Pariwisata Kota Kediri Menjadi Primadona Ekonomi

Oleh: Mochammad Bayu Tjahono, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Jawa Timur selama ini lebih dikenal dengan kota Surabaya, Malang, dan Banyuwangi di mana wisatawan lebih banyak membicarakan tiga kota itu untuk dikunjungi. Surabaya terkenal dengan sejarah kepahlawanannya, Malang dengan wisata yang sejuk, dan Banyuwangi dengan pantainya. Sementara beberapa kota yang mulai mengembangkan pariwisatanya masih belum banyak terdengar.
Padahal banyak kota yang mulai mengembangkan potensi wisata daerah. Pengembangan potensi wisata ini diharapkan dapat menggerakkan perekonomian daerah. Selain kota Batu, kota Kediri juga banyak mengembangkan wisata daerahnya. Rencana pembangunan bandara di kota Kediri disambut dengan antusias oleh warga.
Ada beberapa tempat wisata di kota Kediri yang menarik untuk dikunjungi, mulai dari Gunung Kelud, Goa Selomangkleng, air terjun, kerajaan Daha, kampung Inggris, simpang lima Gumul, candi dan beberapa tempat wisata buatan yang sengaja dibuat untuk menarik wisatawan berkunjung ke kota Kediri.
Salah satu tempat wisata buatan adalah pembangunan hutan kota seluas tiga hektar tepat di jantung kota. Meski berada di tengah keramaian, kawasan ini dikenal rindang karena tanahnya subur. Hutan kota ini dikembangkan pemerintah setempat di area Stadion Brawijaya yang menjadi markas tim kesebelasan Persik Kediri. Di kawasan ini memang banyak tanaman besar yang memiliki akar kuat dan rindang.
Kepala Bagian Humas Pemkot Kediri, Apip Permana mengatakan potensi area lahan kosong di sebelah timur Stadion Brawijaya itulah yang membuat Wali Kota Kediri mengembangkan potensi tersebut menjadi wisata hutan kota. "Potensi inilah yang melahirkan ide membangun hutan kota oleh bapak wali kota," kata Apip Permana.
Pembangunan jalan tol lintas Jawa juga menjadi jawaban untuk kemudahan mencapai lokasi wisata. Dari kota Surabaya yang biasanya membutuhkan waktu dua sampai tiga jam sekarang cukup satu jam 30 menit. Pertumbuhan ekonomi di sektor wisata diharapkan dapat menunjang penerimaan pajak di Kota Kediri.
Siapa Yang Diuntungkan
Sosialisasi PP 23 Tahun 2018 yang dilakukan Presiden Joko Widodo di Surabaya dan Denpasar tentang perubahan tarif bagi UMKM dari 1% menjadi 0,5% menjadi bahan perbincangan tentang siapa yang diuntungkan. Tarif baru menguntungkan banyak pihak. Pengusaha UMKM jelas untung, mereka dapat menghemat biaya yang tadinya untuk membayar pajak bisa digunakan untuk pengembangan usaha. Direktorat Jenderal Pajak memiliki keuntungan akan makin luasnya tax base. Masyarakat yang sebelumnya enggan mendaftar menjadi wajib pajak karena tarif yang tinggi sekarang bisa berlomba untuk mendaftar menjadi wajib pajak sehingga jumlah wajib pajak yang membayar akan meningkat. Pemerintah daerah maupun pusat juga diuntungkan karena UMKM akan menjadi penggerak ekonomi di daerah.
Bagi kota Kediri, yang penerimaan pajak terbesar adalah dari Pajak Penghasilan dari perusahaan rokok Gudang Garam, perubahan tarif ini diharapkan akan menggairahkan industri UMKM yang tercatat lebih dari 31 ribu usaha baik Orang Pribadi maupun Badan Usaha. Perusahaan rokok Gudang Garam yang sudah puluhan tahun menunjang perekonomian kota Kediri perannya dapat terbantu dengan pertumbuhan UMKM. Saat ini lebih dari 50% penduduk kota Kediri tergantung hidupnya dari keberadaan pabrik rokok tersebut, diharapkan nantinya dapat beralih ke UMKM.
Pemandangan yang umum setiap pagi adalah hilir mudiknya ribuan buruh linting yang berangkat kerja dengan menggunakan sepeda tanpa mesin atau angkutan umum. Pemandangan tersebut menjadi ciri khas sendiri akan kota Kediri.
Dengan naiknya cukai rokok, menjadi tantangan tersendiri bagi pabrik tersebut. Menyadari hal di atas, pemerintah kota Kediri mulai membuka lapangan kerja serta penggerak perekonomian, terutama dari sektor pariwisata. Angkatan kerja saat ini di kota Kediri mencapai 140 ribu lebih, dengan jumlah unit usaha mencapai 31 ribu lebih. Peningkatan lapangan usaha sejak tahun 2016 sudah mulai pesat. Tahun 2017 KPP Pratama Kediri penerimaannya mencapai 100%. Meskipun PTKP naik namun perkembangan usaha bisa menutupi kekurangan target penerimaan karena kenaikan PTKP.
Kediri termasuk kota besar sejak zaman dahulu. Prabu Joyoboyo adalah salah satu prabu yang sangat terkenal dari Kerajaan Kediri. Bahkan, banyak budayawan yang lahir dan terkenal dari kerajaan ini. Bahkan, jika dahulu Kerajaan Airlangga tidak bisa hidup dan berkembang, budaya di Kerajaan Kediri berkembang baik. Kediri selain menjadi pusat kebudayaan dan pusat kerajaan juga menjadi pusat perdagangan. Pembangunan bandara dan jalan tol Kertosono menjadikan kota Kediri semakin berkembang.
Kota Kediri juga aktif menyelenggarakan kegiatan-kegiatan budaya. Salah satunya pemilihan duta batik/tenun dari Kediri. Peserta kegiatan sekitar 40 orang yang tergabung di tiga kategori umur yaitu kelompok A umur tujuh tahun ke bawah, kelompok B umur 7-13 tahun, dan terakhir kelompok 13-23 tahun. Mereka semua ikut peragaan busana, untuk dipilih yang terbaik. Untuk selanjutnya mereka akan ikut kompetisi lagi mulai tingkat Jatim, nasional, hingga internasional.
Kegiatan di atas cocok untuk Kota Kediri, karena Kediri memiliki semangat Harmony the service city dengan julukan kota jasa dan ke depan memiliki moto Smart city seperti Surabaya dan Malang. Budaya, kuliner, dan pariwisata mendorong pergerakan roda ekonomi masyarakat. Selain budaya, kota Kediri juga dikenal dengan kota Tahu dan Pecel.
Peningkatan jumlah unit usaha akan berdampak pada kenaikan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Badan. Pemerintah memberikan fasilitas bagi pengusaha kecil dengan keluarnya peraturan terbaru yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2018. Peraturan ini memudahkan wajib pajak dalam menghitung pajak yang terutang. Untuk usaha pertokoan cukup menghitung omset satu bulan dan dikalikan 0,5%, itulah pajak yang harus dibayar.
Pajak yang dibayar nantinya akan digunakan untuk meningkatkan perekonomian daerah juga, salah satunya denganpembangunan infrastruktur. Mudahnya jangkauan antar kota akan memudahkan kota tersebut untuk mempromosikan potensi daerahnya. Jadi bayarlah pajak sesuai dengan ketentuan yang ada. (*)
*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi dimana penulis bekerja.
- 1881 kali dilihat