Sekelumit Kisah Ramadhan di Tanah Langkat ( oleh: Syafei Harahap & Rafikasyari )

Oleh: Syafei Harahap & Rafikasyari, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak

 

Bumi melayu di tanah Langkat

Tari zapin penawar hati

Siang hari panasnya menyengat

Orang berpuasa selalu bersabar hati

 

Sungguh elok gadis melayu

Wajahnya ayu lagi rupawan

Sungguh berpuasa membikin sayu

Tapi pahalanya sangat menawan

 

Siang berpuasa tahun ini memang lebih panas dari tahun lalu. Kondisi kemarau dan pengaruh erupsi Gunung Sinabung di kejauhan tak pelak ikut menyumbang kondisi ini. Kami di sini di kantor kami KPP Pratama Binjai di bumi Melayu. Kantor kami langsung berhadapan dengan tanah pekuburan. Kami ambil sisi positifnya saja ini semacam pengingat bagi kami sebagaimana yang disampaikan seorang imam Fudhail bin Iyadh "cukuplah kematian menjadi nasehat". Setiap hari memandang ke depan membuat kami sadar kami bukanlah siapa-siapa dan itulah tempat terakhir kami akan kembali, namun sekaligus juga membuat sadar bahwa hidup itu sesuatu yang sangat berharga dan sangat sayang apabila tidak di-isi dengan hal yang berguna.

Kota kami tidak jauh dari Medan, ibu kota propinsi Sumatera Utara, sekitar ± 20 Km jaraknya. Kota Binjai beriklim cerah agak panas dengan curah hujan yang lumayan tiap tahunnya. Dulu kota ini merupakan perbatasan antara Kesultanan Melayu Deli di Tanah Medan dan Kesultanan Melayu Langkat di daerah Tanjungpura sana (± 35 km ). Keduanya merupakan kerajaan Islam yang megah pada zamannya. Sastrawan Pujangga Baru Amir Hamzah adalah salah satu contoh anggota keluarga kesultanan Langkat.

Seperti siang ini di Mushalla Al- Waliyyu, suasana di luar cukup menyengat namun tidak di dalam Mushalla. Mushalla kami cukup luas dengan ukuran 8 x 10 m. AC mampu membuat suasana nyaman dan betah berlama-lama di dalam. Sejak pagi ada saja pegawai maupun karyawan lain bergantian mengisi dengan salat dhuha, bertadarus atau sekedar berdzikir. Mereka berlomba mengisi Ramadan ini dengan amalan-amalan utama di sela-sela melaksanakan tugas. Wajah mereka nampak sayu namun memancarkan semangat untuk mengapai pahala yang berlimpah di bulan penuh berkah ini.

Masuk waktu Zhuhur sekitar pukul 12.30 WIB, para pegawai dan karyawan lain dan para siswa PKL berduyun memasuki mushalla. Hari ini ada kajian Islam Ba´da Zhuhur. Ustad yang mengisi kali ini Ustad Safria Andi yang mengaku sebagai “Ustad Cinta”, seperti yang dituliskannya di facebooknya. Sebagai seorang pengajar di salah satu perguruan Islam, apa yang disampaikannya menarik. Walupun kami merasa agak baper karena cepat sekali terisak seperti menangis dalam menyampaikan suatu hal yang menyentuh “rasa”. Tapi mungkin itu kelebihan memiliki hati yang lembut, hati yang akan mudah tersentuh.

Perkataannya yang langsung membuat tersentak adalah, ”Kantor ini yang akan dengan segera membawa Saudara-saudara semua ke Surga. Namun Kantor ini juga yang akan dengan membawa Saudara-saudara ke dalam neraka. Kemudian beliau menguraikan mengapa beliau berkata hal tersebut. "Kantor ini merupakan ladang amal, jadi kalau Saudara-saudara memberikan pelayanan yang baik, tidak menyalah gunakan jabatan maka Insya Allah apa yang kita lakukan akan menjadi ibadah berbuah pahala. Namun sebaliknya apabila kita tidak memberikan pelayanan yang baik apalagi juga menyalahgunakan wewenang maka yang datang adalah balasan dosa, Na'udzubillahimindzalik.

Kami hanya tertunduk syahdu dan berharap kalimat pertama yang disampaikan ustad tadi adalah yang akan terjadi. Aamiin. Kami juga memberikan santunan kepada anak yatim piatu atau anak anak tidak mampu yang berasal dari lingkungan sekitar. Jumlahnya sekitar 30 anak. Melihat wajah kanak-kanak mereka mengembalikan rasa sadar betapa harus bersyukurnya kami dengan keadaan sekarang sekaligus mengingatkan kewajiban kita untuk memantu sesama dengan memberikan sebagain rejeki yang diberikan Allah SWT. Kepala Kantor KPP Pratama Binjai M. Ivon Indardi yang langsung memberikan santunan sambil mengelus-elus kepala dari bocah-bocah tersebut. Ini merupakan wujud perhatian kami terhadap lingkungan sekitar.

Selain itu, BKM juga memberikan paket Ramadan kepada para pegawai, petugas cleaning service, dan security. Paket yang bersumber dari iuran sukarela setiap bulan pegawai muslim ini diharapkan membawa manfaat keceriaan dalam merayakan Idul Fitri 1438H. Kegiatan Ramadan diakhiri dengan Shalat Ashar berjamaah sebelum beranjak pulang ke rumah masing-masing. Sekali lagi inilah ikhtiar kami dalam mengisi Ramadan ini sebaik-baiknya sampai tiba di hari Idul Fitri.

 

Cincin logam dari suasa

Dipakai di jarimanis kiri

Sudah sebulan penuh berpuasa

Saatnya suci di Hari yang Fitri (*)

 

*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi dan bukan cerminan sikap instansi dimana penulis bekerja