Mengukir Sejarah di Ronde Pertama, Jeka Saragih Dikenakan Pajak?

Oleh: Fikri Harris, pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Octagon menjadi saksi lahirnya petarung baru yang menjalankan debut pertamanya di Ultimate Fighting Championship (UFC) Vegas 82 dengan spektakuler. Julukan “si tendangan maut” memang pantas disematkan untuknya, karena dia berhasil menang knockout di ronde pertama dengan catatan waktu impresif, hanya 91 detik saja.
Fighter kebanggaan Indonesia tersebut bernama Jeka Saragih. Pemuda asal Simalungun ini berhasil mencetak sejarah dengan menjadi petarung Indonesia pertama yang meraih kemenangan di UFC. Kemenangan ini menjadi kian sempurna karena Jeka mampu membuat lawannya terkapar dengan waktu yang singkat.
Untuk dapat mencatatkan debut pertamanya ini, Jeka perlu melewati beberapa drama. Mulai dari lawan yang berganti hingga tidak lolos timbang badan. Awalnya Jeka dijadwalkan bertanding dengan Jesse Butler, tetapi cedera yang dialami Butler membuat lawannya berganti menjadi Charlie Campbell.
Namun, Campbell menarik diri dari pertarungannya melawan Jeka hingga akhirnya Lucas Alexander bersedia untuk bertanding melawan Jeka di UFC Vegas 82 pada 18 November 2023. Pergantian lawan ini sebenarnya menyulitkan seorang petarung dalam mempersiapkan pertandingan. Mulai dari karakteristik lawan hingga strategi yang digunakan tentu berbeda.
“Perubahan lawan ini membuat kami harus mempersiapkan strategi baru menyesuaikan dengan karakteristik lawan, untuk Alexander ini hampir mirip seperti saya gaya bertarungnya di stand up fighting, tapi bukan berarti saya sepelekan di ground fighting-nya, karena dia punya sabuk coklat di Brazilian Jiujitsu,” kata Jeka dalam Podcast Duel UFC.
Setelah melewati berbagai kendala, akhirnya duel Jeka dan Alexander resmi digelar. Petarung Indonesia ini semangat untuk membuktikan bahwa Indonesia layak bertanding di UFC.
Kronologi Pertandingan
Laga berjalan sudah hitungan hari, muncul masalah lain. Alexander tidak dapat memenuhi batas berat kelas ringan. Saat penimbangan, bobotnya 148 pound atau dua pound lebih berat dari batas bobot yang ada. Karena hal tersebut, duel harus dilaksanakan di kategori catchweight.
Sebenarnya Jeka memiliki hak menolak untuk bertanding lantaran lawannya gagal memenuhi batas berat badan. Akan tetapi, Jeka tetap bersedia untuk bertarung. Di sisi lain, Alexander mendapat hukuman 20 persen bayaran atas laga tersebut diberikan kepada Jeka.
Bertarung dengan lawan yang memiliki bobot di atasnya memberikan tantangan tersendiri bagi Jeka Saragih. Tentu power yang dimiliki lawannya otomatis lebih besar darinya, tapi nyali dari petarung Medan ini tak gentar, tetap kasih keras sampai habis.
Sejak pertarungan dimulai, tempo permainan berjalan lambat. Alexander yang memiliki jangkauan lebih jauh tampil lebih agresif dengan terus menyerang dan melakukan gerakan untuk take down tapi masih gagal. Jual-beli pukulan terus terjadi hingga Alexander tersungkur.
Melihat momentum tersebut, Jeka mencoba terus menekan walaupun lawannya sudah jatuh. Alexander lalu berupaya berdiri dan berlari membelakangi Jeka. Namun hal ini menjadi peluang emas Jeka dengan melepaskan pukulan kanan yang menghantam telak wajah lawannya hingga tersungkur di pagar octagon.
Wasit pun menghentikan pertandingan dan Jeka Saragih dinyatakan menang knockout hanya dalam waktu 91 detik saja. Tiada kata pantas mendefinisikan kemenangan Jeka, hanya hormat yang dapat diberi.
Aspek Perpajakan
Selain menjadi pahlawan di ring segi delapan, seorang petarung pada dasarnya juga pahlawan bangsa dengan berkontribusi menunaikan kewajiban perpajakannya. Sebelum membahas kewajibannya, terdapat beberapa hak olahragawan yang dijamin dalam perundang-undangan pajak.
