Bandung, 28 Oktober 2025 – Kementerian Keuangan mencatat kinerja positif pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di wilayah Jawa Barat hingga 30 September 2025. Pendapatan negara terealisasi sebesar Rp102,51 triliun atau 66,57 persen dari target Rp153,99 triliun, tumbuh 5,62 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh penerimaan perpajakan yang meningkat 5,30 persen serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang tumbuh 11,00 persen.
Realisasi penerimaan pajak mencapai Rp74,45 triliun dan PPN serta PPnBM sedikit terkontraksi 1,35 persen seiring peningkatan restitusi pada PPN Dalam Negeri. Di sisi kepabeanan dan cukai, realisasi tercatat Rp22,03 triliun dan tumbuh 4,01 persen.
Pada sisi belanja, realisasi hingga 30 September 2025 sebesar Rp87,04 triliun atau 71,73 persen dari pagu sebesar Rp121,34 triliun, mencatat perlambatan 6,96 persen secara tahunan. Transfer ke Daerah terealisasi Rp59,89 triliun atau 78,20 persen dan tumbuh 2,21 persen. Secara keseluruhan, kinerja APBN di Jawa Barat mencatatkan surplus regional sebesar Rp15,47 triliun.
Dari sisi makro, perekonomian Jawa Barat pada triwulan II 2025 tumbuh 5,23 persen (y-on-y), dengan tingkat inflasi September 2025 sebesar 2,19 persen dan neraca perdagangan Agustus 2025 surplus USD 2,43 miliar. Program prioritas pemerintah terus berjalan, antara lain Program Makan Bergizi Gratis di 27 Kabupaten/Kota yang menjangkau 8 juta penerima manfaat, FLPP dengan realisasi Rp5,52 triliun untuk 44.093 unit, KDKMP secara kelembagaan terbentuk sebanyak 5.969 unit dengan modal kelola sebesar Rp32,38 miliar, belanja program sekolah rakyat sebesar Rp25,25 miliar, revitalisasi sekolah sebesar Rp11,31 miliar, program sekolah program unggulan Garuda (SMA Cahaya Rancamaya Bogor) dengan realisasi belanja Rp59,31 miliar, belanja tematik ketahanan pangan sebesar Rp1,83 triliun program ketahanan energi untuk 5.996 pembangkit listrik,serta penyaluran KUR Rp20,93 triliun kepada 385 ribu debitur dan UMi Rp1,20 triliun kepada 247 ribu debitur.
Kinerja penerimaan perpajakan di wilayah Jawa Barat turut didukung oleh capaian Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat III. Hingga 30 September 2025, realisasi penerimaan neto Kanwil DJP Jawa Barat III sebesar Rp19,16 triliun atau 59,5 persen dari target, dengan pertumbuhan 4,3 persen (setelah memperhitungkan dampak implementasi CTAS). Realisasi restitusi tercatat Rp1,94 triliun dan turun 6,4 persen secara tahunan.
Dari sisi jenis pajak, tercatat jenis pajak yang mengalami pertumbuhan positif antara lain yaitu PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi (34,21 persen y-on-y), PPh Pasal 22 (12,4 persen y-on-y), PPh Pasal 25/29 Badan (10,5 persen y-on-y), PPh Final (3,85 persen y-on-y), dan PPh Pasal 22 Impor (0,46 persen y-on-y). Secara sektoral, mayoritas sektor utama menunjukkan pertumbuhan, antara lain Industri Pengolahan (10,33 persen y-on-y), Konstruksi dan Real Estat (0,78 persen y-on-y), serta Administrasi Pemerintahan (4,79 persen y-on-y).
APBN menjadi instrument kebijakan fiskal yang mendukung pencapaian program prioritas Asta Cita di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, ketahanan pangan serta pemberdayaan ekonomi rakyat. Kinerja APBN Jawa Barat yang solid hingga akhir triwulan III akan terus dioptimalkan untuk mendukung program prioritas nasional dan menjadi katalis pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Jawa Barat.
- 28 kali dilihat