Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo melakukan kunjungan kerja ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Wajib Pajak Besar dalam rangka meningkatkan sinergi dan mengoptimalkan strategi pengamanan penerimaan pajak tahun 2021, Jakarta (Kamis, 2/8). Kanwil DJP Wajib Pajak Besar menerima amanah target sebesar Rp323,70 Triliun atau 26,33% dari total target penerimaan pajak nasional yakni Rp1.229,58 Triliun.

Sebagai unit kerja paling strategis di DJP, Kanwil DJP Wajib Pajak Besar berhasil mengumpulkan penerimaan s.d. Agustus 2021 sebesar Rp200,79 Triliun dengan capaian 62,03% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021, angka ini melebihi capaian penerimaan nasional yaitu 60,39%. Pertumbuhan penerimaan yang diraih adalah +10,71% (year-on-year) diatas pertumbuhan nasional sebesar +9,47%, dan jauh mengungguli pertumbuhan periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar -15,89%.

Dari data milik DJP, tercatat Pajak Penghasilan (PPh) Non Migas menjadi penyumbang terbesar diangka 66% dari total penerimaan tersebut, dilanjutkan dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 33%, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak lainnya sebesar 1%. Sedangkan tiga sektor yang menjadi penyumbang terbanyak adalah sektor industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 35,60%, jasa keuangan dan asuransi 31,27%, disusul sektor informasi dan komunikasi sebesar 9,06%.

Ditengah kondisi nasional yang masih terdampak pandemi Covid-19, Kanwil DJP Wajib Pajak Besar menargetkan pertumbuhan penerimaan lebih dari 20% untuk periode Oktober s.d. November 2021. “Walaupun PPKM masih seperti itu, tapi kita masih berada dalam situasi yang lebih memberikan harapan untuk menyelesaikan 2021 ini dengan sebaik-baiknya,” tutur Suryo mengawali pembicaraan.

Penerimaan pajak tahun 2021 memang masih belum dapat menyamai penerimaan tahun 2019 sebelum pandemi. Namun, pajak transaksional yang mencerminkan aktivitas ekonomi yakni PPN Dalam Negeri dan PPN Impor telah melampaui level penerimaan pada tahun 2019 silam, yang menandakan adanya pertumbuhan dan perbaikan kondisi ekonomi di Indonesia.