Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Yogyakarta menyelenggarakan Business Development Services (BDS) di Restoran Ndalem Poenokawan (Senin, 27/5). BDS merupakan kegiatan tahunan sebagai wujud atas strategi pembinaan dan pengawasan kepada Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar dapat mengembangkan usahanya secara berkesinambungan sesuai ketentuan yang berlaku.

Dengan menggandeng Rumah Kreasi BUMN (RKB) Jogja, BDS tahun ini mengusung tema “Kreatif Inovatif Berbisnis, Jalan Raih Laba Harmonis”. Selaras dengan tema tersebut, BDS kali ini bertujuan untuk memberikan pelatihan mengenai kreativitas dan inovasi dalam berbisnis. Tidak hanya untuk memperoleh laba bagi pelaku bisnis, BDS ini juga bertujuan memberikan manfaat bagi sesama, lingkungan, dan negara.

Dengan mendatangkan narasumber yang ahli di bidangnya, yaitu founder dan CEO Smart Batik Indonesia Miftahudin Nur Ihsan, seorang inspirator muda yang telah meraih berbagai penghargaan berkat kreativitas dan kegigihan dalam mengembangkan usahanya, acara ini berhasil menarik lebih dari 40 pelaku UMKM di Kota Yogyakarta.

Kepala KPP Pratama Yogyakarta Andi Setiawan dalam sambutannya menyampaikan komitmen KPP untuk terus menjaga integritas serta budaya antikorupsi dan antigratifikasi. Hal ini diperkuat dengan ketersediaan sarana pelaporan jika ditemukan indikasi fraud. Andi juga menyampaikan harapan agar para pelaku usaha dapat mejalin kolaborasi dan maju bersama-sama.

“Di antara ketatnya persaingan bisnis saat ini, UMKM-UMKM dapat bersatu menerapkan prinsip economy sharing agar dapat saling bersinergi menguatkan bisnis melalui pemasaran, terutama di Yogyakarta yang mana sebagian besar pelaku usaha adalah UMKM,” ungkap Andi.

Koordinator RKB Jogja Bagas Priyambodo memberikan paparan singkat mengenai Rumah Kreasi BUMN.

“Selaras dengan tujuan BDS dari KPP, RKB merupakan sarana kolaborasi antara BUMN dengan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam membentuk digital economy ecosystem untuk mengembangkan kapasitas UKM supaya bisnisnya dapat melejit,” tegas Bagas.

Acara dilanjutkan dengan talkshow oleh narasumber Miftahudin Nur Ihsan dan Fungsional Penyuluh Pajak Intan Atika Puspaningtyas sebagai moderator. Ihsan menceritakan pengalaman suksesnya dalam membangun usaha.

“Saya merintis usaha batik dengan mengetahui bahwa di Yogyakarta, penjual batik itu banyak. Oleh karenanya, harus ada pembeda supaya produk saya lebih menarik dan unik daripada yang lain. Di situlah muncul peran kreativitas dan inovasi,” jelas Ihsan.

Ihsan juga menyampaikan bahwa pelaku usaha perlu menganalisis segmen pasar untuk dapat menyesuaikan karakteristik dan spesifikasi produk dengan kebutuhan pasar yang akan disasar. Selain itu, sebagai unsur utama dalam bisnis, Ihsan mengingatkan pula mengenai pentingnya publikasi dan pemasaran, salah satunya melalui berbagai relasi yang dibangun dalam bisnis.

Setuju dengan tema BDS tahun ini, Ihsan mengutarakan bahwa bisnis tidak hanya bertujuan untuk laba pribadi, melainkan juga untuk lingkungan sekitar dan negara. Untuk itu, Ihsan mengajak peserta untuk tertib administrasi dan pajak.

“Pajak UMKM saat ini ringan karena dengan adanya update peraturan, tarifnya hanya 0,5% jika omzet sudah melebihi Rp500 juta. Tarif rendah ini sangat membantu mendorong UMKM untuk terus maju,” kata Ihsan.

Kegiatan ditutup dengan penyampaian materi terkait hak dan kewajiban perpajakan bagi UMKM dan permainan kuis oleh Tim Edukasi Arifah Nurwijayanti dan Fida Kharisma. Fida mengimbau seluruh peserta UMKM agar tidak lupa melaporkan SPT Tahunannya apabila sudah memenuhi ketentuan. Arifah juga mengingatkan supaya seluruh peserta sudah melakukan pemadanan NIK-NPWP sebelum berlakunya CTAS.

 

Pewarta: Ikasari Khoirunisa
Kontributor Foto: Ikasari Khoirunisa, Rio Guruh Dustira Putra
Editor: Wiwin Nurbiyati

*)Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.