Oleh: Ahmad Dahlan, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak

Atap yang terbuat dari seng itu dilapisi dengan kain gorden. Sisi-sisinya yang semula terbuka, pun dipasang kain gorden, yang didominasi oleh warna biru dan kuning. Terhampar pada alasnya, karpet tebal warna wani. Di beberapa sudut ruang terpasang alat pendingin udara. Maka jadilah tempat parkir sepeda  motor itu menjadi seperti gedung yang megah, sekaligus nyaman. Di situlah acara buka bersama digelar.

Acara yang bertajuk “ICV Pembinaan dan Penguatan Integritas Pegawai” itu merupakan kolaborasi antara KPP PMA 5 dan KPP PMA 6. Maklum saja, dua KPP penyumbang penerimaan negara masing-masing di atas 10 triliun itu tidak mempunyai ruang aula yang memadai. Maka acara digelar di luar gedung. Namun demikian, para tamu yang hadir tampak sangat menikmati. Menambah semaraknya suasana, hadir bintang tamu, Alsa, salah seorang peserta Asia’s Got Talent dan Kang Daan Aria, mantan personil P-Projeck. Tiga pembawa acara yang merupakan pegawai dari KPP PMA 5 dan KPP PMA 6 pun cukup membikin suasana segar dengan banyolan-banyolannya.

ICV sekaligus buka bersama kali ini mengusung tema “Semangat Ramadan, Tingkatkan Ketakwaan Gapai Kesempurnaan”. Dalam sambutannya, Kepala KPP PMA 6 menyampaikan bahwa kesempurnaan yang merupakan salah satu corporate value di DJP ini diharapkan akan dapat diraih melalui Ramadan ini dengan mendapatkan ketakwaan sebagai buah atau hasil dari puasa. Beliau juga menyampaikan optimismenya bahwa beberapa hari ke depan KPP PMA 6 akan mencapai pertumbuhan penerimaan pajak yang positif.

Bulan Ramadan adalah bulan penuh kebaikan. Maka dalam acara yang berlangsung tanggal 30 Mei 2018 itu, mengundang lima puluh anak yatim yang bernaung di bawah Yayasan Al-Istiqomah dari Rawajati untuk diberikan santunan. Bapak Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus, Bapak Muhammad Haniv, berkenan memberikan santunan secara simbolis kepada lima anak laki-laki dan lima anak perempuan di atas panggung.

Acara dilanjutkan dengan penguatan integritas kepada para pegawai yang disampaikan oleh Kepala Kanwil. Dalam ceramahnya, Bapak Haniv berpesan bahwa Bulan Ramadan merupakan bulan yang seluruh kebaikan-kabikan kita dilipatgandakan pahalanya. Artinya, beliau melanjutkan, di bulan ini kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan ibadah, maka seharusnya di Bulan Ramadan produktivitas para pegawai naik dan lebih kreatif karena orang yang berpuasa bisa lebih konsentrasi dalam bekerja. Beliau mengajak para pegawai untuk meningkatkan produktivitas selama Bulan Ramadan. Jika kita berhasil meningkatkan produktivitas selama Bulan Ramadan, maka Insya Allah setelah puasa kita akan terbiasa meningkatkan produktivitas lebih baik lagi dibanding Bulan Ramadan.

Selanjutnya adalah acara inti, yakni Tausyiah Ramadhan yang disampaikan oleh “Ustadz” Daan Aria. Tausyiah dibuka dengan berseloroh, bahwa beliau agak canggung karena biasanya dinasehati oleh pegawai pajak, sekarang beliau yang menasehati  pegawai pajak. “Pak Daan, SPT-nya jangan sampai terlambat. Tolong setoran pajaknya ditingkatkan lagi!” begitu beliau menirukan ucapan AR, yang diiringi tawa semua yang yang hadir. Beliau juga menyebutkan dengan detil KLU dan NPWP beliau. “Di KLU, saya sebagai pekerja seni, tapi kini telah hijrah meninggalkan dunia hitam,” lanjut beliau sambil membuka kopiahnya memperlihatkan kepalanya yang sudah tidak ada rambut hitamnya.

Sebagai penutup tausyiahnya, penceramah yang tidak mau dipanggil ustadz (“Panggil saja saya kyai”, kata beliau berseloroh) itu, menyampikan, menyambung dari apa yang disampaikna Pak Haniv bahwa Bulan Ramadan adalah bulan yang produktif. Banyak peristiwa-peristiwa besar sejarah dunia terjadi pada Bulan Ramadan. Beliau mencontohkan, dalam perang Badar yang terjadi Bulan Ramadan, Rasulullah bersama 313 pasukannya mampu mengalahkan lawannya yang berjumlah 1000 pasukan. Proklamasi kemerdeaan kita terjadi pada tanggal 9 Ramadan, Sholahuddin Al-Ayyubi berhasil merebut kembali Palestina juga terjadi pada Bulan Ramadan. Dan banyak peristiwa-peristiwa yang luar biasa yang menunjukkan bahwa Bulan Ramadan adalah bulan yang produktif.

Analisnya, mengapa Bulan Ramadan menjadi bulan yang produktif, kata Kang Daan, pada Bulan Ramadan banyak kegiatan yang sifatnya ruhiah, yang melibatkan spirit kita, melibatkan hati kita seperti ngaji sholat tarawih saum, dan lain-lain, sehingga fisik atau jasad kita bekerja lebih terarah. Lebih terarah di sini maksudnya, selama puasa tidak akan mengerjakan pekerjaan yang sia-sia, tapi mengerjakan pekerjaan yang bermanfaat, karena itu bisa lebih fokus dalam bekerja. Alasan yang kedua, beliau melanjutkan, bahwa bulan puasa adalah bulan amal sholeh dan bulan ibadah. Bekerja adalah ibadah, sehingga dengan kesadaran itu kita semakin menggiatkan pekerjaan kita sehingga semakin produktif. Alasan yang terakhir menurut beliau adalah bahwa doa-doa kita selama Bulan Ramadan itu dikabulkan, maka target penerimaan pajak kita diharapkan akan tercapai.

Para fungsional KPP PMA 5 dan KPP PMA 6 telah membuktikan bahwa Bulan Ramadan adalah bulan yang produktif, yaitu dengan banyaknya pemeriksaan yang selesai pada bulan ini, karena banyak pemeriksaan SPT LB PPh Badan yang jatuh tempo pada bulan Juni.

Acara dalam “gedung megah” itu ditutup dengan berbuka bersama dengan yang manis, yaitu dengan Ayu, pegawai Seksi Pelayanan KPP PMA 6 yang mengiringi dengan lagu Surat Cinta untuk Starla.(*)

*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi penulis bekerja.