Banda Aceh, 25 Maret 2024 – Asset & Liabilities Committee (ALCo) Regional Aceh melaporkan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Regional Aceh selama Februari 2024. Per 29 Februari 2024, belanja negara mencapai Rp6,02 triliun (12,37% dari target) dan pendapatan Rp877,96 M (13,52% dari target).

Nilai belanja tersebut mengalami ekspansi 30,47% secara yoy. Belanja Pemerintah Pusat terealisasi Rp1,98 triliun atau mengalami peningkatan 49,57% secara yoy. Sementara itu, realisasi Transfer ke Daerah sebesar Rp4,03 triliun atau meningkat 32,79% secara yoy didorong peningkatan penyaluran DAU, Dana Desa, dan DAK Non Fisik.

Di sisi lain, pendapatan tercatat tumbuh 18,37% secara yoy, didorong oleh penerimaan pajak s.d. 29 Februari 2024 yang mencapai Rp597,64 miliar, terealisasi 9,64% dari target APBN tahun 2024. Penerimaan tersebut ditopang dominan dari pembayaran Wajib Pajak dari sektor-sektor yang terkait belanja APBD dan APBN yaitu oleh Wajib Pajak Instansi Pemerintah, peningkatan setoran PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak badan dan Orang Pribadi. Sementara itu, realisasi penerimaan kepabeanan & cukai tercatat Rp35,72 miliar, terealisasi sebesar 18,81% dari target APBN tahun 2024, yang didorong penerimaan cukai dan bea masuk.

Pada bulan Februari 2024, Aceh mengalami inflasi yoy sebesar 2,33% dan inflasi mtm sebesar 0,71%. Aceh mengalami inflasi secara yoy didorong oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu : kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,62 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,59 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,01 persen. Berdasarkan komoditas, deflasi mtm Aceh didorong oleh komoditas seperti bawang merah, ikan tongkol, bayam, dan ikan cakalang. Sementara itu, komoditas seperti cabai merah, ikan dencis, daging ayam ras, dan minyak goreng tercatat mengalami inflasi terbesar.  

Survei Konsumen Bank Indonesia di Provinsi Aceh mengindikasikan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi masih optimis di awal tahun 2024, meskipun mengalami penurunan menjadi 113,48 dibandingkan indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Desember 2023 yang berada pada level 122,71. IKK terjaga di atas 100, yang bermakna bahwa konsumen masih optimis terhadap kondisi perekonomian saat ini.  

Di dalam pembahasan ALCo tersebut, juga dilihat isu beras di Aceh yang memang mengalami kenaikan harga cukup signifikan sejak Agustus tahun lalu, mengikuti turunnya produksi beras pada 3 bulan sebelumnya. Dalam hal ini, belanja pemerintah pusat dan sinergi dengan belanja daerah penting diarahkan untuk mengatasi kondisi penyebab turunnya produksi akibat musim seperti dengan terus memonitoring pelaksanaan pembangunan bendungan Keureuto dan Rukoh yang tidak selesai tahun lalu yang merupakan proyek strategis nasional, atau pembangunan penyimpanan beras untuk menyimpan stok beras pada saat bulan-bulan surplus.