Belajar dan Lulus Bersama

Oleh: M. Yusuf Adikusuma, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Superman dan Batman sedang berseteru. Ketidaksamaan prinsip menyebabkan sekumpulan pahlawan-pahlawan super dalam Justice League terpecah menjadi dua kubu. Satu di sisi mendukung The Man Of Steel dan di seberangnya ada di pihak The Dark Knight. Namun mereka rela melupakan perselisihan sejenak tatkala makhluk alien bernama Brainiac menginvasi Bumi. Persatuan menjadi satu-satunya jalan untuk mencegah kehancuran semesta.
Jalan cerita yang dikemas dalam satu konsol permainan video “Injustice 2” tadi cukup menggambarkan sangat pentingnya persatuan. Meraih tujuan bersama hanya bisa diwujudkan dengan menyatukan visi dan mengenyahkan perbedaan. Setiap kepala mempunyai motifnya masing-masing, untuk itulah menyelaraskan target menjadi persyaratan yang tak bisa ditawar lagi. Memang tidak segampang yang dibayangkan, tapi saya punya cerita yang bisa membuktikan teori tadi tak sekadar bualan jika memang nyata dilakukan.
Selama bergabung di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Batam per November 2016, saya merasakan suasana layaknya satu rumah dengan intensitas pertemuan tinggi antar penghuninya. Nyaris tak ada batas mulai dari yang paling atas hingga bawah. Seperti sebuah keluarga besar yang tinggal dalam satu atap tentu keramaian kantor diisi banyak canda tawa hingga sedikit argumentasi. Namun itu yang membuat hubungan antar personal menjadi kenal satu sama lain. Faktor inilah yang mempererat kedekatan di kantor ini.
Kebetulan beberapa tempat hendak melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi melalui jalur tugas belajar kedinasan. Pendidikan yang ditempuh adalah Diploma III Khusus dan Diploma IV di Politeknik Keuangan Negara (PKN) - Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Kesempatan meniti karir akademis ini mungkin hanya beberapa kali sepanjang hidup. Dorongan inilah yang membuat insan-insan muda pajak ini sadar akan pentingnya kebersamaan. Garis finis yang ingin dicapai memang berbeda, akan tetapi dengan sedikit menyingkirkan pemikiran tersebut terpatri tekad untuk lulus berjamaah dengan cara membentuk kelompok belajar.
Beberapa bulan sebelum pelaksanaan ujian digelar, kesembilan anggota kelompok belajar tadi sudah memulai persiapan. Tiga puluh menit sebelum jam kerja berakhir biasanya mereka sudah berkumpul di Aula Lantai 3 Kantor membahas berbagai soal-soal latihan yang sudah diujikan tahun-tahun sebelumnya. Atasan tentu sudah mengizinkan kegiatan ini karena tidak mengganggu aktivitas pekerjaan. Raut muka selalu tampak serius sepanjang pertemuan. Salah satu anggota yang mempunyai pengetahuan lebih di satu bidang ilmu tak segan untuk berbagi kepada yang lain. Sebagai contoh seseorang dalam grup itu mahir dalam bahasa Inggris, ia tak sungkan membimbing rekan-rekannya berbagi tata bahasa dan kosa kata yang belum diketahui. Sesekali saya melihat suasana belajar junior-junior tersebut sembari mengabadikannya melalui lensa kamera telepon seluler. Mereka memang terlihat semangat sekali mengikuti setiap sesi pertemuan.
Kegiatan belajar kelompok ini berlangsung selama kurang lebih empat sampai lima bulan tanpa mengganggu pekerjaan sedikitpun. Fokus tinggi meraih keberhasilan sudah tampak dari mata anak-anak muda ini. Sebelum bertempur ketika Hari-H sudah mendekat, Kepala Kantor memberikan suntikan motivasi di ruang kerjanya kala mereka menghadap. Dukungan juga diberikan seisi penghuni kantor yang beralamat Jalan Kuda Laut No. 1 Batu Ampar ini berharap yang terbaik untuk para pejuang masa depan tersebut. Ujian dilaksanakan di Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tipe B Batam yang tak jauh lokasinya dari KPP Madya Batam sekitar awal Mei 2017 tepat sebelum memasuki bulan Ramadan.
