Coretax DJP: 1 Aplikasi 7 Manfaat

Oleh: (Fatikha Faradina), pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Semarak awal tahun 2025 ikut diramaikan oleh industri layar lebar tanah air dengan merilis film bertema keluarga dengan judul "1 Kakak 7 Ponakan”. Moko, sang tokoh utama, digambarkan sebagai karakter yang memiliki kemampuan multitasking dan menjadi tulang punggung keluarga. Memiliki judul yang unik dan menggelitik, film ini sukses menjadi topik perbincangan hangat di kalangan penikmat sinema, khususnya muda-mudi yang sering merasa relate dengan karakter Moko.
Ternyata tidak hanya muda-mudi saja yang merasa memiliki kesamaan dengan karakter Moko tersebut. Coretax Direktorat Jenderal Pajak (Coretax DJP) yang baru saja dirilis oleh DJP pada 1 Januari 2025 juga memiliki keunikan. Coretax DJP didapuk sebagai sistem administrasi layanan DJP yang memberikan kemudahan bagi penggunanya. Pembangunan Coretax DJP merupakan bagian dari proyek Pembaruan Sistem Inti Administrasi Perpajakan (PSIAP) yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2018 tentang Pembaruan Sistem Administrasi Perpajakan. Proyek PSIAP merupakan proyek rancang ulang proses bisnis administrasi perpajakan melalui pembangunan sistem informasi yang berbasis COTS (Commercial Off-the-Shelf) dan disertai dengan pembenahan basis data perpajakan.
Dalam buku “Panduan Singkat Coretax” yang diterbitkan oleh DJP, dijelaskan bahwa setidaknya terdapat lima proses bisnis yang merupakan hasil rancang ulang proses bisnis inti DJP yaitu registrasi, pengelolaan Surat Pemberitahuan (SPT), pembayaran, layanan perpajakan, dan Taxpayer Account Management (TAM).
Dalam hal ini, mirip dengan karakter Moko, Coretax DJP juga memiliki kesamaan kualitas dalam melakukan multitasking. Dengan membawa tujuh fungsi utama dalam satu aplikasi, Coretax DJP dirancang untuk menyederhanakan proses perpajakan yang sebelumnya tersebar dalam berbagai sistem terpisah. Mulai dari pendaftaran, pelaporan, pembayaran, hingga pengawasan kepatuhan, semuanya kini terintegrasi dalam satu sistem yang lebih modern dan efisien.
- Pendaftaran Wajib Pajak yang Lebih Praktis, Akuntabel, dan Valid
Coretax DJP memungkinkan pendaftaran wajib pajak dilakukan dengan lebih mudah. Pendaftaran dilakukan melalui sistem digital yang terintegrasi dengan data kependudukan yang disediakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, sehingga data yang direkam oleh DJP dapat dipastikan valid. Pasalnya, data tersebut sama dengan data Kartu Tanda Kependudukan (KTP) dan Kartu Keluarga serta terdapat penambahan sistem geotagging. Selama ini, proses pemenuhan kewajiban perpajakan sering terkendala dengan hal-hal sederhana di level administrasi mulai dari kontak wajib pajak yang berubah hingga alamat palsu.
- Pelaporan SPT yang Lebih Sederhana dan Terstruktur
Wajib pajak dapat mengisi dan melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) secara lebih mudah dengan sistem yang otomatis menarik data. Fitur ini memungkinkan wajib pajak untuk mengurangi potensi kesalahan dalam pengisian SPT.
- Sistem Pembayaran Pajak yang Lebih Fleksibel
Dengan Coretax DJP, pembayaran pajak kini dapat dilakukan melalui berbagai kanal yang telah terintegrasi, termasuk e-banking, mobile banking, dompet digital, dan gerai pembayaran resmi lainnya. Sebelumnya, kode billing yang pada awalnya harus dibuat per transaksi kini dapat dijadikan satu dan penghitungannya dilakukan secara terotomatisasi. Selain itu, saat ini, DJP juga memperkenalkan deposit pajak yang akan mempermudah pembayaran dan penyelesaian utang pajak dan sanksinya dalam satu aplikasi Coretax DJP.
- Pengawasan Kepatuhan Pajak yang Lebih Akurat
Coretax DJP memiliki fitur pemantauan dan analisis kepatuhan wajib pajak yang berbasis big data dan artificial intelligence (AI). Fitur ini memungkinkan DJP untuk memberikan peringatan dini dan meningkatkan kepatuhan pajak tanpa perlu melakukan pemeriksaan manual yang kompleks.
- Kemudahan Layanan Perpajakan dalam Satu Portal
Wajib pajak kini dapat mengakses berbagai layanan perpajakan, seperti pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), perubahan data, hingga penyelesaian sengketa perpajakan melalui satu aplikasi tanpa perlu berpindah ke sistem yang berbeda.
- TAM untuk Pengelolaan Data yang Transparan
Coretax DJP memberikan akses kepada wajib pajak untuk melihat riwayat perpajakan mereka, termasuk pembayaran, pelaporan, dan status pemeriksaan. Akses ini membuat data perpajakan menjadi lebih transparan dan memudahkan pengelolaan kepatuhan pajak.
- Pemeriksaan dan Penagihan Pajak yang Lebih Efisien
Proses pemeriksaan dan penagihan pajak kini dapat dilakukan dengan lebih cepat. Pasalnya, sistem yang ada dapat secara otomatis mengidentifikasi potensi ketidaksesuaian data. Hal ini dapat memungkinkan DJP untuk dapat lebih fokus pada pengawasan yang lebih strategis.
Dengan tujuh manfaat ini, Coretax DJP diharapkan dapat menciptakan sistem perpajakan yang lebih modern, efisien, dan ramah pengguna, baik bagi wajib pajak maupun otoritas pajak.
Mengutip Robin Sharma dalam bukunya yang berjudul “The Monk Who Sold His Ferrari: A Fable About Fulfilling Your Dreams and Reaching Your Destiny”,
“Change is hard at first, messy in the middle and gorgeous at the end.”
Perubahan sering terasa sulit di awal, rumit di perjalanannya, tetapi akan indah pada akhirnya bila dapat disikapi dengan tepat. Hal tersebut berlaku pula pada Coretax DJP ini. Pada hakikatnya, Coretax DJP dibangun dalam rangka mewujudkan institusi pajak yang kuat, kredibel, akuntabel, dan didukung oleh teknologi informasi yang sejajar dengan negara maju. Tujuan utama dari pembangunan Coretax DJP adalah untuk memodernisasi sistem administrasi perpajakan yang ada saat ini dengan mengintegrasikan seluruh proses bisnis inti administrasi perpajakan, mulai dari pendaftaran wajib pajak, pelaporan SPT, pembayaran pajak, hingga pemeriksaan dan penagihan pajak.
*)Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.
Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 5261 kali dilihat