Jakarta, 25 Maret 2024. Hingga 29 Februari 2024, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Selatan II (Kanwil DJP Jaksel II) mencatat kinerja penerimaan pajak sebesar Rp11,45 triliun atau 15,17% dari target penerimaan tahun 2024 sebesar Rp63,86 triliun.

Angka capaian penerimaan pajak Kanwil DJP Jaksel II tersebut terdiri dari Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp6,18 triliun, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) sebesar Rp5,11 triliun, dan Pajak Lainnya sebesar Rp9,95 miliar.

Di sisi lain, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Regional DKI Jakarta hingga Februari 2024 mencatatkan realisasi pendapatan sebesar Rp249,56 triliun (15,78% dari target), tumbuh positif sebesar 1,26%. Sedangkan realisasi belanja tercatat sebesar Rp184,07 triliun (9,00% dari pagu) dengan pertumbuhan sebesar 25,48% (yoy). Hal tersebut disampaikan oleh Mei Ling, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta, melalui Konferensi Pers Assets Liabilities Committee (ALCo) Regional DKI Jakarta Edisi Maret 2024 (Senin, 25/3).

Mei Ling menyampaikan bahwa kondisi perekonomian di wilayah DKI Jakarta dalam kondisi yang stabil dan baik dengan perkembangan inflasi sebesar 2,12% (yoy). Meskipun lebih tinggi dari bulan sebelumnya, namun masih dalam kondisi yang terkendali. Hal tersebut tercemin dalam Indeks Keyakinan Konsumen di wilayah DKI Jakarta yang mengalami trend peningkatan.

Dalam hal penerimaan pajak, hingga 29 Februari 2024 mencatat realisasi Rp179,85 triliun atau termoderasi sebesar 12,12%. Hal ini didukung oleh penerimaan PPh Non Migas dengan realisasi sebesar Rp98,10 triliun yang mengalami pertumbuhan positif 1,40% (yoy) melalui kontribusi signifikan dari penerimaan PPh Pasal 25 Badan. Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pun mengalami pertumbuhan positif sebesar 633,43% (yoy) yang disebabkan oleh mulai masuknya pembayaran PBB Migas dengan nilai cukup signifikan pada Februari 2024. Sedangkan penerimaan PPN mengalami penurunan 20,69% (yoy) disebabkan adanya penurunan nilai impor dan kegiatan wajib pajak pada sektor pengolahan dan perdagangan.

Untuk kinerja Kepabeanan dan Cukai, sampai dengan akhir Februari 2024, mencatat penerimaan Kepabeanan dan Cukai mencapai Rp2,83 triliun atau 10,21% dari target APBN 2024 dan termoderasi sebesar 17,46%. Berdasarkan rinciannya, penerimaan Bea Masuk termoderasi sebesar 20,61%. Penerimaan Bea Keluar meningkat sangat signifikan sebesar 1.238,12% (yoy) karena dipengaruhi oleh meningkatnya penerbitan Surat Penetapan Kembali Perhitungan Bea Keluar (SPKPBK) yang signifikan.

Sementara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mengalami akselerasi sebesar 59,93% (yoy) dengan realisasi mencapai Rp66,74 triliun. Kinerja capaian PNBP ini ditopang oleh meningkatnya penerimaan Sumber Daya Alam dengan realisasi sebesar Rp34,57 T atau naik 75,26% (yoy).

 

 

#PajakKuatAPBNSehat