Oleh: Salman Faruqi, pegawai Direktorat Jenderal Pajak

 

Sudahkah Pembaca melihat di Instastory teman-teman yang mengunggah foto mereka saat bermain bola layaknya atlet profesional? Foto keren saat mereka menendang, menggiring, atau menahan bola, (padahal kita juga tahu) teman Pembaca tidak terlalu jago bermain bola. Dan itu bisa juga terjadi di olahraga lainnya yang menjadi hobi, misalnya lari atau bersepeda. Yah sah-sah saja sih. Yang namanya nampang di medsos, semuanya bisa tampak lebih keren.

Kembali ke kegemaran tendang bola itu tadi. Mungkin teman Pembaca ikut dalam fenomena mini soccer. Fenomena ini sudah merambah ke berbagai kalangan tetapi yang paling terjadi di golongan “Om-Om Kantoran”. Kegiatan ini menjadi pelepas stres dengan berolahraga, setelah seharian bekerja. Selain itu, aktivitas ini bertujuan untuk menjaga kebugaran pemain yang kesehariannya hanya duduk di depan komputer sehingga minim gerak.

Om-Om Kantoran ini juga bisa meningkatkan eksistensinya di media sosial karena mendapatkan foto yang bagus saat bermain. Sering kali mereka menyewa fotografer untuk memotret pemain pada saat bermain. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkuat silaturahmi antar kolega di luar jam kantor. Banyak hal yang tidak bisa dikomunikasikan di kantor dan diskusi menjadi lebih cair.

Dalam bermain mini soccer kita harus membagi jadi dua tim dan masing-masing memiliki tujuh pemain. Hal ini cukup memecahkan solusi keterbatasan pemain karena sepak bola membutuhkan pemain yang lebih banyak. Permainan ini seperti diantara futsal dengan sepak bola dan dimainkan di lapangan yang lebih kecil dari sepak bola.

Baca juga:
Yuk Cermati, Ini Kewajiban Perpajakan Klub Futsal Profesional
Piala Dunia U-17 dan Potensi Penerimaan Pajak
Menaksir Potensi Pajak Tuan Rumah Piala Dunia U-17
Mengintip Kewajiban Perpajakan Klub Sepak Bola
Jock Tax, Pajak untuk Atlet dan Ofisial

Perputaran Ekonomi Bisnis

Melirik kegemaran yang satu ini, sebenarnya terpendam juga potensi permutaran roda ekonomi, alias cuan yang lumayan. Berikut beberapa item yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku industri kreatif di bidang mini soccer.

Sewa lapangan dan fotografer

Sebelum bermain tentu saja kita harus menyewa lapangan terlebih dahulu. Harga sewanya beragam tergantung lokasi dan fasilitas lapangan seperti ketersediaan fasilitas seperti toilet, ruang ganti, atau kantin. Tak jarang pengelola sudah bekerja sama dengan fotografer tertentu dan memasukannya dalam fasilitas paket sewa. Hal ini merupakan sektor bisnis baru bagi fotografer. Kang Foto juga dapat disewa jasanya secara mandiri atau atas rekomendasi dari pengelola lapangan. Banyaknya permintaan dari fotografer mini soccer ini, menambah peluang rezeki untuk para Mat Kodak.

Makanan dan Minuman

Pemain setelah bermain akan merasakan haus dan terkadang lapar. Beberapa lapangan mini soccer juga menyediakan kantin atau pujasera yang menjual makanan dan minuman. Pemilik bisa mendapat penghasilan dari sewa stand dan penjual makanan mendapat keuntungan dari pengunjung yang membeli produk mereka. Kolaborasi ini membuat pengunjung ke pujasera menjadi ramai baik para pemain mini soccer maupun konsumen yang ingin jajan kuliner.

Pembelian dan Pembuatan Baju Jersi

Ada dua tipe dalam membuat seragam jersi tim mini soccer, yang pertama dengan membeli jersi klub secara grosir lalu mencetak nama dan nomor punggung. Cara kedua ialah membuat desain dari awal dan dieksekusi oleh jasa pembuatan seragam tim.

Jasa pembuatan jersey yang kebanyakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) inilah yang mendapat untungnya karena hampir dipastikan mendapat pesanan dalam jumlah yang banyak dengan alasan tim mini soccer minimal berjumlah tujuh orang belum termasuk cadangan dan suporter yang akan menjadi calon pembeli. Pada praktiknya di beberapa tempat menerapkan minimal pemesanan seperti minimal orderan dua belas jersey.

Selain jersey seragam, bermunculan juga jersey yang dikeluarkan oleh distro. Inovasi ini tercipta untuk meningkatkan citra dan penggunaan jersey yang tidak hanya untuk bermain mini soccer tetapi juga untuk tampil lebih modis serta dapat digunakan di acara kasual. Selain jersey, beberapa perangkat lainnya juga ikut laku terjual seperti meningkatnya permintaan pembelian rompi, deker, sepatu, dan aksesoris lainnya.

Sponsor Tim

Sponsor dapat menaruh logo usahanya di jersey tim layaknya tim profesional. Biasanya logo sponsor diletakan di bagian dada jersey tetapi bisa di tempat lainnya seperti bagian punggung, bawah leher, atau lengan jersey. Alasan sponsor tertarik untuk mengiklankan produknya pada tim mini soccer adalah tim tersebut memiliki kelebihan yang dapat membantu sponsor tersebut untuk menaikan atensi calon pembeli seperti tim memiliki media sosial yang dapat meningkatkan perhatian pengikut. Hal ini masih jarang ditemukan karena pertimbangan untung rugi dari calon investor. Masih banyak lagi dampak ekonomi dari mini soccer ini seperti jasa wasit, laundry, pembuatan piala dan medali, dan lain-lain yang mayoritas penyedia jasanya merupakan UMKM.

Potensi Pajak

Setiap entitas yang menuai penghasilan di Indonesia pastinya harus membayar pajak sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, asal sudah memenuhi syarat sebagai subjek atau objek pajak. Usaha mini soccer baru membayar pajak apabila omzet yang dihasilkan melebihi Rp500 juta dalam setahun sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2022 tentang Penyesuaian Pengaturan di Bidang Pajak Penghasilan (PP 55/2022). Apabila sudah lebih dari Rp500 juta, akan dikenakan tarif 0,5% dikali dengan omzet.

Jika omzetnya sudah di atas Rp 4,8 miliar akan dikenakan tarif sesuai Pasal 17 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh) sebagimana beberapa kali telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Tidak lupa juga ia wajib dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP). Hal ini juga berlaku bagi penjual di pujasera dan pelaku UMKM yang lainnya.

Entah akan berapa lama trend ini bertahan, tetapi ini merupakan hal yang positif. Om-Om Kantoran ini secara tidak langsung menggerakan arus ekonomi di bidang olahraga rekreasi ini. Dampak dari trend ini bisa menaikan pemasukan usaha yang kebanyakan tergolong UMKM. Jangan lupa pemanasan sebelum bermain dan junjung tinggi sportivitas!

 

*) Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.

Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.