Pertama, atlet berhak untuk mendapatkan pelayanan dan konsultasi tanpa dipungut biaya dengan pegawai pajak. Kedua, diberikan hak untuk membetulkan hingga memperpanjang waktu penyamapaian surat pemberitahuan (SPT). Ketiga, seluruh data perpajakan milik para atlet akan dijaga kerahasiaannya. Keempat, para atlet yang tidak setuju dengan keputusan fiskus berhak untuk melakukan upaya hukum perpajakan.
Disisi lain, terdapat beberapa kewajiban perpajakan yang harus dilaksanakan oleh atlet. Adapun kewajiban ini pada dasarnya sama dengan wajib pajak lainnya. Pertama, olahragawan wajib mendaftarkan diri ke kantor pajak untuk membuat NPWP jika telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif. Kedua, wajib mengisi dan menyampaikan data yang benar dalam SPT. Ketiga, wajib membayar seluruh kewajiban perpajakannya jika penghasilannya telah melampau penghasilan tidak kena pajak. Keempat, harus memenuhi panggilan untuk menghadiri pemeriksaan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
UFC sebagai penyelenggara pertandingan mewajibkan para petarung untuk tetap merahasiakan kontrak dan gaji pasti mereka. Tetapi meskipun UFC dan para atletnya tidak membagikan rincian penghasilan mereka, terdapat banyak informasi yang beredar mengenai data penghasilan mereka.
Pada intinya, atlet UFC sudah menandatangani kontrak yang menjanjikan jumlah tertentu per pertandingan untuk jangka waktu yang lama. Di sisi lain, terdapat beberapa bonus yang dapat diberikan jika pertandingan berjalan menarik atau menjadi Performance of The Night (POTN). Selain itu, penentuan bayaran juga dapat dipengaruhi popularitas petarung serta jumlah Pay Per View (PPV) penonton yang menyaksikan duel.
Debut manis Jeka Saragih membuatnya mengantongi bonus dengan nilai yang spektakuler. Dikutip dari Cage Side Press, para pemenang di UFC Vegas 82 mendapatkan bayaran sebesar US$85 ribu, dengan rincian sebagai uang tampil dan bonus sebagai POTN. Selain itu, Jeka juga berhak mendapatkan 20 persen dari bayaran Alexander yang gagal dalam timbang badan.
Dari keterangan tersebut, kita dapat mengidentifikasi dari mana sumber penghasilan yang diperleh Jeka. UFC sebagai pemberi hadiah merupakan perusahaan yang berlokasi penuh di Amerika Serika sehingga menjadi Subjek Pajak Luar Negeri (SPLN).
Perlu diperhatikan, Jeka mulai dikontrak UFC pada bulan Februari 2022. Sejak saat itu, Jeka diwajibkan untuk berlatih secara penuh di training camp. Sebelum pertandingannya melawan Alexander, Jeka dilatih secara disiplin selama beberapa bulan oleh Marc Fiore di Studio 540, California.
Jika diperhatikan kembali, Jeka memusatkan kegiatannya selama lebih dari enam bulan sejak Februari tahun lalu. Dengan kata lain, Jeka telah memenuhi syarat sebagai SPLN. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), warga negara Indonesia yang berada di luar Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan dikategorikan sebagai SPLN.
Adapun persyaratan yang dimaksud adalah harus memiliki tempat tinggal, pusat kegiatan utama, tempat menjalankan kebiasaan. Seluruh persayaratan tersebut sudah dipenuhi oleh Jeka karena dia berkegiatan selama lebih dari 183 hari dalam setahun di traning camp.
Sepanjang tidak terdapat fakta lain di luar informasi tersebut di atas, dapat disimpulkan seluruh penghasilan yang diterima Jeka atas kemenangan memukaunya melawan Alexander tidak dikenakan pajak di Indonesia. Hal tersebut karena Jeka sudah berstataus SPLN serta menerima penghasilan juga dari UFC yang tempat dan kedudukannya berada di Amerika Serikat. Namun, perlu dipahami penghasilan ini tetap akan dikenakan pajak di Amerika Serikat sesuai ketentuan perpajakan di sana, atau sesuai ketentuan tax treaty antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Terlepas dari itu semua, Jeka Saragih merupakan aset bangsa Indonesia. Pemuda ini berhasil membuat bendera merah putih berkibar di octagon. Semangat untuk fight selanjutnya Jeka. Rakyat Indonesia bersamamu!
*) Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.
Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 119 kali dilihat