
“Ada 136 kampus yang sudah terikat perjanjian kerja sama dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I. Sebanyak 200 lebih dosen sudah mengikuti bimbingan teknis dan siap mengimplementasikan inklusi,” ungkap Roosy Wahyu Hardani, Kepala Seksi Bimbingan Penyuluhan dan Pengelolaan Dokumen saat menjadi salah satu pengisi acara Bimbingan Teknis Fungsional Penyuluh dan Fasilitator di aula lantai 7 Gedung Keuangan Negara II Semarang (Selasa, 14/12).
Pelatihan yang diselenggarakan secara tatap muka ini dihadiri oleh 176 fasilitator. Fasilitator merupakan penyambung lidah antara Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dengan pihak ketiga (Perguruan Tinggi) sebagai mitra inklusi kesadaran pajak. Fasilitator yang hadir merupakan pegawai DJP yang terdiri dari fungsional penyuluh dan pelaksana di lingkungan Kanwil DJP Jawa Tengah I.
Pelatihan yang bertema “Menjadi Penyuluh Pajak yang Handal, Cerdas, dan Berkualitas” ini menghadirkan Speaklah Public Speaking School Semarang dengan Fadel dan Bayu Angop sebagai pengelola sekaligus trainer. Selama 4 (empat) jam berbagai materi komunikasi diberikan secara lengkap disini mulai dari pembawaan diri, membuka pembicaraan, bahkan menghadapi diskusi yang rumit dengan stakeholder.
Roosy berpendapat bahwa dengan jumlah perguruan tinggi yang cukup banyak fasilitator harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan seragam. “Nantinya fasilitator akan berhadapan langsung dengan pihak kampus dan menyampaikan tahapan-tahapan inklusi, untuk itu kita akan belajar bersama bagaimana menjadi fasilitator yang mampu menyampaikan informasi dengan handal,” tegasnya.
Roosy berharap dengan adanya pelatihan demikian, program inklusi kesadaran pajak dapat berjalan dengan lebih mudah dan lancar serta bisa menjangkau seluruh lapisan pendidikan di Jawa Tengah. Hal ini sejalan dengan misi DJP untuk menciptakan generasi emas sadar pajak di masa yang akan datang.
- 15 kali dilihat