Di Balik Tembok TPT (Tempat Pelayanan Terpadu)

Oleh: Rini Ismayani Warapsari Cokronegoro, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) adalah suatu tempat pelayanan perpajakan yang terintegrasi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan menggunakan sistem informasi perpajakan dan sistem administrasi perpajakan untuk memberikan pelayanan perpajakan. Jadi TPT adalah tempat segala macam bentuk pelayanan perpajakan seperti pembuatan NPWP, penerimaan surat, penerimaan SPT, hingga konsultasi masalah perpajakan. Salah satu komponen dari TPT yang tak bisa dipisahkan adalah para petugasnya yang harus senantiasa memberikan pelayanan secara prima.
Ya, sejujurnya ini pengalaman pribadi. Tapi mungkin juga mewakili sebagian besar petugas TPT di seluruh pelosok negeri. Kami memang garda depan, orang bilang kami lah wajah dari institusi ini, Direktorat Jenderal Pajak. Jadi, senyum-sapa-salam sudah menjadi kebiasaan kami sehari-hari.
Banyak suka duka kami alami selama menjadi petugas TPT. Wajib pajak adalah sahabat kami. Bertemu dengan wajib pajak yang baik adalah rejeki, pun dengan yang kurang baik akan kami hadapi. Terkadang jika kami merasa kesulitan dalam menghadapi mereka, dengan senang hati Kasi Pelayanan kami selalu siap di belakang kami.
Waktu bekerja kami pun terbilang padat tanpa sela dengan wajib pajak yang terus mengalir silih berganti apalagi jika sudah mendekati tanggal jatuh tempo pelaporan SPT. Jam 8 tepat sudah harus siap segar bugar (dalam artian sudah sarapan dan dandan cantik/ganteng), jam 12 teng -bagi yang tidak kebagian piket siang- harus segera merangcang mau makan apa dan dimana (itupun harus yang dekat-dekat saja karena takut habis di jalan terutama bila di Ibukota) lalu sholat Dzuhur, dan jam 1 teng kami sudah harus berada di garda depan kembali dengan senyuman kami. Selesai jam layanan jam 4 sore pun tidak selalu tepat, karena terkadang ada saja wajib pajak yang memohon untuk tetap dilayani bahkan kadang hingga jam 5 lewat.
Kami pun jarang berinteraksi dengan teman-teman kantor kami yang lain. Ada kegiatan kantor seperti IHT (In House Training), apel pagi setiap tanggal 17, Jum’at Krida, acara pisah sambut, kami nyaris tak pernah ikut (paling hanya kebagian jatah makanan saja).
Namun dari semua suka duka di atas, kami tetap selalu mencoba tersenyum dan bekerja dengan hati. Karena Alhamdulillah, semenjak mengemban amanah sebagai petugas TPT, ilmu perpajakan kami jadi bertambah, kami selalu update peraturan perpajakan, dan pastinya teman wajib pajak kami bertambah. Ini tetap harus kami syukuri karena ujung tombak Pelayanan institusi ini ada di tangan kami.
Salam TPTers !
*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi di mana penulis bekerja.
- 8308 kali dilihat