Geliat Ekonomi Jelang Nataru, Imbas ke Pajak???

Oleh: Dwi Anggardini Sulistiyorini, pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Momentum yang terjadi di bulan Desember 2023 menjadi agak berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Momentum Natal dan Tahun Baru akan berpengaruh positif terhadap kegiatan ekonomi di masyarakat. Kebutuhan terhadap barang-barang konsumsi dipastikan akan meningkat lebih dari biasanya. Belum lagi dengan telah dicabutnya kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat terkait dengan penyebaran Covid-19, dengan tidak ada lagi pembatasan terhadap pertemuan dan pergerakan. Pembatasan mobilitas telah dicabut, kegiatan di ruang publik juga sudah tidak dibatasi.
Pencabutan peraturan larangan keramaian akibat dampak Covid-19, akan berimbas positif tehadap izin keramaian. Pesta pergantian tahun juga akan menambah pengaruh positif terhadap pergerakan ekonomi di masyarakat. Semua sektor bergerak. Supply dan demand kebutuhan masyarakat akan terus memacu perekonomian lokal dan nasional. Mulai dari permintaan barang kebutuhan pokok, produk makanan dan minuman, produk hiasan Natal serta produk jasa untuk kegiatan keramaian menjelang tahun baru akan menambah kecepatan perputaran ekonomi masyarakat.
Akhir tahun 2023 menjadi agak berbeda, lantaran adanya persiapan kegiatan pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan kepala daerah (pilkada) serta persiapan pilihan anggota legislatif yang gerakannya sudah mulai terlihat diberbagai tempat. Sedikit-banyak peristiwa tersebut telah mempengaruhi pergerakan ekonomi masyarakat. Permintaan pesanan atribut-atribut partai dari kaus, merchandise ataupun produk kebutuhan rumah tangga yang biasa digunakan untuk tambahan kegiatan partai yaitu bantuan sembako dan pasar murah turut mengerek pergerakan kegiatan ekonomi.
Geliat ekonomi sudah mulai terlihat mendekati akhir bulan Desember ini. Pertokoan sudah terlihat lebih ramai dari biasanya, atribut perayaan Natal dan tahun baru sudah mulai terpasang di berbagai tempat. Sudah tentu dapat dipastikan, tempat-tempat moda transportasi di akhir tahun juga akan dibanjiri oleh banyak sekali orang. Akan kita lihat stasiun, terminal, dan bandar udara dipenuhi dengan masyarakat yang melakukan perjalanan baik untuk berkumpul dengan keluarga, rekreasi ataupun untuk urusan lainnya. Mobilisasi masyarakat pasti juga akan terlihat lebih banyak di akhir tahun.
Saat ini, penulis bekerja di kota Manado, yang merupakan daerah dengan mayoritas masyarakatnya merayakan Natal dan tahun baru, karena mayoritas penduduknya beragama Kristen Protestan dan Katolik. Oleh karena itu, momentum Natal dan tahun baru sudah terasa sejak sebelum memasuki bulan Desember. Dari segi ekonomi, momentum Natal dan tahun baru sangat berkorelasi positif terhadap peningkatan denyut dan geliat kegiatan perekonomian. Perdagangan barang-barang konsumsi mendominasi transaksi ekonomi jelang Natal dan tahun baru. Perekonomian daerah akan terdongkrak dengan adanya momentum ini. Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), baik untuk pengusaha hiasan Natal, pengusaha makanan dan minuman, maupun pengusaha antaran untuk Natal, mulai menunjukkan kemajuan atau peningkatan dalam hal omzet usaha.
Pengunjung mal juga mulai terlihat lebih banyak dari bulan-bulan sebelumnya, kebutuhan akan pakaian juga mendominasi dalam perayaan Natal dan tahun baru. Momentum ini sangat memberikan angin segar terhadap pelaku usaha barang-barang konsumsi. Perayaan hari besar keagamaan ini mendorong perputaran roda ekonomi menjadi lebih cepat daripada bulan-bulan sebelumnya. Lonjakan permintaan barang-barang konsumsi menimbulkan dampak naiknya harga komoditas tersebut. Hal ini terkait permintaan barang yang meningkat sehingga berlaku hukum pasar bahwa adanya demand yang tinggi akan mempengaruhi kenaikan harga barang. Yang perlu dijaga dari momentum tersebut adalah adanya inflasi. Harga barang melonjak tinggi, tentu dapat membuat kemampuan beli dari masyarakat menurun, dan juga nilai uang terjun. Hal ini lantaran demand yang terlalu tinggi dibandingkan dengan ketersediaan barang konsumsi. Inflasi yang terjadi terus-menerus akan membahayakan keadaan ekonomi suatu negara.
Aspek Perpajakan
Terkait dengan perpajakan, seharusnya pelaku usaha terutama pedagang serta produsen barang konsumsi menjelang perayaan hari besar, baik Natal, tahun baru maupun Idulfitri akan melaporkan omzet mereka lebih tinggi dari bulan-bulan lainnya. Kendati demikian, tidak tertutup kemungkinan terdapat beberapa pengusaha yang mengalami anomali atas momentum ini. Seharusnya dengan omset yang meningkat maka akan berkorelasi positif terhadap penyetoran pajak penghasilan (PPh). Begitu juga dengan banyaknya pembelian barang-barang konsumsi. Seharusnya hal ini berkorelasi positif juga terhadap penyetoran Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Momentum hari besar keagamaan sangat membantu mendongkrak perekonomian, baik lokal maupun nasional.
Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) dengan benar, lengkap, dan jelas sangat diharapkan. Karena adanya sistem self assessment yang mana wajib pajak diberikan kebebasan dalam menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri urusan pajaknya sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan, maka kejujuran wajib pajak dalam melaporkan SPT memegang peranan penting. Korelasi positif antara peningkatan kegiatan ekonomi di masyarakat dengan peningkatan omzet usaha dan peningkatan pembayaran pajak akan terjadi apabila wajib pajak jujur dalam melaporkan omset usahanya, menghitung serta menyetorkan pajaknya. Marijo torang lapor pajak dengan benar dan jujur!
*) Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.
Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 101 kali dilihat