Palu, 26 Maret 2024 – Penerimaan pajak Provinsi Sulawesi Tengah mengalami pertumbuhan yang baik dibandingkan tahun sebelumnya. Hasil evaluasi tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbandaharaan (Kanwil DJPb) Sulawesi Tengah Yuni Wibawa dalam kegiatan Kitapura APBN: ALCo Provinsi Sulawesi Tengah (26/3). Kegiatan press release ini dilaksanakan di Aula Kanwil DJPB Sulawesi Tengah.
Yuni berujar bahwa kinerja penerimaan pajak Provinsi Sulawesi Tengah mengalami pertumbuhan sebesar 41,45% (yoy) dengan realisasi sebesar Rp510,6 miliar. Realisasi tersebut membuat total penerimaan pajak menjadi sebesar Rp1,657 triliun atau 18,97% dari target penerimaan tahun 2024. Untuk target penerimaan perpajakan Sulawesi Tengah sendiri adalah sebesar Rp8,736 triliun. Walaupun menurun dari bulan sebelumnya, realisasi penerimaan di bulan Februari mampu menambah sebesar 5,85% dari total target penerimaan.
Kontribusi yang berperan besar dalam penerimaan pajak Provinsi Sulawesi Tengah diterima dari Pajak Penghasilan (PPh) Non Migas. Sektor tersebut menyumbang sebesar Rp1,069 miliar atau 64,55% dari total penerimaan dan tumbuh 44,43% dari tahun sebelumnya. Realisasi ini selaras dengan dominasi sektor Industri Pengolahan sebagai sektor unggulan dan potensial dalam perekonomian Sulawesi Tengah. Sektor Industri Pengolahan sendiri menyumbang penerimaan pajak dengan nilai sebesar Rp993,3 miliar (58,15%). Sedangkan pertumbuhan terbesar terjadi di sektor Pengadaan Listrik dan Gas dengan tumbuh mencapai 155,49% (Rp22,8 miliar). Lalu untuk kontribusi penerimaan pajak terbesar kedua disusul oleh Pajak Per Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang menyumbang sebesar Rp576,37 miliar atau 34,78% dari total penerimaan perpajakan.
Capaian yang baik ini, sambung Yuni, melanjutkan tren positif bagi APBN yang terus terjaga sejak periode tahun 2021 s.d. 2024 karena penerimaan pajak di Provinsi Sulawesi Tengah mendorong Pendapatan Negara yang terealisasi sebesar Rp2,0 triliun (17,4% dari Target APBN 2024) dengan pertumbuhan mencapai 37,85% (yoy). Pertumbuhan pendapatan negara didukung oleh aktivitas ekonomi dalam negeri yang semakin meningkat, serta iklim investasi yang terjaga sehingga mendorong kegiatan ekspor-impor serta pungutan bea masuk atas barang/modal kegiatan investasi dan di Sulawesi Tengah.
Pendapatan negara yang telah dikumpulkan diprioritaskan bagi kemakmuran masyarakat, salah satunya melalui Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp2,68 triliun, tumbuh 23,98% (yoy). Penyaluran Dana Desa di Tahun 2024 digunakan untuk Dana BLT penanganan Penduduk Miskin Ekstrim, pembangunan Desa dan Pemberdayaan masyarakat Desa.
Sebagai kesimpulan, Yuni mengatakan bahwa kinerja perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah kembali tumbuh menguat menuju akhir kuartal pertama. Hal ini juga dibuktikan dengan mobilitas masyarakat yang semakin meningkat dan peningkatan kinerja beberapa sektor lapangan usaha lainnya.

- 28 kali dilihat