Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega bekerja sama dengan Kampus UMKM Shopee Ekspor menggelar Business Development Service (BDS)  dengan peserta  pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Tebu Hotel, Kota Bandung, (Rabu,3/11).

Kepala KPP Pratama Bandung Tegallega Djunet Santoso menyampaikan bahwa kontribusi UMKM sangat besar terhadap perekonomian Indonesia sehingga perlu mendapat perhatian serius.

“Kegiatan BDS yang mengusung tema “Go Digital, Solusi UMKM Maju di Tengah Pandemi” ini diharapkan dapat membantu para peserta UMKM menjangkau pasar yang lebih luas baik di dalam maupun luar negeri,” tutur Djunet.

“Kami mengharapkan UMKM dapat mengikuti progam Shopee ekspor ini. Targetnya, 100.000 UMKM di Jawa Barat dapat melakukan ekspor di tahun 2022,” ujar Randy Febrian Djuhari, Business Development Lead Kampus Shopee Ekspor Bandung, saat menyampaikan materi pada peserta.

“Program Ekspor Shopee memungkinkan pelaku UMKM untuk menjual produk ke pembeli di luar negeri diantaranya Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, Filipina, dan Taiwan,” lanjutnya.

Narasumber lain Kishan Khrisnandia memberikan berbagai tips bagi para pelaku UMKM dalam mengunggah dan memasarkan produknya agar menarik pembeli. Ia juga mengajak para pelaku UMKM untuk konsisten dan berkomitmen untuk berkembang bersama-sama melalui Kampus UMKM Shopee Ekspor Bandung.

Di penghujung acara, Fungsional Penyuluh KPP Pratama Bandung Tegallega Pratikno menjelaskan kewajiban perpajakan para pelaku UMKM. Ia menyampaikan bahwa pelaku UMKM dapat memilih menggunakan tarif PPh final 0,5% Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 bagi pelaku UMKM dengan omzet tidak lebih dari Rp4,8 miliar setahun.

Selain itu, wajib pajak dapat memanfaatkan insentif PPh Final ditanggung pemerintah (DTP) dengan melaporkan realisasi PPh final DTP tersebut.