi antara masyarakat Mongondow dengan masyarakat pendatang seperti suku Bugis, Jawa, Bali, Minahasa, Gorontalo bahkan etnis Tionghoa.
Pada acara tersebut, Amabom menganugerahkan gelar adat "Bo" kepada Kepala KPP Pratama Kotamobagu Andhik Tri Indratama yang ditandai dengan penyematan selempang atau Ki Binandangan dalam bahasa Mongondow sebagai simbol pemberian tanggung jawab kepada pejabat yang memimpin sebuah institusi untuk melaksanakan tugas sebagai duta masyarakat dan akan mengenalkan adat Bolmong. Andhik pun berharap kedepannya, Amabom dan KPP Pratama Kotamobagu terus bersinergi dalam upaya mengangkat dan melestarikan budaya lokal.
- 35 kali dilihat