Oleh: Yoki Prasetyo, pegawai Direktorat Jenderal Pajak

Basket saat ini menjadi salah satu olahraga yang telah dikenal oleh berbagai kalangan masyarakat. Banyak kita jumpai anak-anak hingga orang dewasa memainkan olahraga ini. Bahkan cukup mudah untuk kita jumpai lapangan basket baik itu di lingkungan sekolah maupun pada lingkungan perumahan.

Olahraga yang berkembang pun juga diiringi dengan perkembangan pola permainan basket. Umumnya pada periode sebelum tahun 90-an, permainan basket lebih kepada kecepatan dan kekuatan fisik pemain. Namun saat ini permainan basket lebih banyak didominasi dengan permainan tembakan tiga angka dan permainan umpan yang cepat. Seperti kita ketahui, Stephen Curry sebagai pemegang gelar empat kali juara National Basketball Association (NBA) bersama Golden State Warriors dikenal telah menjadi tokoh utama yang mengubah pola permainan basket ini.

Berbicara pemain terbaik sepanjang masa atau Greatest of All Times (GOAT), maka berbagai kalangan penikmat olahraga basket akan menjatuhkan pilihan antara Michael Jordan atau LeBron James. Namun, dalam hal Jock Tax ini, Michael Jordan telah menjadi sosok yang akan menjadi perhatian. Tepat pada tahun 1991 silam, Michael Jordan telah menjuarai NBA Championship bersama Chicago Bulls yang kala itu mengalahkan Magic Johnson dari Los Angeles Lakers sebagai saingannya . Berbagai pihak menilai, kejadian final NBA ini merupakan alasan mengapa Jock Tax ini muncul. Jock Tax merupakan wujud pembalasan atas kekalahan Los Angeles Lakers pada Final NBA Tahun 1991.

 

Mengenal Jock Tax

Jock tax dapat diartikan sebagai pajak penghasilan yang dibebankan kepada pihak atau wajib pajak yang mendapatkan penghasilan dari luar negara bagian atau kota tempat tinggal mereka. Dapat diartikan negara bagian atau kota dapat mengenakan pajak pada berbagai pihak yang mendapatkan penghasilan di wilayah mereka terutama dalam hal olahraga.

Pengenaan Jock Tax ini umumnya akan dikenakan kepada atlet dan pihak yang terlibat dalam tim olahraga. Pajak ini tidak serta merta akan dikenakan kepada semua atlet, tetapi akan dikenakan khusus kepada atlet terkenal dan diketahui memiliki harta yang berlimpah. Di balik ini semua maka pihak negara bagian harus memiliki data yang pasti mengenai besaran gaji atau penghasilan atlet tersebut guna mempermudah penghitungan besaran tarif Jock Tax. Di samping itu, hal ini juga memberikan kemudahan bagi para atlet menyelesaikan urusan pajak mereka terlebih jadwal latihan, pertandingan, dan agenda lain yang terbilang padat.

 

Pengenaan Jock Tax

Jock tax akan dikenakan kepada seluruh penghasilan yang atlet peroleh, termasuk gaji pokok dan bonus yang mereka terima selama di dalam negara bagian tersebut. Penghasilan yang diperoleh dari endorsement tidak termasuk ke dalam bagian dari Jock Tax. Umumnya Jock Tax ini akan dikenakan sekali dalam setiap kunjungan ke negara bagian demi mempermudah perhitungan dan dapat menyesuaikan dengan jadwal atlet ketika bertanding.

Dikutip dari Bloomberg Tax, bahwa Jock Tax ini didasarkan atas banyaknya pemain atau atlet tersebut bertanding di negara bagian tersebut yang kemudian pajak ini akan dimasukkan ke dalam kategori pajak atas pekerjaan. Seperti contoh yang terjadi kepada Stephen Curry pada NBA musim 2018. Saat itu Curry memperoleh penghasilan mencapai US$37,4 juta dengan besaran Jock Tax mendapai US$1 juta untuk pertandingan yang dilakukan pada lebih dari 20 negara bagian. Tentu besaran pajak ini terbilang tinggi untuk pajak yang dikenakan khusus kepada pihak tertentu saja.

Menarik untuk kita ketahui bahwa tidak semua negara bagian di Amerika menerapkan Jock Tax ini. Terdapat lima negara bagian dari lima puluh negara bagian yang tidak mengenakan pajak ini. Di antaranya adalah negara bagian Florida, Nevada, Texas, Washington, dan Tennessee. Bahkan ada beberapa kota di negara bagian tidak menerapkan Jock Tax, seperti kota Cleveland, Kansas City, Philadelphia, dan Detroit. Seperti kita ketahui keempat kota tersebut terkenal memiliki tim olahraga yang terkenal baik dalam Basket dan American Football.

Pada dasarnya besaran tarif Jock Tax ini tidak bersifat pasti. Tarif pajak ini akan disesuaikan dengan kebijakan dari setiap negara bagian. Umumnya tarif pajak ini berkisar antara 5% hingga 10% untuk setiap pertandingannya. 

Semenjak kemunculan atlet terkenal dan sistem liga yang baik, maka tidak dapat dimungkiri jika besaran tarif Jock Tax bisa meningkat seiring dengan kebijakan setiap negara bagian. Tidak menutup kemungkinan, di kemudian hari, seluruh atlet dari berbagai cabang olahraga akan berpotensi dikenakan Jock Tax.

Saat ini berbagai negara bagian dan kota telah menerapkan peraturan Jock Tax, yang artinya pemerintah negara bagian dan kota dapat menerapkan pajak ini pada setiap atlet yang bertanding di wilayah mereka. Tentu hal ini membuat para atlet dan ofisial untuk memahami pentingnya memenuhi kewajiban perpajakan mereka.

Hal ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua mengenai pentingnya memahami kewajiban pajak dan pentingnya perencanaan keuangan. Bagaimanapun juga pajak merupakan kewajiban dan bentuk kontribusi wajib kepada negara. 

 

*)Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.

Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.