
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jawa Tengah II ikut serta memperingati Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) dengan mengadakan gelar wicara secara hybrid di Aula Kanwil DJP Jawa Tengah II, Surakarta (Kamis, 9/12). Pelaksanaan kegiatan ini bertepatan dengan jatuhnya peringatan Hakordia.
Pada kesempatan kali ini, dihadirkan narasumber yang mewakili berbagai kalangan stakeholder DJP. Pertama, Sosiawan "Leak" Budi Sulistyo yang merupakan seorang budayawan pegiat antikorupsi. Lalu turut hadir Aipda Herman Hadi Basuki atau yang biasa dikenal dengan Pak Bhabin mewakili dari ASN/TNI/Polri sekaligus seorang Youtuber. Terakhir, hadir pula Astrid Widayani yang merupakan seorang akademisi sekaligus pengusaha. Tema yang diambil pada peringatan kali ini adalah "Pulihkan Negeri Saat Pandemi, Perkuat Pajak Tanpa Korupsi". Sedangkan para peserta adalah segenap pegawai Kanwil DJP Jawa Tengah II serta masyarakat yang menyaksikan secara langsung via kanal Youtube Kanwil DJP Jawa Tengah II.
Gelar wicara dimulai dengan sambutan dari Kepala Kanwil DJP Jawa Tengah II Slamet Sutantyo. Ia menyampaikan pesan kepada seluruh peserta yang mengikuti acara bahwa DJP selalu mendukung pemberantasan korupsi dan pencegahannya. "Oleh karena itu, acara seperti ini diharapkan dapat memperkuat integritas para pegawai serta memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa korupsi adalah musuh bersama yang harus dilawan bersama pula," ungkap Slamet.
Setelah itu, para narasumber bergantian menyampaikan pendapat mengenai korupsi, antikorupsi serta harapan kepada DJP. Sesi ini dimoderatori oleh Okfied Sosendar, seorang presenter TV yang juga seorang wajib pajak. Pendapat dimulai dari Sosiawan yang menjelaskan definisi korupsi serta pandangannya terhadap korupsi. "Korupsi ini berasal dari bahasa Latin, comporere artinya busuk," ungkap pria yang biasa disapa Leak. "Celaka betul si Kabil, ia korupsi iman, ia mengorbankan hasil korban yang buruk, sehingga tidak diterima oleh Tuhan, itu sejarah korupsi pertama di dunia," lanjutnya.
Selanjutnya, giliran Astrid Widayani yang menyampaikan pandangan seputar antikorupsi. "Kalau dilihat dari pendidikan itu simple, bahwa ada pendidikan antikorupsi, tapi disini ini yang susah praktiknya ya," jelas Astrid. "Korupsi ini kebalikan dari compliance atau ketaatan. Jadi korupsi ini bisa dikatakan dalah ketidaktaatan yang berdampak negatif," pungkas Astrid.
Berbeda dengan dua narasumber sebelumnya, Aipda Herman mendefinisikan korupsi dengan guyonan ala Pak Bhabin yang biasa ia bawakan. "Korupsi itu adalah KO yaitu korbannya masyarakat luas, RUP yaitu Rupiah biasanya menjadi incarannya, dan SI yaitu si pelakunya biasanya penyelenggara negara dan penyelenggara pemerintahan," ungkapnya. Para peserta pun bertepuk tangan riuh menyambut argumentasinya.
Acara ditutup dengan pembacaan puisi berjudul Phobia oleh Sosiawan Leak. Kanwil DJP Jawa Tengah II berharap dengan adanya acara ini, citra DJP yang antikorupsi dan mendukung pemberantasannya akan lebih meningkat serta menambah profesionalisme kinerja DJP.
- 47 views