Demi Kesadaran Pajak, Universitas Trisakti Adakan Kunjungan ke Ditjen Pajak

“Pak, tempat dilaksanakannya kunjungan mahasiswa di mana?” tanya sekelompok mahasiswa berjaket biru-biru.
Jam belum menunjukkan waktu efektif bekerja, tetapi serombongan mahasiswa sudah berbondong-bondong menuju lantai 16 Gedung Mari’e Muhammad untuk melakukan agenda kunjungan ke Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) di Jakarta (Senin, 2/4).
Mereka terlihat kebingungan, ternyata tidak ada satu pun acara terkait kunjungan mereka ke Kantor Pusat Ditjen Pajak diadakan di lantai 16. Usut punya usut ternyata mereka salah tempat. Sedianya acara akan diselenggarakan di aula 2 lantai 3 dan bukan di lantai 16 gedung jangkung itu.
Selain kesalahan tersebut, kesalahan yang kedua adalah acara sebenarnya diadakan pada pukul 9.00 pagi sedangkan mereka datang di jam 7.30. Ternyata memang semangat adik-adik para Mahasiswa berjaket biru ini sangatlah patut diacungi jempol untuk datang jauh lebih awal dari waktu yang seharusnya.
Lantai 16 adalah kantor Subdirektorat Penyuluhan Perpajakan, Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat (P2Humas). Subdirektorat inilah yang bertugas untuk mewakili Ditjen Pajak menerima kunjungan mahasiwa semacam ini.
Pada 2017 saja, terdapat sebanyak 49 kali kunjungan para pelajar dan mahasiwa ke Kantor Pusat Ditjen Pajak. Mereka datang untuk mengetahui situasi dan kondisi kerja sekaligus belajar perpajakan langsung dari sumbernya.
Akhirnya jam menunjukkan pukul 9.00 pagi dan Aula 2 Gedung Mar’ie Muhammad Kantor Pusat Ditjen Pajak sudah riuh para mahasiswa berjaket biru ini untuk mengikuti rangkaian acara demi acara.
Aula yang sedianya hanya disediakan bagi 110 orang, seketika berubah menjadi penuh sesak karena ternyata jumlah mahasiswa yang datang melebihi daripada yang diperkirakan.
Beberapa mahasiswa pun dengan penuh inisiatif mengambil beberapa kursi tambahan dari ruangan sebelah demi mendengarkan paparan yang telah disiapkan oleh Tim Direktorat P2humas.
Dalam sambutannya mewakili Ditjen Pajak Kepala Seksi Bimbingan Tenaga Penyuluh Robby Tampubolon menekankan pentingnya posisi perpajakan dalam membangun suatu negara. Ia mencoba menggali kritik dan saran dari mahasiswa demi peningkatan kepatuhan perpajakan.
Sedangkan sambutan dari pihak Universitas Trisakti diwakili oleh Dosen Pembimbing Eka Pujianthi. Eka mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya atas sambutan dan kesiapan Ditjen Pajak untuk berbagi pengetahuan dan berdiskusi seputar perpajakan kepada para mahasiswa.
Selepas sambutan, pelaksana dari Direktorat P2Humas Fauzan Zalasyani memberikan paparannya. Dalam paparannya, Fauzan menyebutkan bahwa kunjungan mahasiswa ke Kantor Pusat Ditjen Pajak ini didesain untuk meningkatkan pemahaman perpajakan dan juga menanamkan peran penting perpajakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Juga untuk mengetahui langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Ditjen Pajak dalam usaha memaksimalkan kepatuhan dan penerimaan perpajakan Indonesia.
Dalam acara ini, melihat animo peserta yang cukup tinggi untuk menjadi pegawai Ditjen Pajak, diberikan pula materi mengenai persyaratan untuk menjadi Aparatur Sipil Negara Ditjen Pajak.
Sekalipun isi materi yang dibawakan terasa serius, akan tetapi konsep besar acara ini dibuat untuk menciptakan kondisi semenyenangkan mungkin dan memancing keaktifan peserta untuk berpartisipasi baik dalam hal mengajukan pertanyaan ataupun berpendapat dalam materi perpajakan yang dibawakan.
Berbagai macam permainan sering dilontarkan oleh pembawa materi untuk menyegarkan suasana seperti kuis-kuis seputar perpajakan, permainan berkelompok, mengepos media sosial, dan yang lainnya.
Selepas sesi paparan materi, dibukalah sesi diskusi dan tanya jawab bersama. Keaktifan peserta sangat terlihat dalam sesi ini karena memang materi yang diberikan sesuai dengan jurusan yang didalami oleh para mahasiswa di kampus, yakni jurusan perpajakan.
Di akhir acara Robby berharap, “Masing-masing peserta mampu meningkatkan kesadaran perpajakannya dan menjadi agen perpajakan di lingkungannya masing-masing.” Harapan lainnya, menurut Robby, ketika mereka berpindah statusnya dari calon wajib pajak menjadi wajib pajak terdaftar, para peserta mampu melaksanakan kewajiban perpajakannya secara baik dan benar. (san)(rz)
- 384 kali dilihat