Perayaan Nyepi dan Idulfitri: Perkuat Toleransi untuk Kontribusi terhadap Penerimaan Pajak

Oleh: Gede Witaya, pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Indonesia sebagai negara dengan keragaman agama dan budaya yang luar biasa, kembali menunjukkan kekuatannya dalam hal toleransi antarumat beragama. Tahun 2025 menjadi momentum yang menarik, karena dua hari besar keagamaan, yaitu Hari Suci Nyepi umat Hindu dan Idulfitri umat Islam, jatuh dalam waktu yang berdekatan. Kondisi ini bukan hanya menjadi pengingat akan pentingnya saling menghargai perbedaan, tetapi juga menjadi refleksi bersama atas peran seluruh warga negara dalam mendukung pembangunan nasional, termasuk melalui kontribusi terhadap penerimaan pajak.
Perayaan Hari Suci Nyepi di Bali, dengan tradisinya yang khas seperti Catur Brata Penyepian, menciptakan suasana sunyi, damai, dan penuh kontemplasi. Di sisi lain, semarak Idulfitri identik dengan silaturahmi, saling memaafkan, dan berbagi kebahagiaan. Meskipun berbeda secara praktik, keduanya memiliki pesan spiritual yang sama: perenungan diri dan pembaruan semangat hidup.
Dalam suasana ini, toleransi masyarakat terlihat nyata. Aktivitas masyarakat menyesuaikan dengan semangat saling menghargai. Di daerah seperti Bali, umat Muslim yang merayakan Idulfitri dengan khidmat tetap menghormati pelaksanaan Nyepi. Begitu pun sebaliknya, umat Hindu turut memberi ruang bagi saudara Muslim untuk merayakan Lebaran.
Toleransi bukan hanya soal sikap sosial, tetapi juga tercermin dalam partisipasi aktif warga negara dalam pembangunan, salah satunya melalui pembayaran pajak. Seluruh perayaan keagamaan, baik itu Nyepi maupun Idulfitri, tidak lepas dari dukungan fiskal negara. Infrastruktur, pelayanan publik, subsidi bahan pokok, hingga pengamanan saat mudik Lebaran dan pengaturan lalu lintas menjelang Nyepi, semuanya membutuhkan pembiayaan dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), yang salah satu sumber utamanya adalah pajak.
Insentif pajak pun digelontorkan melalui skema pajak pertambahan nilai ditanggung negara (PPN DTP) untuk tiket pesawat kelas ekonomi selama periode mudik dan arus balik. Hal ini demi menjamin daya beli masyarakat untuk tetap melangsungkan ritual unik saat Lebaran. Jutaan manusia bermobilisasi untuk pulang, kembali ke kampung halaman menemui keluarga besar dan handai taulan. Kembali ke asal. Pulang. Adalah kata yang magis yang mampu menggerakkan manusia rela menempuh ratusan kilometer jarak yang terbentang.
Penerimaan pajak menjadi tulang punggung pembangunan nasional, termasuk mendukung keberlangsungan kerukunan dan kegiatan keagamaan. Tanpa pajak, sangat sulit bagi negara untuk menghadirkan layanan publik yang merata dan inklusif untuk seluruh umat beragama.
Perayaan hari besar keagamaan menjadi waktu yang tepat untuk menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya gotong royong dalam bentuk kepatuhan pajak. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) juga terus mengingatkan wajib pajak untuk melaporkan surat pemberitahuan (SPT) Tahunan secara tepat waktu, yang jatuh pada bulan Maret untuk orang pribadi dan April untuk badan.
Di tengah suasana saling memaafkan dan mempererat silaturahmi, semangat untuk menjadi warga negara yang baik dan taat pajak menjadi bentuk ibadah sosial yang nyata. Karena dengan membayar pajak, kita sedang membantu membangun sekolah, rumah sakit, jalan, serta mendukung keberlangsungan kehidupan berbangsa yang damai dan toleran.
Perayaan Nyepi dan Idulfitri adalah momen yang berbeda namun saling melengkapi. Keduanya mengajarkan nilai introspeksi dan kebersamaan. Dalam semangat toleransi tersebut, mari kita jadikan momen ini sebagai pengingat bahwa kontribusi kita melalui pajak adalah bentuk cinta terhadap bangsa, dan menjadi fondasi kuat bagi Indonesia yang adil, makmur, serta menjunjung tinggi keberagaman.
Mari kita rawat bersama keindahan keberagaman ini. Ada peran pajak di dalamnya. Karena dengan pajak, semua dapat manfaatnya.
*) Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.
Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 11 views