Oleh: Muhammad Widodo Ma’ruf, pegawai Direktorat Jenderal Pajak

 

Dibutuhkan, tetapi sebisa mungkin dijauhi. Itu adalah gambaran kenyataan tanggapan masyarakat di Indonesia kalau bicara soal pajak.

Sedikit mengingat masa lalu, dari sekolah dasar sampai menengah atas, saya tidak mengenal yang namanya pajak. Mungkin pernah dengar, tetapi tidak tahu pajak itu untuk apa dan apa saja manfaatnya. Padahal saya termasuk produk asli dari sekolah negeri. Jadi selama dua belas tahun menimba ilmu secara gratis, tetapi saya tidak tahu dari mana uangnya berasal. Apa Anda juga seperti itu? 

Bersyukurlah kalau Anda sudah mengenal pajak sejak bangku sekolah. Karena pajak itu sangat penting. Kenapa kita bisa bersekolah gratis di sekolah negeri? Dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, bahkan kuliah saja bisa gratis. Pernah Anda terpikir dari mana biayanya? 

Ternyata biayanya itu berasal dari uang pajak yang disalurkan pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Saya sendiri kuliah pun dapat biaya dari negara, dari uang pajak juga. Di bangku kuliah belajarnya pun tentang pajak dan diajarkan untuk menjadi petugas pajak, sangat lengkap kan?

Di bangku kuliah saya baru memgenal yang namanya pajak. Walaupun gitu, rasanya masih kurang bagi saya karena tidak merasakan manfaat pajak secara langsung. Padahal biaya pendidikan saya sejak kecil gratis. Mungkin karena mayoritas waktu kuliah hanya mempelajari cara menghitung pajak bukan belajar manfaat pajak ya.

Nah, akhirnya setelah lulus kuliah, alhamdulillah saya langsung bekerja menjadi abdi negara dan menerima pendapatan dari negara sampai sekarang. Dan saya baru tahu sebesar apa manfaat pajak dalam hidup saya selama ini. 

Ternyata dari kecil sampai bisa menjadi Abdi Negara, tanpa sadar saya telah memanfaatkan uang pajak. Hingga pada akhirnya membuat saya jatuh cinta dan ingin mengenalkan pajak pada semua orang, termasuk Anda yang membaca tulisan ini.

Maksud dibalik cerita masa lalu saya adalah seperti ini, saya sendiri yang sekolahnya dibiayai negara bahkan sampai menjadi Abdi Negara masih perlu waktu untuk mengenal dan memahami manfaat pajak dan alasan untuk membayar pajak.

Jadi, negara membutuhkan pajak untuk membiayai kepentingan negara untuk rakyat, tetapi rakyat malah menghindar dari kewajiban membayar pajak.

Pentingnya Belajar Pajak

Untuk mengatasi jarak antara pajak dan masyarakat tentunya dengan belajar mengenal manfaat dan tujuannya. Mengenal pajak memang tidak mudah, tetapi bukan berarti sulit ya. Tentunya tidak harus tahu cara menghitung semua pajak, cukup mengetahui cara menghitung pajak yang berkaitan dengan diri sendiri saja. 

Nah yang paling penting, sebelum membayar pajak, sebaiknya Anda tahu manfaat dari membayar pajak. Dengan mengenal dan mengetahui manfaat pajak, harapannya adalah Anda, kita, dan seluruh masyarakat sadar untuk membayar pajak secara sukarela dan ikhlas.

Namun, bagaimana kalau pendapatan kita kecil? Tenang saja, pajak itu sangat adil. Ada batasan pendapatan yang mengatur berapa pajak yang harus dibayar atau bahkan tidak perlu membayar pajak.

Tarifnya juga disesuaikan dengan pendapatan setiap orang. Tentunya, makin kecil pendapatan makin kecil juga tarif pajaknya. Hal ini juga berlaku sebaliknya, makin besar pendapatan makin besar tarif pajaknya. Namun, realitanya banyak masyarakat yang tidak tahu manfaat pajak. Sehingga tingkat kesukarelaan untuk membayar pajak juga rendah. Malah ada yang menganggap pajak itu identik dengan penjajahan.

Kenyataan pahit juga bahwa rasio pajak Indonesia tahun 2020 itu sebesar 8,3% yang artinya mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Definisi sederhana rasio pajak adalah perbandingan antara total penerimaan pajak dengan Produk Domestik Bruto (PDB) di masa yang sama. 

Untuk bisa setara dengan negara-negara maju di dunia, Indonesia perlu memiliki rasio pajak minimal 20% dari PDB, yang artinya Indonesia masih jauh untuk dapat mencapai angka minimum tersebut. Salah satu solusi untuk meningkatkan rasio pajak adalah dengan meningkatkan edukasi pajak ke masyarakat. Semakin banyak masyarakat tahu tentang manfaat pajak, semakin banyak juga masyarakat yang sukarela bayar pajak.

Kenal Pajak Sejak Dini

Di negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan negara-negara Eropa telah mengajarkan pajak kepada masyarakat sejak dini. Banyak penelitian juga menjelaskan bahwa edukasi pajak sejak dini akan memberikan dampak terhadap penerimaan pajak di masa depan.

Tentunya kalau anak-anak mengenal pajak sebelum masuk di dunia kerja, mereka akan lebih memahami pentingnya peran pajak dalam membangun negara. Sehingga setelah masuk ke dunia kerja, mereka akan lebih bertanggung jawab terhadap pajaknya.

Pemerintah Indonesia harus mempunyai strategi khusus untuk mengenalkan pajak kepada masyarakat, utamanya anak-anak sekolah sejak dini. Karena roda itu akan berputar, yang sekarang bekerja nanti juga akan pensiun, yang sekarang belajar nanti juga akan bekerja, begitu seterusnya. Kalau sekarang rasio pajak masih rendah, dengan edukasi pajak sejak dini diharapkan semakin banyak masyarakat yang secara sukarela membayar pajak di masa depan. 

Memang hal ini tidak mudah diwujudkan, apalagi pajak itu berkaitan dengan “isi dompet”. Tentunya tidak hanya tugas pegawai pajak untuk mengedukasi pajak kepada masyarakat. Namun, tugas masyarakat juga untuk memberitahukannya kepada kerabat dan teman-temannya jika dia sudah mengerti apa manfaat dari bayar pajak, termasuk kamu juga.

 

*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.