Kala pengumuman kelulusan tahap pertama keluar dua minggu kemudian, enam dari sembilan anggota kelompok belajar tadi lolos ke tahap kedua yakni wawancara yang akan diadakan di Pekanbaru. Langsung saja mereka segera mempersiapkan diri dengan seksama tak lupa selepas meminta restu Kepala Kantor. Pertengahan Mei berangkatlah mereka ke ibukota Provinsi Riau tersebut. Koordinasi tak lupa dilakukan baik mengenai akomodasi selama berada di Pekanbaru hingga berbagi kiat-kiat lolos tes wawancara. Yang belum beruntung lulus kali ini pun tetap memberikan dukungan perjuangan kompatriotnya.
Di masa penantian kelulusan, aktivitas teman-teman ini tetap dengan rutinitas pekerjaan seperti lazimnya. Pengumuman itu akhirnya muncul di sela-sela kami mengadakan rapat persiapan kegiatan perayaan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Tanggal itu tepat pada 19 Juli 2017 di hari Rabu. Mimik gembira tak lepas dari wajah mereka. Jerih payah yang menguras tenaga, emosi, dan pikiran akhirnya terbayar tunai. Salah seorang rekan mengaku kegiatan belajar bersama sangat membantu dalam kesiapan menghadapi ujian. Berbeda dengan tahun lalu yang cara belajarnya sendiri-sendiri sehingga hasilnya belum maksimal.
Akhir Juli 2017 mereka akan ke Bintaro, tempat rancangan masa depan mereka diukir selanjutnya. Saya merasa bangga atas pencapaian ini. Terlebih kekompakan yang ditunjukkan selama berkutat dengan soal-soal latihan adalah inspirasi bagi saya pribadi. Sebagai bukti semuanya bisa didapat jika dikerjakan bersama-sama. Ketika ujian tiba tentunya harus berjuang masing-masing. Kendati demikian semangat kebersamaan membuat mental mereka sangat siap sehingga optimisme meningkat. Tanpa ragu pun saya dengan gembira memotret keenam sosok luar biasa ini dengan Latar tugu nama kantor yang begitu ikonik. Selanjutnya foto tadi diunduh ke sosial media sebagai bentuk kebanggaan. Kepala Kantor dan segenap keluarga besar KPP Madya Batam tentu dengan bangga melepas figur-figur terbaiknya ini.
Kisah perjuangan teman-teman tadi setidaknya bisa mengilhami kita semua terutama dalam menjalani rutinitas sebagai insan pajak yang menghimpun pemasukan kas negara. Target penerimaan yang diamanahkan mungkin ada yang menganggap tidak masuk akal. Akan tetapi seorang pemenang tidak akan pernah menganggap rintangan sebagai masalah melainkan tantangan yang harus dipecahkan. Semakin besar gunung yang didaki tentu semakin kencang pula angin yang siap menghempas hingga ke puncak. Tak ada jalan lain untuk menaklukkannya setiap pihak harus bekerja sama melalui badai yang menerpa. Apapun hasil akhirnya tentu semuanya akan dinikmati bersama-sama manis dan getirnya perjuangan.
Sukses selalu buat keenam rekan kami; Arif Setiawan, Septurado Tarihoran, Kurnadi J. Putra, Kurnia Nugraha, Elvi Wahyuni, dan Zulfa Hidayah dalam melanjutkan perjuangannya. Jangan lupa senantiasa berdoa demi kelancaran studi. Semoga ilmunya bermanfaat di kemudian hari dan kami semua bangga pada kalian.(*)
*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi dimana penulis bekerja.
- 64 kali dilihat