IShowSpeed Sambangi Indonesia, Yuks Kenali Aspek Pajak Streamer

Oleh: Komang Jnana Shindu Putra, pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Kedatangan Darren Watson Jr. atau yang kondang di jagad maya sebagai IShowSpeed, seorang streamer terkenal asal Amerika Serikat, ke Indonesia membetot perhatian banyak orang. Dikenal karena kontennya yang menghibur dan kepribadiannya yang unik, popularitas Speed telah menginspirasi banyak calon streamer di Indonesia. Di tengah sorotan ini, muncul pertanyaan penting: bagaimana sebenarnya pajak penghasilan bagi para streamer di Indonesia, terutama dengan potensi penghasilan yang besar seperti yang dimiliki oleh El Kecepatan ini?
Profesi Streamer dan Pajak Penghasilan
Di era digital, profesi streamer telah menjadi salah satu cara populer untuk menghasilkan cuan. Platform seperti YouTube, Twitch, Facebook Gaming dimanfaatkan untuk berbagi konten, bermain gim, atau berinteraksi langsung dengan audiens. Pendapatan dari profesi ini bisa sangat signifikan, seperti yang terlihat dari kesuksesan IShowSpeed.
Dalam sistem perpajakan Indonesia, setiap penghasilan yang diterima oleh wajib pajak, baik dari pekerjaan, usaha, maupun aktivitas lain seperti streaming, dianggap sebagai objek pajak. Artinya, setiap pendapatan yang diperoleh streamer --baik dalam bentuk uang maupun barang-- harus dilaporkan sebagai bagian dari penghasilan yang akan dikenai pajak.
Sumber Penghasilan Streamer
Streamer bisa meraup pundi-pundi duit dari berbagai sumber, di antaranya:
- Iklan: Penghasilan dari iklan yang muncul pada konten streaming, seperti Google AdSense di YouTube.
- Donasi dan Tip: Dukungan finansial dari penonton melalui platform seperti Twitch, YouTube, atau layanan pihak ketiga seperti Patreon.
- Langganan (Subscription): Pembayaran rutin dari penonton untuk mendapatkan konten eksklusif.
- Sponsorship: Kerja sama dengan merek atau perusahaan yang memberikan kompensasi kepada streamer untuk mempromosikan produk mereka.
- Penjualan Barang (Merchandise): Penjualan produk terkait, seperti pakaian atau aksesori yang memiliki merek atau logo streamer.
Kehadiran IShowSpeed memberi gambaran nyata tentang potensi pendapatan yang bisa dihimpun seorang streamer. Kesuksesan Speed menginspirasi banyak streamer lokal untuk meningkatkan kualitas dan kreativitas konten mereka. Namun, dengan meningkatnya potensi pendapatan, streamer juga perlu memahami kewajiban perpajakan yang harus mereka penuhi.
Banyak streamer baru mungkin belum menyadari bahwa penghasilan dari aktivitas streaming termasuk sebagai objek pajak. Dalam kasus IShowSpeed, yang memiliki penghasilan dari berbagai sumber termasuk internasional, pengelolaan pajak menjadi aspek penting yang juga relevan bagi stramer di Indonesia. Memahami dan memenuhi kewajiban pajak adalah langkah penting agar mereka dapat menjalankan profesi ini dengan baik dan sesuai peraturan yang berlaku.
Aspek Pajak Streamer
Streamer yang memperoleh penghasilan, wajib terlebih dahulu mendaftarkan diri mereka sebagai Wajib Pajak untuk mendapatkan nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan melaporkan penghasilannya dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan. Penghasilan ini akan dihitung sebagai bagian dari penghasilan kena pajak (PKP), yang menjadi dasar perhitungan pajak yang harus dibayarkan. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh streamer terkait kewajiban pajak:
1. Mendaftarkan diri sebagai wajib pajak: Pendaftaran NPWP dapat dilakukan secara daring melalui situs pajak.go.id dengan terlebih dahulu membuat akun menggunakan e-mail pribadi.
2. Menghitung total penghasilan: Streamer perlu menghitung total penghasilan yang diperoleh selama satu tahun pajak, termasuk semua sumber penghasilan yang disebutkan di atas. Streamer bisa memilih dua metode penghitungan penghasilan neto:
- Metode pembukuan: wajib menghitung biaya atau pengeluaran yang terkait langsung dengan aktivitas streaming, seperti pembelian peralatan (kamera, mikrofon, komputer), biaya langganan internet, dan lainnya. Pengeluaran ini dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk menghitung penghasilan neto yang akan dikenai pajak.
- Metode pencatatan: Streamer dapat menggunakan norma penghitungan penghasilan neto (NPPN) untuk menentukan penghasilan neto. Dalam hal ini, streamer wajib mengajukan penggunaan NPPN ke Direktorat Jenderal Pajak paling lambat tiga bulan pertama pada tahun pajak bersangkutan. Streamer dapat menggunakan Klasifikasi Lapngan Usaha (KLU) 90002 (kegiatan pekerja seni) dengan besaran NPPN senilai 50%. Sehingga penghasilan netonya adalah 50% dikali penghasilan brutonya.
3. Pembayaran pajak: Setelah menghitung penghasilan neto dan mengurangkan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) serta kredit pajak yang dimiliki, streamer wajib membayar pajak atas Penghasilan Kena Pajak tersebut. Pembayaran dilakukan melalui pembuatan kode billing yang bisa dibayarkan ke rekening kas negara melalui ATM, internet banking atau mobile banking, atau di bank/pos persepsi.
4. Pelaporan SPT Tahunan: Terakhir, streamer harus menyampaikan SPT Tahunan PPh 1770 sebelum jatuh tempo pada 31 Maret tahun berikutnya melalui situs djponline.pajak.go.id.
Tips Mengelola Pajak
Agar urusan pajak tidak ribet, para streamer perlu memperhatikan beberapa kiat berikut ini.
- Simpan bukti penghasilan dan pengeluaran: Bukti-bukti seperti slip pembayaran dan bukti pengeluaran yang terkait aktivitas streaming penting untuk menghitung pajak.
- Konsultasikan dengan profesional: Jika merasa bingung dengan perhitungan pajak, streamer disarankan untuk berkonsultasi dengan akuntan atau konsultan pajak berpengalaman, atau langsung mendatangi kantor pajak untuk berkonsultasi dengan petugas pajak.
- Gunakan layanan pajak online: Direktorat Jenderal Pajak telah menyediakan layanan pajak online (pajak.go.id) yang memudahkan pelaporan dan pembayaran pajak.
Simpulan
Kedatangan IShowSpeed ke Indonesia tidak hanya menjadi inspirasi bagi streamer lokal, tetapi juga mengingatkan pentingnya memahami kewajiban perpajakan bagi mereka yang ingin menjalani profesi ini dengan serius. Penghasilan dari aktivitas streaming merupakan objek pajak dan perlu dilaporkan dalam SPT Tahunan. Mematuhi peraturan pajak adalah bagian dari menjalani profesi secara profesional dan bertanggung jawab. Dengan patuh terhadap aturan perpajakan, streamer bisa menjalani profesinya dengan tenang dan berkontribusi positif terhadap sistem perpajakan negara.
*) Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.
Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 558 kali dilihat