*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi di mana penulis bekerja.
Menjemput Waktu di Pulau Terbaik Dunia Sumba
Oleh: Devid Marthin, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-1531/PJ.01/UP.53/2011 tanggal 02 November 2011, membawa langkah kakiku ke Waingapu, di Kabupaten Sumba Timur, Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Memulai tugas saat itu di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Waingapu. KPP Pratama Waingapu dengan wilayah kerjanya meliputi wilayah Pulau Sumba yang terdiri dari Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Sumba Barat, dan Kabupaten Sumba Barat Daya.
Buat setiap pria bujangan yang mengaku dirinya sebagai putra asli NTT, maka mendengar kata Pulau Sumba, maka identifikasi “Pulau Sumba” adalah pulau bidadari. Karena menurut banyak fakta, contoh nyata adalah yang lagi terkenal di Indonesia Idol 2018 saat ini Marion Jola adalah asli putri Sumba dengan nama lengkapnya Marion Rambu Jola Pedi. Definisi kecantikan wanita Sumba, tinggal melihat Marion Jola. Dan, konon katanya dahulu itu jika ingin melamar wanita Sumba apalagi wanita yang namanya ada kata "Rambu", maka butuh lebih dari sekadar cinta. Karena di NTT, Mahar atau mas kawin atau istilah orang NTT "Belis" untuk wanita Sumba itu terkenal paling mahal sejagat. Puluhan bahkan ratusan Kuda dan Kerbau adalah harga yang harus dibayar ketika melamar wanita Sumba. Tetapi melihat Marion Jola, saya yakin belis itu sepadan. Buat saya defisini kecantikan Sumba bisa dilihat dari kain tenunnya. Sumba, sebagai salah satu pulau di Nusa Tenggara Timur, tidak hanya kaya akan pesona keindahan alamnya, tapi juga hasil budayanya, salah satunya tenun Sumba. Kain Pahikung dan kain-kain tenun lainnya konon katanya merupakan kain tenun termahal di kolong langit ini.
Sebuah situs online www.dawainusa.com menuliskan bahwa ada sebuah artikel berjudul “Sumba gehrt zu den 33 schonsten Inseln der Welt” (Focus 17. February 2018, Seite 116) memiliki arti, "Sumba, Bukan Nama Sebuah Tarian, tapi Sebuah Mimpi" menuliskan tentang keindahan pulau ini. Bahkan majalah internasional dengan oplah penjualan mencapai 5 juta buah yang disebarkan ke berbagai negara itu memilih Sumba sebagai pulau terbaik dunia. Untuk saya pribadi, ketika bertugas di Sumba, keindahan alam di mulai dengan ribuan stepa dan sabana, indahnya bibir pantai sumba seperti mencium bibir istri. Untuk para traveler, membaca kata “Nihiwatu-Sumba” maka kita akan sepakat bahwa merupakan hotel dengan pemandangan dan tempat yang terbaik di dunia. Hotel Nihiwatu terpilih menjadi hotel terbaik di dunia tahun 2016 dan 2017 oleh majalah wisata Amerika Serikat, Travel+Leisure. Nihiwatu yang terletak di pulau Sumba itu didaulat sebagai hotel terbaik nomor 1 dari ajang World’s Best Travel Awards 2016.
Selain rambu, kain tenun, pemandangan indah Stepa Sabana, pantai, dan Nihiwatu, ada dua hal indah di Sumba yang layak kita sebut terbaik di dunia. Danau Weekuri, sebuah danau yang merupakan sebuah danau dengan air asin yang memiliki bentuk bak kolam raksasa yang sangat indah dan mengagumkan. Danau Weekuri terletak di Desa Kalenarongo, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya. Semua yang pernah ke danau ini pasti sepakat jika airnya itu membuat kita merasa seperti lagi berkaca karena sangat jernih, keyahinan saya adalah ketika anda menyempatkan diri ke danau ini, tanpa basa basi begitu melihat jernihnya air danau langsung menceburkan diri. Kemudian ada Pasola yang merupakan atraksi perang tradisional melempar lembing dari atas punggung kuda. Menurut beberapa literature tentang Pasola, Pasola adalah upacara ritual Marapu yang diselenggarakan oleh orang Sumba bagian barat untuk merayakan musim tanam padi. Pasola merupakan bentuk ritual untuk menghormati Marapu, mohon pengampunan, kemakmuran dan untuk hasil panen yang melimpah. Upacara ini biasanya diselenggarakan dalam bulan Pebruari di daerah Lamboya dan Kodi, dan pada bulan Maret di daerah Gaura dan Wanukaka. Dan Pasola ini juga dinobatkan sebagai Runner-Up kategori atraksi budaya terpopuler. Anugerah bergengsi tersebut diberikan oleh majalah wisata Travel+Leisure.
Dengan keindahan kelas dunia di Sumba, saya hanya bisa menikmatinya medio 2 November 2011 sampai 28 Maret 2014, bahkan saya tidak bisa berjodoh dengan salah satu "Rambu Cantik" di Sumba dalam medio penugasan di sana. Karena Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-72/PJ.01/UP.53/2014 mengharuskanku melangkahkan kaki ke Halmahera Utara di Provinsi Maluku Utara ke KPP Pratama Tobelo. Maluku Utara yang tidak kalah indahnya dengan Sumba. Betapa bangganya bisa bertugas di tempat-tempat indah di Indonesia. Terima kasih Direktorat Jenderal Pajak.(*)
- 836 views