
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menyelenggarkan Webinar Bedah Buku CRMBI (Compliance Risk Management dan Business Intelligence) Langkah Awal Menuju Data Driven Organization (Kamis, 28/7). Acara ini dilangsungkan secara daring melalui media Zoom dan kanal YouTube Ditjen Pajak RI.
Bedah buku ini mengundang para narasumber Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak Yon Arsal, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Sistem Informasi dan Teknologi Bobby Achirul Awal Nazief, dan Direktur Data dan Informasi Perpajakan Dasto Ledyanto. Kegiatan ini dimoderatori oleh Kepala Subdirektorat Hubungan Masyarakat Perpajakan Dwi Astuti di Studio Lantai 16, Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat (P2Humas).
Webinar Bedah Buku CRMBI ini mengulas perjalanan pengembangan CRM dan BI DJP, dimulai dari cikal bakal CRM yang disusun sejak tahun 2009, hingga beragam produk CRM dan BI di berbagai fungsi/proses bisnis yang mulai diluncurkan pada tahun 2019 dan berlanjut hingga saat ini. Sejalan dengan rencana strategis (Renstra) DJP tahun 2020-2024 dan Reformasi Pajak Jilid III yang berlandaskan kepada lima pilar penting dalam administrasi perpajakan yaitu penguatan organisasi, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), perbaikan proses bisnis, pembaruan sistem informasi dan basis data, dan penyempurnaan regulasi, pengembangan CRM dan BI DJP bertujuan untuk menentukan perlakuan yang tepat atas wajib pajak sesuai tingkat risiko kepatuhan. Pengembangan ini disusun secara sistematis, terukur, objektif, dan juga untuk memenuhi indikator kinerja pada Tax Administration Diagnostic Assessment Tool (TADAT).
Acara ini dilanjutkan secara interaktif dengan membuka sesi pertanyaan melalui media zoom yang terwakili oleh Account Representative Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Badung Selatan I Wayan Murlanda Wangsa, konsultan pajak dan anggota IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) Jenny, serta penanya pada kanal Youtube Ditjen Pajak RI.
Acara ini ditutup dengan closing statement dari para narasumber. “…mudah-mudahan jaringan darah dari CRMBI memberikan energi pada CITAS dapat membantu pencapaian dalam lower administration cost, lower compliance cost, increase corporate compliance untuk mencapai Indonesia yang lebih baik,” tegas Bobby. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian Yon Arsal, “…evaluasi ini adalah bagian yang penting yang melibatnya semua orang, dari garda depan pengguna CRM. Barang ini milik kita, barang ini akan kurang kemanfaatannya kalau teman-teman dari bawah selaku user, Kanwil, KPP, KP2KP tidak memberikan umpan balik kepada pengembang di kantor pusat. Sehingga seluruh komponen ini, environment ini menjadi komplit.”
Terakhir Dasto menutup dengan menyampaikan, “CRMBI adalah suatu tools, dia tidak akan bermakna apa-apa kalau tools ini tidak dipelihara bersama. Ini merupakan collaborative effort dari kita mengelola dari awal sumber informasi dari internal maupun eksternal serta kita melakukan kolaborasi dengan banyak pihak yang memiliki sumber informasi tadi dari awal, sehingga nanti pada saat kita menyusun secara algoritma sebagai pengembang kita berkolaborasi dengan para stakeholders internal maupun eksternal, internal DJP, Kementerian Keuangan, dan para wajib pajak sehingga kemanfaatan ini kita butuhkan. Collaborative effort yang selama ini sudah terbangun, ayo kita lanjutkan, kita teruskan, komunikasi kita buka sehingga CRMBI benar-benar suatu kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan salah satunya tools ini.”
Pewarta: Rifky Bagas Nugrahanto |
Kontributor Foto: |
Editor: |
- 81 kali dilihat