Sesaat sebelum aktivitas dunia terhenti tiba-tiba karena pandemi, tak ada lampu kuning yang menyala—tak ada pertanda yang mencoba memperingatkan tentang apa yang akan kita hadapi di depan. Saya ingat benar bahwa di tahun tersebut, pada permulaan tahun 2020, banyak sekali kabar baik yang membuka tahun: Brexit yang akhirnya berprogres, Amerika Serikat-Tiongkok yang akhirnya bersepakat di tengah perang dagang, serta semangat multilateralisme yang terus digaungkan. Indonesia saat itu juga tengah mempersiapkan banyak hal untuk mencapai target-target pembangunan 2045.
Seperti musim dingin yang tanpa persiapan, ketika pada akhirnya virus tersebut merebak, aktivitas ekonomi langsung direm, hingga meredup dan padam. Saat itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus dikoreksi. Kita menjadi saksi atas salah satu resesi terbesar sepanjang sejarah, yang melebihi apa yang terjadi pada saat Depresi Besar satu abad silam.
Sejak ditetapkan sebagai pandemi pada Maret 2020, hingga dua tahun lebih kemudian, pandemi ini mencatatkan banyak sekali kehilangan: 602,96 juta kasus dan 6,49 juta kematian di dunia adalah statistik kesehatan yang dapat kita jadikan gambaran. Ekonom seperti Larry Summer dan lembaga pembangunan internasional seperti Bank Dunia dan UNICEF juga mencoba mengestimasi dampak pandemi di masa kini dan masa depan secara global: 14 RETROSPEKSI PANDEMI COVID-19 setara dengan tergerusnya USD16 trilliun dari perekonomian (hampir 16 kali nilai ekonomi Indonesia), dan hilangnya USD17 triliun potensi pendapatan generasi terdampak di masa depan. Covid-19 sungguh memukul mundur usaha bertahun-tahun pemerintah dunia dalam mengentaskan kemiskinan, serta meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan.
Buku ini tidak hanya bercerita tentang apa yang terjadi selama dua setengah tahun pandemi di sisi kesehatan, ekonomi, dan vaksinasi. Tetapi juga dibuka dengan konteks yang lebih luas dari dunia sains, diperbandingkan hingga ke Flu Spanyol dan krisis-krisis di masa lalu, serta dirangkum dalam bentuk pelajaran praktikal di sisi pendapatan, belanja, aset negara, serta dinamika pusat dan daerah.
Selamat membaca!
- 412 kali dilihat